3141 : The Dark Momentum [Selesai]

2. Quantum

Aku telah mengunjungi berbagai tempat yang kuinginkan kemarin. Aku mengunjungi sahabat-sahabat seperjuanganku ketika kuliah, menuju tempat makan yang paling sering kukunjungi sebelum memulai proyek yang kujalankan, hingga berjalan santai di depan sekolahku hanya untuk mengenang hari-hari yang pernah kulalui.

Sudah lama sekali tak kuhirup udara segar di sore hari. Tiga tahun ini aku hanya menikmati dinginnya pengatur udara di ruang bawah tanah. Aku berharap aku memiliki lebih banyak waktu untuk berkeliling di dunia luar. Namun, dua puluh empat jam telah kumanfaatkan sebaik mungkin.

Aku kembali ke dalam laboratorium bawah tanah yang tersembunyi. Sebenarnya, laboratorium ini terletak di tengah kota. Namun, karena suasana yang memang dibuat agar tidak menarik perhatian, tak ada seorang pun yang menyadari bahwa terdapat ruangan yang sangat besar di bawah sini. Termasuk orang tuaku.

Untungnya, kegiatan kami ini benar-benar tertutup dari dunia luar selama tiga tahun. Kalau tidak, bisa-bisa ada negara lain yang mengetahui pekerjaan kami dan menduga kami melakukan eksperimen berbahaya untuk menciptakan senjata baru dan memulai perang dunia keempat. Kembali mengulangi kesalahan yang terjadi saat perang dunia ketiga.

Lantai yang menggema seolah menuntunku untuk menuju ruangan itu, ruangan yang berisi kubus besar untuk kukendarai. Aku menyebutnya seperti itu karena memang prinsip bekerjanya kubus itu hampir sama dengan kendaraan bermotor.

Apakah benda itu akan bekerja?

Seluruh rekan kerjaku telah menungguku. Ruangan ini penuh sesak, padahal biasanya hanya berisi tiga orang. Semua orang berkumpul di sini untuk melihat hasilnya. Membuatku gugup akan tatapan mereka yang menaruh harapan padaku untuk memastikan apakah benda ini dapat bekerja dengan baik atau tidak.

Ah iya, aku lupa mengatakan bahwa benda ini sebenarnya memecah energi yang ada dalam tubuh manusia. Membuatnya tak berdaya dan menyusunnya ke dalam partikel-partikel, lalu dengan perhitungan yang tepat melemparkanmu ke tempat yang kau tuju. Kecepatannya harus sesuai atau kejadian buruk akan menimpamu. Jika perhitungannya tak tepat, kemungkinan besar seluruh atom dalam tubuhmu akan terpencar dan berhenti di saat yang tak tepat, menimbulkan ledakan seperti yang terjadi pada bom nuklir. Artinya, perhitungan harus dilakukan seakurat mungkin. Berbeda beberapa nanosekon saja akan menghancurkan segalanya.

Setidaknya, benda ini sudah lebih modern daripada yang dikembangkan oleh Inggris.

Beberapa orang yang tidak terlalu berkepentingan di ruangan ini segera menyalamiku dan keluar dari ruangan. Mereka memilih untuk mengevakuasi dirinya dan melihat pertunjukan dari balik kaca tebal di ruangan samping. Melihat pertunjukan luar biasa yang akan mereka kenang seumur hidup.

Sekali lagi, apakah benda itu akan bekerja?

"Aksa, kau siap?" tanya Panji, memastikan bahwa hatiku memang sudah memiliki tekad yang kuat untuk melakukan hal luar biasa ini.

"Tentu." Aku mengeluarkan suara terbaikku, meyakinkannya bahwa tak akan terjadi apapun pada diriku. Walaupun sebenarnya aku sedikit takut.

Ketika Inggris mengembangkan alat ini, mereka membuat baju yang dirancang khusus. Namun, berbeda dengan kami. Kami merasa baju dengan ukuran tebal malah akan memperlambat pemecahan energi yang menjadi tumpuan utama benda ini. Artinya, kita harus menghitung secara tepat juga segala faktor yang memengaruhi baju itu, kemudian menganggapnya sebagai bagian dari diri manusia untuk melakukan perhitungan yang tepat. Kami tak membuat baju seperti itu, kami membuat baju dengan bahan setipis mungkin, yang dengan perhitungan kami, tak akan terlalu memengaruhi cara kerja alat teleportasi itu.

Aku menanggalkan baju yang kukenakan, tentu saja di ruangan khusus berganti baju. Mana mungkin aku menampakan diriku yang telanjang di depan semua rekanku. Biarpun memang ototku dapat kupamerkan, aku tetap tak mau melakukannya. Aku selalu berolahraga untuk menghilangkan tekanan dalam diriku ketika mengerjakan proyek ini.