15.World of the Damned III

1.4K 294 7
                                    

Ini tidak masuk akal.

Aku memandang keluar jendela, memastikan apa yang dikatakan Aksa42 benar adanya dengan mata kepalaku sendiri. Aku dapat melihat sebuah mobil yang memiliki model mirip dengan milik Aksa42, hanya saja tampak luar mobil itu sedikit lebih lebar. Aku dapat melihat sebuah miniatur bendera dengan tiang yang ditegakan pada bagian atas mobil, beberapa sentimeter terpaut dari kaca depan. Warna merah dan putih yang tidak berkibar itu seolah menunjukan sebuah kepemilikan.

Selain itu, aku dapat melihat dua orang pria kekar, yang juga kembar, berjalan mendekati rumah ini. Keduanya mengenakan pakaian yang sama, kemeja putih terbalut dengan jas hitam. Biarpun keduanya menggunakan kacamata hitam, tapi aku yakin mereka memang dua orang lelaki yang kembar. Perawakan mereka tentu saja tak dapat membohongi mataku.

Namun, benarkah mereka anggota federasi keamanan dunia? Jika memang iya, untuk apa mereka mengunjungi tempat ini?

Apakah ini ada kaitannya dengan penyekapan yang dilakukan para ilmuwan itu padaku?

Ataukah mereka hanya sekadar iseng?

Iseng bagaimana? Di situasi seperti ini, mana mungkin ada orang iseng yang sengaja mengendarai sebuah mobil dengan miniatur bendera yang menghiasi mobilnya, mengenakan jas rapi dan kacamata, serta mendatangi rumah yang kebetulan sedang kukunjungi, padahal di sini ada rumah-rumah lain yang dapat mereka kunjungi. Terlalu kebetulan untuk disebut kebetulan.

Aku menjauhi jendela, membiarkan cahaya menembusnya tanpa terhalangi oleh diriku. Pandanganku kualihkan pada Aksa42 yang juga terlihat kebingungan. Aku yakin, Aksa42 juga sedang kebingungan akan kedatangan mereka yang tiba-tiba.

Kami tak saling bercakap. Namun, gerakan tubuh kami seolah sudah menjadi salah satu alat komunikasi rahasia yang kami gunakan. Aku mengadahkan tangan, membuat Aksa42 menyerahkan pistolnya. Aku tidak yakin apakah aku dapat menggunakannya dengan baik atau tidak. Namun, aku pernah beberapa kali mengikuti kegiatan menembak di unit kegiatan mahasiswa ketika aku mencoba meraih gelar sarjana. Jika cara menggunakannya memang sama, maka aku pasti tak akan mendapati masalah. Lagipula, pistol ini memiliki desain yang mirip dengan pistol yang ada di duniaku. Hanya saja memiliki magazine yang sedikit lebih ringan dari yang kuduga.

Aku segera berjalan menuju lorong, mencoba mendahului kedua orang itu yang pasti tak akan mendapati kesulitan untuk mendobrak rumah ini, karena mereka tak perlu mendobraknya.

Aku berdiri dengan mantap, membiarkan Aksa42 menunggu aksiku yang spektakuler.

Keringatku sedikit bercucuran.

Kuulurkan kedua lenganku yang dipenuhi dengan genggaman pistol. Kuacungkan pucuk pistol ke depan, membuat lubang peluru yang tepat menuju depan mataku.

Menunggu pintu itu terbuka.

Perlahan.

Aku mendengar suara pintu yang berdecit secara perlahan, membuatku dengan spontan mendekati pintu itu, membuat jarak yang terpaut beberapa meter dengan masih menggenggam pistol itu. Jari telunjukku kini kugantungkan pada pelatuknya.

Menunggu saat yang tepat.

Pintu itu terbuka sepenuhnya, memberikan gambaran dua pria kekar yang tampak jelas di hadapanku, membuatku dengan cepat menarik pelatuknya, membuat mereka tiba-tiba terjatuh.

Terjatuh begitu saja?

Tunggu, aku tak melihat sesuatu sama sekali. Aku menarik pelatuknya dan mereka terjatuh begitu saja. Bagaimana mungkin? Kupikir akan ada aliran listrik yang keluar dari mulut pistol ini. Tapi semuanya benar-benar terjadi dengan cepat, membuatku bertanya-tanya akan apa yang sedang terjadi.

3141 : The Dark Momentum [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang