*DEVIL MAN* 11

1.2K 68 18
                                    

Author Pov*

"Please stop! Geli ihh Raffi gelii ffi!" Gigi nampak sudah tak tahan dengan tangan Raffi yang sedari tadi menggelitik pinggangnya.

"Ih Raffi aku mohon hentikan aku,,, aku gak kuat!" Mata Gigi sampai mengeluarkan air mata karena terlalu lama tertawa dan menahan geli.

"Siapa suruh menggangguku!" Akhirnya Raffi menghentikan gelitikannya dipinggang Gigi.

Tadi saat Raffi tengah serius serius nya memahami dokumen penting Gigi yang merasa diacuhkan dan merasa bosan akhirnya menjahili Raffi dengan berdiri dibelakang kursi kebanggaan Raffi dan memainkan Rambut Raffi yang memiliki jambul dengan iseng. Raffi yang merasa tak terima langsung menggendong Gigi ke sofa dan menggelitikinya tanpa ampun.

"Salah sendiri ngacuhin aku! Aku kan gak sula diacuhin bosen tauukk! " Rengek Gigi dengan nafas yang masih tersengal. Tangannya terulur menghapus air mata yang menggantung dikantung matanya.

Raffi menatap kearah Gigi dan ikut membantu menyeka air mata Gigi hingga membuat darahnya berdesir dan jantungnya lari marathon.

"jantung gue kenapa nih?" Batin Gigi.

Raffi menatap dalam mata coklat almon milik Gigi. Sungguh mata yang indah dan meneduhkan. Batin Raffi

Gigi juga menatal dalam mata Hitam legam milik Raffi. Mata yang tajam namun menenangkan. Pikir Gigi.
Hanya dengan memandangnya saja ia sudah jatuh semakin dalam dalam pesonanya.

Raffi memajukan wajahnya dengan perlahan yang membuat Gigi menutup matanya. Raffi semakin mendekatkan wajahnya hingga Gigi bisa merasakan Nafas mint Raffi diwajahnya.

'oh god please apa yang mau Raffi lakuin ke gue? Dia mau cium gue lagi? Oh yes yes yes' pekik Gigi dalam hati.

Jarak antara wajah Raffi dan wajah Gigi hanya tinggal 5 centi, Raffi sudah memiringkan kepalanya kekanan dan bibirnya hampir menempel di Bibir tipis milik Gigi namun tiba tiba...

Tok.. Tok.. Tok

Gigi langsung membuka matanya kaget dan lebih terkejut lagi saat melihat wajah Raffi sangat dekat dengan wajahnya. Raffi belum beranjak dari posisinya sedangkan Gigi sudah kelimpungan antara malu dan takut. Malu karna mengingat beberapa menit yang lalu Raffi akan menciumnya dan Takut ketahuan karna sedari tadi orang yang mengetuk pintu ruangan Raffi belum berhenti juga.

"I.. Itu ada yang mau masuk" ucap Gigi gugup apalagi Raffi belum beranjak dari posisinya yang sangat dekat dengan wajah Gigi.

"Biarin" ucap Raffi enteng. Gigi mendengus kesal, apa lelaki didepannya ini tidak takut kalau nanti tiba tiba saja orang itu masuk dan melihat posisi mereka yang kalau dilihat dari belakang seperti sedang berciuman?

"Ih sana bukain nanti dikira kita lagi macem macem lagi" Ucap Gigi berusaha mendorong bahu Raffi agar menyingkir dari hadapannya namun ternyata tenaganya kalah kuat dengan Raffi.

"Raffiii" rengek Gigi manja dan membuat Raffi menggigit bibir bawahnya gemas.

"Raff.. Mmphh" Ucapan Gigi terhenti saat tiba tiba saja Raffi membungkam bibirnya dengan bibir milik Raffi. Bukan lumatan hanya sebatas kecupan namun sudah membuat Gigi membeku.

"Kau berisik sekali gadis kecil" Raffi terkekeh melihat ekspresi Gigi dan Raffi pun beranjak dari posisinya lalu menyentil kening Gigi lalu membenarkan posisi jas nya dan berjalan duduk dikursi kejayaannya.

"Masuk! " Ucap Raffi dengan suara dingin dan tegasnya.

Pintu ruangan Raffi terbuka. Raffi yang melihat siapa yang ada di ambang pintu terlihat terkejut dan tidak menyangka. Bagaimana dia ada disini?

DEVIL MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang