*DEVIL MAN* 13

1.1K 71 22
                                    

Bagian Tiga Belas

Pahamilah keadaanku maka, kamu akan tau mengapa aku bersikap seperti ini.

***


"Karna kau menumpang
dirumahku jadi kau harus mengikuti  ucapanku!"

Jleep...

Rasanya hatinya sudah hancur. Sakit yang tadi ia rasa belum sembuh sempurna dan ini ditambah dengan ucapan super pedas dari Raffi yang membuat hatinya tambah hancur berkeping keping.

Raffi merutuki kebodohannya yang mengucapkan kata tersebut. Dia telah melukai Gadis yang sudah dia anggap sebagai adiknya.

Gigi menahan air matanya yang mendesak untuk keluar. Ia kira Raffi khawatir kepadanya namun ternyata ia salah Raffi tidak akan pernah khawatir kepadanya karna ia hanya menumpang dimansion ini. Ya menumpang.

"Maaf kan aku"

****

Air mata sudah menggenang dipelupuk mata Gadis itu. Perkataan yang Raffi lontarkan ternyata mampu mengenai ulu hatinya. Marah? Tidak gadis itu tidak marah tapi kalau kecewa bolehkah?

"Maafkan aku" ucap Gigi lirih. Bibirnya mengukir senyuman tipis namun tidak bisa dipungkiri jika tatapan matanya terluka.

Raffi tetap dalam wajah datarnya, menatap Gigi dengan tatapan dingin namun matanya berkata lain. Raffi merasa bersalah ya, merasa bersalah.

'aku telah menyakiti gadis ini!' batin Raffi berseru.

"Maafkan aku karena aku sudah mengharapkan mu mengkhawatirkan aku. Hhaa memang nya aku ini siapa berani-beraninya mengharapkanmu khawatir padaku. Aku kan hanya menumpang dirumahmu ini, lagi pula kamu juga baru kenal kan sama aku? Maaf kan aku ya karena udah gak tau diri tinggal dirumah kamu ini. Maafkan aku yang udah berharap kamu khawatir pada ku, maaf kan aku juga jika aku telah lancang mencintai mu. Aku.. A.. Aku pergi ya" Kata Gigi lirih. Raffi sedikit terkejut kalau ternyata Gigi mencintainya. Jadi gadis kecil itu mencintainya?

'aku mengkhawatirkan mu. Aku memang mengkhawatirkan mu! Dan kau bilang tadi kalau kau mencintaiku?' tanya Raffi dalam hati.

Gigi menghela nafas lalu memejamkan matanya yang membuat air matanya menetes. Gigi menghapus air matanya dengan sedikit kasar lalu tertawa sendu kearah Raffi lebih tepatnya menertawai dirinya sendiri.

"duh cengeng banget ya aku? Haha maafin aku ya malah nangis didepan kamu. Pasti kamu mikirnya aku nangis seolah olah pengen minta belas kasih dari kamu ya? Kamu tenang aja aku lagi gak minta belas kasihan siapapun aku hanya kecewa sama kamu yang udah bilang a...ku.. U.. Udahlah gak usah dibahas. Hehe aku gak marah sama kamu aku cuma kecewa aja karna kamu menilai aku tidak dengan sesuai fakta," Gigi menghela nafasnya.

"Aku pergi ya, maaffin aku kalau aku udah buat kamu susah, maaffin aku juga kalau selama aku tinggal dirumah kamu gak tau diri. Maafin juga kalau aku udah pernah bikin kamu kesel sama tingkah konyol aku, dan maafin aku juga yang udah lancang menaruh rasa sama kamu. Tapi, sebelum aku pergi aku bolehkan pamit sama Tante Ambar sama Michelle? Janji deh gak akan menghasut mereka atau maksa mereka buat aku tinggal disini. Jangan khawatir hehe"

Gigi mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf 'V' ke arah Raffi. Raffi hanya diam dan menatap Gigi dengan wajah datar namun dalam sorot matanya dia mengakatan 'aku mohon jangan pergi dari rumah ini! '

"Bolehkan?" tanya Gigi lirih. Raffi diam tanpa mengucapkan kata dan tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis didepannya.

"Bo.. Bolehkan? Kalau gak boleh sih gak papa aku gak maksa kok. Yaudah aku per.. "

"kalau kau ijin pada Mommy nanti mommy tidak akan mengijinkanmu" potong Raffi.

"yaudah kalau gitu aku gak usah ijin. Aku.. Aku langsung pergi aja ya." kata Gigi. Raffi menatap tak rela.

"Kalau kau pergi nanti mommy tanya bagaimana?" Gigi menatap kearah Raffi lalu menghela nafas.

"katakan saja aku lagi cari belut! " ucap Gigi ketus.

"Kamu tadi yang nyuruh aku buat pergi dari sini. Kamu tadi yang seolah olah gak pengen aku disini! Tapi sekarang kamu mempersulit semuanya. Kamu yang seolah olah gak ngijinin aku pergi dan kamu juga seolah olah menahan aku untuk tetap tinggal disini!" sungut Gigi kesal.

"Kamu maunya apa sih hah? Please deh gak usah bikin gue Pusing! Kamu itu bikin otak aku bercabang tau gak?!"

"enggak." jawab Raffi singkat yang membuat Gigi menghela nafas panjang. Lelaki satu ini memang paling bisa dengan mudahnya memancing emosinya.

"Yaudah! Aku pergi.! " ucap Gigi lalu membalikkan badannya namun sebelum Gigi melangkah Raffi sudah menggapai pergelangan tangannya hingga langkahnya terhenti.

"Apa lag-"

Belum juga Gigi menyelesaikan Ucapannya tiba tiba saja ucapannya terhenti saat bibirnya disentuh oleh benda kenyal milik Raffi. Raffi mencium bukan hanya mencium bahkan Raffi melumat Bibir tipis Gigi dengan Lembut. Tangannya menekan Tengkuk Gigi yang berusaha menjauhkan Bibirnya dari Bibir Raffi.

Gigi memukul dada Raffi saat merasakan Nafasnya mulai terengah. Bukannya melepaskan pagutannya Raffi malah memiringkan kepalanya dan menekan tengkuk Gigi lebih dalam. Gigi memukul dada Raffi lebih keras hingga Raffi melepaskan pagutannya.

Raffi menangkup wajah Gigi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raffi menangkup wajah Gigi. Kedua jempol tangannya bergerak membelai bibir Gigi dan menatap kedua bola mata Gigi yang Indah dengan tatapan cinta. Cinta? Sepertinya begitu.

Raffi mendekatkan bibirnya untuk mencium kening Gigi. Lalu, wajahnya turun mendekati bahu gadis itu yang terbuka lalu menciumnya dan membisikkan sesuatu yang membuat Gigi menegang juga Hatinya bersorak gembira.

"aku mau kita menikah." bisik Raffi

****

Yuhuu aku datang lagii 😂 btw maap ya pendek part ini karna udah diteror dimana mana suruh buat ngelanjutin 😁

Maap juga ada adegan yang 'Aw 😂 jangan lupa vote sama Komentnya guys 😘

Wonosobo, 23 Agustus 2017

DEVIL MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang