09

2.4K 455 98
                                    

Mungkin diantara kalian menyangka bahwa aku memang terlahir sebagai wiviians.

Itu prasangka yang benar-benar salah. Tidak ada vampire yang terlahir dalam satu keturunan murni, kecuali carlossian karena mereka hanya setengah vampire. Tapi aku, aku terlahir dengan darah vampire seutuhnya. Tidak ada keturunan yang kupegang, dalam artian aku tidak berada di kelompok manapun.

Oleh karena itu, aku harus memilih antara dua helai ekor merpati dan ekor gagak. Merpati untuk kebijaksanaan dan gagak untuk kekuasaan. Kalian pasti tahu aku memilih yang mana. Kebijaksanaan, tentu saja.

Bijaksana mengandung arti bahwa kami tidak bisa memutuskan hidup seenaknya. Kami tidak bisa memiliki seluruh darah babi untuk seorang diri. Kami tidak melakukan apapun tanpa memikirkan orang lain. Kami terlarang untuk memakan darah manusia. Kami juga tidak boleh mendukung segala bentuk kejahatan apapun. Dan membunuh carlossian merupakan kejahatan besar yang dilakukan kaum vampire. Hanya saja, banyak yang tidak setuju dengan kebijakan ini. Bahkan beberapa dari yang 'memilih' mendeklarasikan dirinya untuk menentang kami. Dengan jumlah yang tidak sebanding, kami memutuskan untuk memisahkan diri. Bersembunyi dari yang lainnya. Menjalankan tugas kami secara diam-diam.

Sampai akhirnya mereka menyebut kami wiviians.

Adat mulai berubah. Kini tidak ada lagi merpati dan gagak, tergantikan oleh taring dan cakar. Taring sebagai kekuasaan, cakar sebagai kekuatan. Kami, wiviians, tentunya masih melangsungkan adat yang memang diciptakan untuk kaum vampire.

Itu terjadi berabad-abad yang lalu. Perpecahan itu terjadi saat kakek-ku masih kecil dan hampir menyebabkan perang besar. Demi melindungi carlossian, kami menemukan sebuah cara yang sedikit menyenangkan, yaitu menjadikan carlossian sebagai manusia seutuhnya. Tak banyak carlossian yang melakukan 'penyempurnaan' karena membutuhkan sedikit pengorbanan.

Ya, kami mengorbankan diri kami untuk para carlossian. Tenang saja, kami tidak mati, kami hanya berubah menjadi serigala lalu pergi seakan tidak pernah hidup sebagai seorang vampire. Dan carlossian yang berhasil melakukan 'penyempurnaan' akan hidup sebagai manusia tanpa pernah mengingat hidupnya sebagai vampire.

Banyak yang bertanya mengapa kami mau berkorban demi seseorang yang nantinya akan melupakan semuanya? Karena carlossian satu-satunya harapan yang dapat menghancurkan kaum vampire. Dengan cara apa? Itu tidak tertulis diprasasti kami. Tugas kami hanya melindungi carlossian dari sistem yang salah.

Sepertinya semua sudah jelas. Aku tidak akan pernah berakhir bahagia dengan Seulgi. Ini bukan saat yang tepat untuk menjalin suatu hubungan yang romantis. Bisakah aku memberitahunya tentang kebenaran ini? Kurasa aku belum siap.

Mengapa dari seluruh carlossian, Seulgi yang terpilih?

"Jimin, sepertinya hujan akan turun."

Seulgi menyikutku. Aku langsung memandang langit yang menggelap dan diiringi hujan rintik-rintik. Ternyata hujan. Kutarik Seulgi menuju pohon rindang untuk berteduh. Sebenarnya aku sedikit gelisah. Bulan purnama akan berakhir dua hari lagi dan Seulgi harus segera melakukan 'penyempurnaan'.

"Jimin?"

Seulgi kembali menyikutku. Aku memandangnya dengan sedikit terkejut. "Ya?"

Gadis itu diam sambil memandangku. Kemudian tangannya menarik wajahku dan menyatukan bibirnya dengan milikku. Aku sedikit tertegun walaupun Seulgi sudah sering menciumku seperti ini.

"Kau terasa begitu sedih," ucap Seulgi setelah gadis itu melepaskan ciumannya. Kusunggingkan senyum tipis. "Jika hujan, suasana hatiku mendadak sedih."

"Hal yang aneh," sindirnya. "Baiklah. Kita akan pergi kemana lagi?"

"Melakukan sesuatu."

"Seperti apa?" Seulgi terdengar sangat penasaran.

"Jika aku memberitahumu, berjanjilah kau tidak akan mengelak."

Dan aku memberitahunya dengan menyembunyikan fakta penting.

"Aku akan menjadi manusia seutuhnya?"

Aku mengangguk. Namun gadis itu masih belum terlalu faham. "Lalu, bagaimana denganmu? Apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak melakukan apapun," jawabku singkat. Kali ini ia manggut-manggut mengerti. "Apakah kita masih bisa bertemu?"

"Kau mau bertemu denganku? Aku bisa saja membunuhmu," elakku.

Seulgi memilih diam dan berjalan didepanku. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan olehnya, tapi aku bisa merasakan kekecewaan Seulgi. Yah, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya aku juga tidak akan mengingatnya, jadi rasa sakit ini harus kutahan sebentar lagi.

"Jimin..." Langkah-langkah Seulgi tiba-tiba berhenti. Refleks aku ikut berhenti dan menatapnya bingung. "Jika itu memang membuatku tidak bisa bertemu denganmu, apa aku boleh menolak melakukannya?"

"Kau lebih memilih hidup dengan ketakutan seperti ini?" Entah mengapa aku terdengar sangat sinis, bahkan aku memilih berjalan duluan tanpa menunggu jawaban gadis itu.

"Berhenti menganggap bahwa kita terlibat dalam percintaan!"

"Aku mencintaimu, Jimin!"

###

Setelah perjalanan lumayan panjang, akhirnya kami tiba di tempat yang sepertinya akan menjadi tempat pemberhentian terakhir kami. Hubunganku dengan Seulgi memburuk. Aku tidak menyangka gadis itu akan menyatakan cintanya padaku. Padahal aku berharap tidak ada perasaan diantara kami.

"Wiviians..." sambut seorang lelaki tua yang muncul dari dalam gua. Lelaki itu terlihat seperti penyihir aneh. Ia memandang Seulgi intens kemudian menghirup aromanya. "Carlossian..." ucapnya lagi.

Dengan jemarinya yang melengkung, penyihir itu mempersilahkan kami memasuki guanya. "Silahkan, Tuan Muda..."

"Dia saja yang masuk. Aku akan tunggu diluar," ucapku sambil bersandar pada pintu dinding gua. "Kapan kau akan melakukan 'penyempurnaan'-nya?" tanyanya.

"Secepatnya."

Dengan mengangguk mengerti, penyihir tersebut menuntun Seulgi kedalam gua-nya. Aku bisa mendengar pembicaraan Seulgi dengan penyihir itu yang menggema.

"Apa yang harus kulakukan dengan 'penyempurnaan' ini?"

"Kau harus membuka bajumu."

"Membuka bajuku?! Didepanmu?!"

Aku sedikit tertawa mendengar Seulgi yang histeris. Ah, sepertinya aku akan merindukan gadis itu.

"Setelah itu kau akan mandi di telaga yang terdapat diujung gua ini."

"Kau tidak menyaksikanku mandi, kan?!"

"Jimin akan bersamamu. Setelah kau disempurnakan, kau akan melupakan semuanya. Dan Jimin akan berubah menjadi serigala dan tidak akan pernah mengingat apapun."

Akhirnya fakta itu terucap juga.

Seulgi terdiam sebentar. "A-apa yang kau katakan?"

"Kau tidak mengetahuinya? Ah, biar kutebak. Dia mengorbankan cintanya untuk melindungimu."

Semuanya benar.

HoomansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang