Tiga Butir Dunia

10 3 1
                                    

Setelah itu aku dimasukkan ke dalam awan-awan yang sedikit keras awalnya dan terhisap ke dalam.

Di dalam ruangan putih jernih dan wangi mawar, terdengarlah suara musik klasik Prelude C Major. Dan tanpa sebab akibat yang jelas, tiba-tiba terdengar suara bergumam yang keras hingga rambutku tertiup kuat.

"HAHAHAHA"

Aku kaget dan seketika ada pedang mengarah kepadaku. Mungkin jaraknya hanya sekitar 1mm di depan pupil mataku.

"Si.. siapa itu!" Teriakku mundur ke belakang.

Datanglah balasan diujung ruangan putih berawan ini.

"Kau ini memperlakukan anak baru dengan sangat sopan, wahai Dewa Bijak yang bodoh. HAHAHA" kali ini suaranya terdengar sangat berat.

"Nak, tunggu sebentar ya. Aku pakai celana dalam dulu" yang ini terdengar sangat mendenging.

"HAHAHA BODOH KAMU, seharusnya dari kemarin"

"Kamu yang bodoh HAHAHA"

Aku tetap berjaga-jaga mungkin sudah 6 jam aku menunggu (bila aku masih hidup di bumi). Anehnya, tak ada kebosanan di sini. Meski hampa dan aku sendiri tak bernafas. Tetap saja, hati berjaga-jaga tetaplah berjaga-jaga.

Alunan musiknya diiringi dengan transisi yang halus dan sangat indah tak bisa dijelaskan dengan kata-kata (*transisi terbaik yang pernah ada) menjadi Chopin-Nocturne Op.9 No.2. Dan di saat itulah pintu gerbang emas tiba-tiba terjatuh dari awan yang lain. Gerbang tersebut terbuka dengan suara gesekan yang merdu, setelahnya, 3 sosok dewa itu muncul dibaliknya.

Itchy Soul (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang