Penghakiman yang Buruk

9 2 0
                                    

Setelah mereka hadir di hadapanku. Kursi awan emas tiba-tiba meluncur dari bawah ke atas. Mereka duduk di atas sana dan kursi itupun bercahaya. "Wahh, kursi lama aneh yang masih tetap bodoh ya" kata kakek tua itu. Dua dewa yang lain pun hanya tertawa kecil.

"Hai pemuda menyedihkan, apa kabarmu? Kudengar dari kupu-kupu Nurgeum, kau merupakan pria yang seimbang jiwanya. Tak gatal kah?" Kata gadis itu.

"Sepertinya dia merasa bingung, ya meski tak bisa merasakannya. Ia tak tahu siapa kita dan apa yang terjadi" kata pria set hitam itu.

"Baiklah, langsung saja, namaku adalah Tensha. Dewa Muka. Akulah yang akan memberikanmu tubuh baru dan organ baru. Aku membuatmu tak mengenali diri sendiri. Jiwa suci manusia harus ditutupi dengan beberapa bagian kepalsuan agar ia tak lepas dari tubuhnya dan melayang ke neraka. Itulah mengapa Tubuh adalah penting." Kata gadis mungil itu sambil meloncat dari kursi dan berterbangan.

"Akulah dewa nasib yang disebut Raff, yang akan memberikanmu tempat tinggal dan orang tua. Lingkungan dan semesta. Bahkan kematian dan kepahitan."

"Dan tentu aku adalah dewa kebijaksanaan. Yang memberimu akal dan pikiran. Pemberi semangat atau kemalasan. Bekal takdir dan pilihan. Akulah yang dipanggil sebagai Dam atau Wer."

Kini aku telah mengetahui mereka. Inilah tiga dewa pengatur kodrat dunia.

"Kau adalah anak yang hebat. Bahkan memiliki teman tujuh tahun yang setia. Jiwamu kuat, bahkan tak ada kekesalan besar yang ada di hatimu ketika mati. Mungkin Tuhan baik kepadamu dan memberikan jiwa teguh itu." Kata dewa bijaksana.

"Tetapi justru itu yang ingin kami beli. Karna kami adalah tiga dewa yang bodoh yang tak mengenal dirinya sendiri. Tak mengenal dunia dan manusia." Kata dewa nasib.

"Maka akan kami ganti jiwa tenangmu itu dengan jiwa bodoh kami. Jiwa yang gatal akan pengetahuan dan pengertian sesungguhnya. Sebagai bayarannya adalah jalan yang belum pernah kami lalui selama dunia ini diciptakan. Jalan yang dipenuhi tanda tanya. Jalan yang ditakuti para dewa."

"Maafkan kami bila itu adalah bayaran yang menyusahkan, tetapi kami ingin jiwa tenangmu agar mendiamkan kebodohan kami."

"Kami butuh jiwa itu dan menukarnya dengan jiwa bodoh gatal yang kami miliki."

"Dan memberikan jalan berliku-liku agar mengetahui isi hati manusia lebih dalam."

Itchy Soul (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang