Pada musim hujan yang tak pernah berakhir, Kyuhyun pernah bermimpi tentang harapan yang begitu awam. Tentang Ibu yang menciumnya. Ayah yang memeluknya. Juga kakak yang mengajarinya. Tapi mimpi tetaplah mimpi bagi dirinya, ketika asanya disudutkan pada ujung-ujung tumpul yang tak beraturan. Kala Kyuhyun kecil telah menggenggam kepercayaan bahwa cinta itu adalah tentang kehilangan. Kehilangan Ibunya, juga kehilangan Ayahnya. Sekalipun ada masa ketika wanita lain datang dan mengatakan untuk mencoba menjadi sosok Ibu bagi dirinya dan istri bagi sang Ayah. Tapi tetap, kekosongan yang ditimbulkan dari kehilangan tak pernah membuatnya utuh kembali. Memaksanya berjalan untuk berpetualang seorang diri dalam kepayahan.
"Kalau kau mau, aku akan melakukannya untukmu"
Betapa menggiurkannya kalimat tersebut, membuat Kyuhyun tanpa berpikir panjang mengulurkan tangan kirinya. Ia menutup mata rapat ketika tangannya di cengkram dan sebuah jarum menusuk nadinya. Tak berlangsung lama, tapi beberapa menit kemudian kepalanya berputar. Hitam yang tenang kini dipenuhi bercak-bercak warna lain yang juga ikut berputar. Perutnya mual, sebuah tinju seperti mengocok habis organnya. Untuk sesaat ia merasa sakit luar biasa menjalari tubuhnya, sebelum kemudian terganti dengan rasa nyaman yang mengikat. Tubuhnya tegak, dadanya membusung, pikirannya jernih, dan sebuah kepercayaan tinggi memenuhi dirinya. Kyuhyun merasa utuh, sepenuhnya utuh.
Kemudian kedua kakinya melangkah dengan langkah besar yang tangguh, menghapus langkah terseok yang beberapa menit lalu membuat punggungnya membungkuk. Ia menyusuri lorong panjang yang sepi setelah bertransformasi dalam kamar mandi di ujung. Kyuhyun begitu merasa kuat dan hebat, sehingga ia buang begitu saja tongkatnya dan tak peduli jika tubuhnya berkali-berkali bertabrakan. Pikirannya praktis, jika jatuh maka yang ia perlukan hanya berdiri kembali. Tak ada yang susah. Entah Ayah yang telah meninggal sebelum menjemputnya, atau Ibu tiri yang pergi entah kemana. Persetan dengan semua itu, ia hanya ingin kuat untuk menjadi utuh.
Di tegah kayuhan kakinya, Kyuhyun sejenak berhenti ketika sebutir salju turun menyentuh hidungnya. Ia memejamkan mata, berusaha merasakan suasana tak asing di sekitarnya. Insting kuatnya menjawab: taman kota. Kemudian salju semakin lebat turun, memenuhi puncak kepalanya yang tak tertutupi oleh apapun. Ia tersenyum ketika mendengar derap langkah lain yang kalang kabut mencari kehangatan. Pada sudut ini, ia justru berlari ke arah berlwanan. Masih dengan celana hitam panjang dan sebuah kemeja biru muda, ia duduk di salah satu kursi besi taman. Menyandarkan punggungnya nyaman dan menyesap udara dingin sedalam-dalamnya hingga memenuhi paru-parunya.
"Wahhh, putaw memang luar biasa" ujarnya setelah hembusan nafas nyaman keluar.
Efek putaw yang disuntikkan pada lengannya memang begitu kuat. Ia berhasil membuat Kyuhyun yang beberapa jam lalu terkoyak menjadi sosok yang sempurna. Bahkan dingin dari sentuhan salju yang semakin banyak melekati tubuhnya, sama sekali tak berimbas. Di tengah dingin yang menusuk, Kyuhyun justru merasakan kehangatan yang nyaman.
Kemudian ia ulurkan tangannya untuk merasakan lebih banyak lagi salju yang mengerubinya. Ketika segenggam salju telah memenuhi telapaknya yang terbuka lebar, Kyuhyun merematnya kuat dan terkekeh ketika perlahan tumpukan butiran salju itu menghilang. Kosong yang kali ini ia genggam.
"Hilang" bisiknya.
Kyuhyun meringis, meyadari apapun yang pernah ia genggam perlahan akan menghilang. Ia tahu, setiap orang pasti pernah kehilangan. Entah dalam bentuk kesedihan atau kebahagiaan. Tapi satu hal yang ia yakini, bahwa kehilangan dalam bentuk apapun, selalu menyisahkan kesesakan. Karena itu, ia berdoa agar di kehidupan selanjutnya, apa yang ia genggam bisa selamanya ia miliki. Seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Gone
FanfictionTentang dua remaja yang dipersatukan karena keadaan. Merintis kehidupan lewat setiap langkah yang mereka ambil. Mencoba melindungi satu sama lain dengan bayangan masa lalu yang masih lekat menghantui. Memunculkan ketakutan dari pemuda buta yang menc...