Part 2

12K 618 1
                                    


*Happy reading*








Kini Ali kembali menjalani syutingnya tanpa sosok Prilly. Yap! Dia harus tetap terlihat profesional. Ia pun sangat serius membaca skenario yang baru saja ia terima dari asistennya, Acel.

"Wah, gak nyangka lo satu projek dengan gue"

Ali mengadahkan kepalanya dan di dapati sosok Jessica, sahabat sekaligus orang pertama yang mengetahui hubungannya dengan Prilly.

"Kenapa? Lo keberatan?" Tanya Ali yang masih fokus terhadap skenarionya.

"Ya kali aja lo gak rela lihat Baby hunny lo di peluk sama lawan mainnya" ledek Jessica.

Tebakan Jessica memang benar adanya, ia tidak rela melihat Prilly beradegan mesra dengan lawan mainnya. Sungguh menyakitkan jika Ali melihatnya. Namun kembali dengan kenyataan, ia harus tetap besikap profesional mungkin seperti apa yang pernah Prilly katakan kepadanya.

"Terserah lo lah, jes" kesal Ali.

Jessica terkekeh mendengar ucapan Ali yang kesal terhadapnya. Kemudian ia merogoh ponselnya dan segera Vcall dengan Prilly.

"Hallo" sapa Prilly.

"Hai, prill. Lo harus lihat wajah cemburu Ali saat ini deh" ucap Jessica.

Ali yang mendengar Jessica menyebut nama Prilly pun sontak mendongak dan melihat Prilly di ponsel milik Jessica. Senyum pun merekah saat melihat wajah prilly yang tampak semakin cantik.

"Kamu cemburu?" Tanya Prilly memastikan.

"Enggak kok, sayang. Jessicanya aja yang asal ngomong" balas Ali.

"Sumpah prill gue gak bohong, ngeles mulu lo li" elak Jessica.

Prilly terkekeh melihat perdebatan kedua orang yang sangat ia sayangi ini.

"Ya sudah, aku lanjut take dulu ya. Salam buat mamah eci" ucap Prilly.

Ali menyunggingkan senyumnya sambil mengangguk kepalanya.

Ali(pov)
Rasanya sangat berbeda ketika bermain sinetron bersama Prilly dan tidak. Aku benar-benar merindukan separuh hatiku ini. Ku melihat ponsel ku dan seketika mataku berbinar ketika melihat foto Prilly yang sengaja ku jadikan wallpaper agar hariku menjadi bersemangat.

Dia benar-benar telah membuatku jatuh hati padanya. Namun tiba-tiba saja rasa sakit itu kembali di rasakan, karena diriku harus menelan rasa pahit dengan hubungan ini yang harus di sembunyikan.

"Aku benar-benar menyayangimu lebih dari aku menyayangi diriku sendiri" gumamku.

Saat aku tengah memandang foto Prilly, tiba-tiba saja ponselku berdering dan terpampang nama mamah Eci di layar. Dengan segera ku angkat telepon dari mamahku tersayang.

"Hallo, mah"

"Hallo, li. Mamah ganggu kamu gak?" Tanya mamah

"Enggak kok, mah. Ali juga masih nunggu giliran take, ada apa?" Ucapku.

"Kamu bisa ajak Prilly ke rumah kan, li? Mamah kangen banget sama kesayangan mamah"

Terkadang aku cemburu dengan Prilly, dia selalu menjadi kesayangan Mamah. Sebenarnya anaknya itu Prilly atau aku sih? Ck! Menyebalkan.

"Lihat nanti ya mah, kan Prillynya juga sibuk syuting" balasku.

"Ya sudah, kamu jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan" ujar Mamah.

Aku mengulas senyumku, aku sangat beruntung mempunyai Mamah Eci yang begitu perhatian denganku.

"Iya, mah. Mamah juga jangan lupa makan" balasku.

Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang