Part 31

6K 284 4
                                    


**Author(pov)**

Kini Ali dan Prilly menikmati jagung rebus dan juga teh hangat. Mereka pun menjadi sorotan para pengunjung pasar yang berlalu lalang datang. Bagaimana tidak, jarang sekali mereka melihat seorang artis ternama sedang menikmati makanan di tempat sederhana seperti ini. Yap! Para selebriti berkehidupan mewah dan glamor. Namun tidak untuk Ali dan Prilly, mereka tidak memiliki rasa gengsi dan malu untuk makan sederhana di pasar ataupun di pinggir jalan.

"Sayang, beda sekali ya ketika kita sebelum punya anak dan sesudah punya anak" seru Ali.

"Beda bagaimana?" Tanya Prilly.

"Ya, kalau sebelum punya anak kan kita punya banyak waktu untuk berdua. Tapi sekarang waktu kita terbagi untuk anak-anak kita" jelas Ali.

Prilly mengerti dengan ucapan Ali, ia juga tidak bisa membohongi jika dirinya ingin sekali berduaan dengan Ali. Namun sekarang berbeda, waktunya telah di bagi untuk Lisha dan Livaro.

Prilly pun memeluk lengan Ali sambil memandang para pengunjung pasar yang berlalu lalang datang. Jika mengingat-ingat tentang masa lalunya, perjalanan cintanya bersama Ali banyak sekali cobaan dan juga rintangan. Namun dengan adanya kesabaran dan kebersamaan, mereka akhirnya bisa melewati rintangan tersebut hingga mereka akhirnya memutuskan untuk menikah tanpa sepengetahuan publik.

"Walaupun telah hadirnya Lisha dan Livaro, tapi cintaku masih tetap sama sayang. Cintaku akan selalu ada dan akan semakin bertambah hanya untuk kamu dan juga kedua anak-ank kita" lanjut Ali membuat Prilly tersenyum.

"I Love You" sahut Prilly.

"I Love You more, sayang" balas Ali sambil mengecup puncak kepala Prilly.

****

Kini keluarga kecil yang berbahagia kembali ke ibukota. Awalnya Ali ingin sekali berlama-lama di puncak Bogor, namun ia masih mempunyai tanggung jawab sebagai publik figur. Prilly pun sama seperti Ali, apalagi malam hari nanti ia mempunyai janji dengan sang manajer untuk bertemu di kantor.

"Malam nanti aku minta tolong jaga Lisha dan Livaro ya, sayang. Aku takut kalau meetingnya akan lama" ucap Prilly.

Ali mengulas senyumnya, sesekali ia melirik ke arah Prilly. Ia sangat tahu jika Prilly mengkhawatirkan Lisha dan Livaro apabila mereka ikut ke kantor manajemennya, pasti Prilly tidak ingin membuat kedua anaknya tidak nyaman.

"Iya, sayang. Jadwal aku juga cuma hadiri acara talkshow aja dan malamnya aku free job" balas Ali.

Yap! Ali tak mempermasalahkan jika dirinya akan menjaga Lisha dan livaro ketika Prilly pergi nanti. Walaupun mereka mempekerjakan baby sister, tapi selagi mereka mempunyai waktu, mereka akan merawat Lisha dan Livaro dengan kasih sayang.

**Ali(pov)**

Aku tidak akan melarang kegiatan yang akan Prilly lakukan selama dia masih bisa membagi waktu untuk keluarga, terutama untuk Lisha dan Livaro. Aku menikahinya bukan karena dia lebih kaya dariku, tetapi dia sangat tulus jika mencintai seseorang tanpa melihat kekurangannya.

Sampailah kami di perantara rumah, aku segera turun dari mobil dan membuka pintu tengah mobil, kemudian menggendong Lisha yang terlelap. Ku pandang Prilly yang tengah menggendong Livaro yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya. Derap langkah kakiku pun mendekat ke arahnya sambil mengulas senyumku.

"Kok malah bangun? Hmm?" Tanyaku sambil mengusap kepala Livaro.

Di bandingkan Lisha, Livaro sangat cepat tumbuh kembangnya. Tubuh kecilnya yang gemuk membuat siapa saja yang melihatnya gemas. Apalagi rambutnya yang ikal hitam pekat sama seperti diriku. Sedangkan Lisha, dia tumbuh sangat cantik seperti Prilly. Pipi semunya membuat siapa saja ingin memainkan pipinya itu.

Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang