Part 8

8.4K 396 4
                                    


Syuting pada hari ini membuat Prilly kelelahan. Bagaimana tidak, pertengahan malam ia baru saja selesai menjalani syutingnya. Di bandingkan Ali, Prilly justru lebih banyak scenenya.

Prilly bergegas pulang bersama sang Mamah. Yap! Prilly masih di temani sang Mamah jika sang Mamah mempunyai waktu kosong. Sepanjang perjalanan, Prilly memeriksa instagramnya seperti biasa. Seketika matanya membelalak saat melihat sebuah foto dirinya bersama Rasya yang memenuhi akunnya.

"Ya Tuhan! Kenapa bisa sebanyak ini" gumam Prilly.

Prilly memijat keningnya yang terasa pusing. Entahlah, ia benar-benar merasa sakit di kepalanya.

"Prill, kamu gak apa-apa kan? Wajah kamu kamu pucat sekali nak" ucap Mamah Ully khawatir.

Prilly menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia harus terlihat kuat untuk menutupi rasa sakitnya di hadapan sang Mamah.

Sesampainya di rumah, Prilly langsung menuju kamarnya untuk menemui Ali yang terlebih dahulu tiba di rumah. Prilly mengulas senyumnya melihat Ali tengah berkutat dengan laptop kesayangannya. Dengan langkah perlahan, Prilly menghampiri Ali dan duduk di sampingnya. Sedangkan Ali yang menyadari jika istrinya baru saja tiba pun menaruh laptopnya di atas meja dan berhadapan dengan Prilly. Ia menatap Prilly teduh, kemudian ia mengecup lembut kening Prilly.

"Sayang, kamu terlihat pucat. Apa kamu sakit?" Tanya Ali khawatir.

Kembali. Prilly menutupi rasa sakit itu, namun Ali tetap saja tidak bisa di bohongi oleh Prilly. Ia menatap Prilly intens, sampai-sampai Prilly di buat salah tingkah olehnya.

"Kamu tahu kan kalau aku tidak bisa di bohongi?" Ucap Ali tegas.

Prilly hanya diam. Ia baru saja ingat jika Ali tidak bisa ia bohongi. Tanpa bicara apapun, Prilly langsung memeluk Ali sambil berbisik meminta maaf kepadanya. Ali tersenyum, kemudian ia pun mengusap punggung Prilly dengan penuh kasih sayang.

"Ya sudah, kamu istirahat ya. Aku buatkan kamu teh hangat" ujar Ali perhatian.

Dengan cepat Prilly menolaknya, ia hanya ingin Ali tetap berada di sisinya. Ali menghela nafasnya panjang, ia tidak bisa memaksa. Kemudian ia mengangkat tubuh mungil Prilly dan merebahkannya di atas ranjang dengan hati-hati.

"Aku akan menjagamu sampai esok hari, sayang. I Love you" ucap Ali sambil mengecup lembut kening Prilly.

Ali pun menyusul Prilly ke alam tidurnya.

****

Prilly mengerjabkan matanya yang terasa berat, ia menyesuaikan sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Setelah matanya terbuka sempurna, Prilly menatap Ali yang tengah melemparkan senyum manisnya.

"Hai" sapa Ali.

Prilly mengulas senyumnya melihat Ali sudah rapih dengan penampilan cassualnya. Kemudian, ia duduk bersandar di kepala ranjang sambil terus memandang wajah tampan Ali.

"Bagaimana? Apa kamu masih merasa sakit?" Tanya Ali memastikan.

"Sudah mendingan, aku harus segera mandi" ucap Prilly.

Kurang lebih 30 menit lamanya, Prilly terlihat cantik dengan penampilannya pada hari ini. Kemudian, ia berjalan menuju ruang makan. Di sana hanya terlihat Ali sendiri yang sedang menunggu kedatangannya.

"Loh? Kok cuma kamu doang? Mamah Papah sama Raja mana?" Tanya Prilly heran.

"Mereka sudah berangkat" balas Ali.

Pandangan Prilly beralih ke atas meja makan yang terdapat sebuah nasi goreng telur mata sapi yang tertata sangat rapih. Sedangkan Ali yang menyadari Prilly memandang ke arah atas meja pun mengulas senyumnya.

Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang