**Prilly(pov)**Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri atas apa yang telah ku lihat saat ini. Apa benar ini mimpi? Ya Tuhan, mata teduh itu kembali lagi ku lihat. Ku pejamkan mataku mencoba meyakinkan bahwa ini tidak mimpi dan benar ini bukanlah mimpi.
"Kamu sudah sadar?" Tanyaku memastikan.
Ku lihat senyum itu kembali terukir di wajah tampannya dan ia menganggukan kepalanya pelan. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung merengkuh tubuh lemasnya. Ya Tuhan, terima kasih karena Kau telah mengabulkan doa-doaku. Kemudian, ku tekan tombol yang berada di samping nakas untuk memanggil dokter. Sungguh aku tidak menyangka bila Ali telah terbangun dari masa komanya.
Tak lama, dokter pun datang dan terlihat ia tampak terkejut melihat suamiku telah sadar dari komanya. Kemudian, dokter itu menghampiriku dan Ali bersama seorang suster.
"Suatu keajaiban pasien terbangun dari masa komanya, saya akan periksa kondisinya" ucap sang dokter dan ku membalasnya dengan anggukan kepala.
Ku biarkan dokter memeriksa keadaan Ali, senyum merekah terus melekat di wajahku. Sungguh aku sangat bahagia saat ini.
"Bagaimana dok?" Tanyaku.
"Keadaan pasien berangsur membaik dan pasien bisa di pindahkan ke ruang rawat, pasien harus menjalani masa pemulihan sampai dia benar-benar sembuh total" ucap sang dokter.
"Baik, dok. Terima kasih" balasku.
Setelah sang dokter meninggalkan ruangan ini, aku segera hampiri Ali dan duduk di sampingnya. Jika ada kata di atas bahagia, maka kini yang tengah ku rasakan.
"Sayang" panggil Ali dengan suara paraunya.
"Ada apa, sayang? Apa kamu mau sesuatu?" Tanyaku.
Ku lihat Ali mengulas senyumnya yang menghiasi wajah pucatnya. Walaupun wajahnya terlihat pucat, namun tak di sangka ketampanannya tak pernah memudar.
"Mendekatlah" ujarnya.
Aku pun mengikuti perkataannya, ku condongkan badanku dan mendekati wajahnya. Ku pejamkan mataku manakala Ali mengecup keningku cukup lama, kecupan yang sangat ku rindukan sebulan terakhir ini. Kemudian, ciumannya pun turun ke kedua mataku secara bergantian. Tak hanya kening dan kedua mataku saja, bibirku pun mendapatkan kecupan yang entah kapan menjadi canduku. Rasa asin ku rasakan saat Ali mulai menciumku.
"Aku sangat merindukanmu" ucap Ali.
"Aku lebih merindukanmu, sayang" balasku sambil mengulas senyumku.
**Author(pov)**
Keluarga Ali maupun keluarga Prilly merasa sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ali telah sadar dari masa komanya, terutama Mamah Eci. Wanita paruh baya itu pun tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukurnya kepada sang Kuasa. Kini Ali pun sudah di pindahkan ke ruang rawat nginap Vip dan harus menjalani masa pemulihan.
Kabar ini pula telah di dengar oleh para awak media, mereka berbondong-bondong mendatangi rumah sakit tersebut untuk menemui Prilly serta keluarga. Kali ini Prilly bersedia untuk menjumpai para awak media untuk memberitahu keadaan Ali.
"Prill, apa benar Ali telah sadar dari masa komanya?"
"Prill, bagaimana perasaanmu ketika Ali tersadar dari koma?"
Prilly menghela nafasnya pelan, senyumnya tak pernah pudar dari wajah cantiknya membuat para awak media yakin bahwa saat ini Prilly tengah berbahagia.
"Alhamdulillah, Ali sudah tersadar dari masa komanya selama 1 bulan ini dan keadaannya berangsur membaik" jelas Prilly.
"Apakah Ali sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-
FanficPenasaran kan? baca dan simpan di perpustakaan pribadi ya.. No pembaca gelap disini