**Author(pov)**Akhirnya Prilly di perbolehkan untuk pulang ke rumah, namun Prilly kembali ke rumah orang tuanya. Entah kenapa ia bicara seperti itu, walaupun hatinya meminta untuk kembali ke rumahnya dan Ali. Mungkin Prilly belum bisa memaafkan Ali sepenuhnya. Sedangkan Ali, ia hanya bisa pasrah. Tetapi Ali akan sebisa mungkin mengunjungi rumah sang mertua sehabis ia pulang syuting.
"Jaga kesehatan kamu ya, sayang. Aku sangat mencintaimu" ucap Ali sambil mencium kening Prilly lembut.
"Kamu juga" balas Prilly singkat.
Ali mengulas senyum manisnya manakala Prilly membalas ucapannya, walaupun terdengar singkat dan acuh. Kemudian, Ali bergegas menuju lokasi syuting untuk kembali menjalani kewajibannya sebagai publik figur.
**Prilly(pov)**
Rasanya tidak tega saat melihat senyum Ali yang terlihat tulus. Apa aku harus membuang egoku yan terlalu besar ini? Perlahan ku usap perutku yang masih datar dan aku mengulas senyumku. Kini aku harus benar-benar menjaganya, buah cintaku dan Ali.
"Baik-baik di dalam ya, nak. Mommy tidak sabar menantimu di dunia" gumamku.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan perlahan pintu tersebut terbuka, di dapati sosok Mamah sambil membawa segelas susu. Mamah menghampiriku, kemudian memberikanku segelas susu yang ku yakin ini adalah susu hamil.
"Kamu pasti belum minum susu kan? Beruntung sekali kamu punya suami yang sangat menyayangimu" ucap Mamah.
Aku mengernyitkan dahinya bingung. Ya, aku tahu kalau Ali sangat menyayangiku. Tetapi apa hubungannya dengan segelas susu ini?
"Sebelum mamah buatkan kamu susu, Ali sempat pesan kepada Mamah untuk buatkan kamu susu. Prill, apa kamu tega melakukan ini kepada Ali? Kau tahu, sayang? Kesabaran seseorang itu mungkin ada batasnya, jangan sampai kamu nyesal" ucap Mamah.
Aku terdiam. Sebenarnya aku tidak tega melakukan ini semua kepada Ali. Apa aku harus memaafkannya? Ya, pasti aku akan lakukan itu.
Aku pun mengambil ponselku yang berada di atas nakas dan segera mengirim pesan untuk Ali. Entah mengapa aku menginginkan sesuatu dari Ali.
Ali, aku mau martabak manis dekat lokasi syuting
Baiklah, sayang. Aku akan membelikannya untukmu.
Aku tersenyum setelah membaca balasan dari Ali, kemudian aku pun beranjak dari ranjang menuju dapur sambil menunggu kedatangan Ali yang membawa pesananku.
**Author(pov)**
Setelah membeli sesuai dengan pesanan Prilly, Ali melajukan mobilnya menuju rumah Papah Rizal. Sepanjang perjalanan menuju rumah sang mertua, sesekali Ali bersenandung lagu ciptaannya. Ia tampak begitu senang hari ini. Sesampainya di rumah Papah Rizal, Ali melihat Prilly tengah duduk di perantara rumah sambil menikmati teh. Dengan segera Ali menghampirinya sambil membawa pesanan untuk Prilly. Sepertinya Prilly tak menyadari kedatangannya.
"Sayang" panggil Ali.
Prilly menegakkan tubuhnya, seketika ia berhambur memeluk tubuh Ali dan menenggelamkan wajahnya di dada Ali. Pelukan yang sangat Ali rindukan dari istrinya, ia pun membalas pelukan Prilly erat. Tak lama, Ali menguraikan pelukannya namun tangan kekarnya masih berada di pinggang milik Prilly.
Ia terus menatap Prilly yang kian hari semakin bertambah aura kecantikannya. Di kecupnya bibir ranum Prilly sekilas.
"Mungkin bibirku ini sudah tidak pantas untuk mencium bibir kamu, karena bibirku sudah kotor oleh wanita lain selain dirimu" jelas Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-
Fiksi PenggemarPenasaran kan? baca dan simpan di perpustakaan pribadi ya.. No pembaca gelap disini