Epilog

7.1K 299 10
                                    


2 tahun kemudian...

"Babang..!!! Tunduin Kakak" Teriak Lisha sambil mengejar Livaro yang mendahuluinya.

"Ayo, kakak. Tita ke tana, aik plocotan" seru Livaro sambil berlari tanpa mempedulikan Lisha yang terus mengejarnya.

"Babang, Kakak. Jangan lari, nanti jatuh" ujar Prilly sambil mengikuti kemana Lisha dan Livaro pergi.

Yap! Prilly sangat khawatir jika Kedua buah hatinya yang belum genap tiga tahun ini terjatuh. Sedangkan Ali hanya bisa tersenyum manakala melihat Prilly khawatir kepada buah hatinya. Ia menyeimbangi langkah Prilly sambil merangkul pinggang Prilly posesif.

"Sudah kamu tenang saja sayang, biarkan mereka bermain di sini sesuka hati mereka. Ingat sayang, kamu lagi hamil" ucap Ali mencoba menenangkan Prilly.

Yap! Prilly sedang mengandung anak ketiganya dan usia kandungannya pun baru memasuki 3 bulan. Kebahagiaan Ali dan Prilly semakin bertambah dengan kehamilan tersebut. Tapi tidak hanya itu saja, tumbuh kembang Lisha dan Livaro juga menjadi kebahagiaan mereka. Kedua buah hatinya yang dulu terlihat kecil dan lucu, kini tumbuh besar dan menggemaskan dengan tingkah mereka.

"Bagaimana aku bisa tenang, aku tidak mau mereka terluka" balas Prilly membuat Ali kembali mengulas senyumnya sembari menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba saja Prilly tersentak mendengar suara tangisan Lisha, dengan segera Prilly menghampiri Lisha dengan langkah tergesa-gesa dan khawatir.

"Aduh, sayang. Kan Mamah sudah bilang jangan lari" ucap Prilly sambil mengusap lutut Lisha yang memerah.

Lisha hanya menangis sambil memandang sang Mamah sedang mengusap luka merahnya.

"Kakak mau campel Babang, Mah. Tapi Babang gak mau tunduin Kakak" ucap Lisha sambil menangis sesegukan.

Prilly menghela nafasnya pelan, kemudian ia beralih ke arah Livaro yang tampak asyik dengan miniatur spiderman kesayangannya.

"Babang Livaro" panggil Prilly lembut.

Livaro menoleh ke arah sang Mamah, kemudian ia menghampiri Prilly dengan ekspresi yang menggemaskan.

"Babang kenapa gak mau tungguin Kakak, hmm?" Tanya Prilly lembut.

"Abis Kakak alannya lambat tayak ciput cih, mah. Babang tan mau main plocotan" balas Livaro.

Prilly mengulas senyumnya, kemudian ia pun membawa Livaro ke dalam pelukannya. Ali junior ini memang membuat semua orang terpesona dengan ketampanan yang ia miliki. Ya, tampaknya ketampanan Ali menuruni kepada Livaro.

"Babang gak boleh gitu ya, sayang. Kakak di ajak juga, jadi harus bareng-bareng ya" ucap Prilly sambil mengelus pipi chubby Livaro.

Livaro menanggapi ucapan Prilly dengan anggukan kepalanya.

"Sekarang kamu minta maaf ya sama Kakak" sambar Ali sambil menurunkan Lisha dari gendongannya.

Prilly kembali mengulas senyumnya manakala Livaro memeluk tubuh Lisha dan meminta maaf.

**Ali(pov)**

Menjadi seorang Papah muda dari dua anak kembar bagiku sangatlah terkesan. Melihat tingkah dan pola lucunya Lisha dan Livaro membuatku tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukurku terhadap Tuhan atas anugerah yang telah Ia berikan kepadaku dan juga Prilly.

"Papah"

Aku tersentak mendengar panggilan dari princessku, Lisha. Jika dulu dia kecil dan lucu, kini Lisha tumbuh besar dan kecantikannya pun tak kalah dengan Mamahnya, Prilly.

"Iya, sayang. Ada apa, hmm?" Tanyaku lembut sambil mensejajarkan diriku dengan Lisha.

"Kakak mau ain tama Papah" ucap Lisha yang menggemaskan.

Aku mengulas senyumku, sifat manjanya tak berbeda jauh dengan Prilly yang manja kepadaku. Aku pun mengecup pipi Lisha, kemudian mengajaknya bermain bersama Livaro yang tengah menikmati bermain trampolin mini bersama pengunjung lain.

"Babang cini ada Papah, tita main" ujar Lisha.

Ku melihat Livaro acuh, ia masih asyik dengan dunianya sendiri. Aku menggelengkan kepalaku heran, sikapku tampaknya sangat menuruni kepada Livaro. Pandanganku kini tertuju pada Lisha, aku melihat Lisha yang tidak menyerah untuk membuat Livaro bermain bersamanya, sampai-sampai di masuk ke dalam area trampolin agar dia leluasa mengajak Livaro bermain.

Sungguh mereka sangat menggemaskan sekali. Prilly, terima kasih atas anugerah yang telah kau berikan untuk melengkapi cinta kita. Aku sangat mencintaimu melebihi aku mencintai diriku sendiri.

**Author(pov)**

Setelah seharian bermain di wahana terkenal di Ibukota, kini telah membawa keluarga kecil Ali kembali ke rumah mereka. Namun Lisha dan Livaro tetap terjaga, mereka tak henti-hentinya bermain. Bahkan kejahilan Livaro kini menjadi manakala Lisha di tembak dengan tembakan air yang membuat wajah cantik Lisha basah.

Hal ini tentu saja mengundang tangis Lisha yang tidak terima akan kejahilan sang adik.

"Mamah......" pekik Lisha sambil menangis.

Sedangkan Prilly dan Ali yang mendengar tangisan Lisha pun dengan segera melangkahkan kakinya menuju playroom yang memang sengaja ia dan Ali buat untuk anak-anak mereka bermain.

"Ada apa, sayang? Kenapa menangis?" Tanya Prilly sambil menyeka air mata Lisha.

"Babang, Mah" rengek Lisha sambil menangis sesegukan.

Prilly menghela nafasnya pelan. Ia hampir saja lupa jika penyebab Lisha menangis tidak jauh dari kejahilan yang Livaro lakukan. Pandangan Prilly pun kini beralih ke arah Livaro yang tengah memainkan lego kesayangannya.

Prilly menggelengkan kepalanya heran sambil tersenyum, ia tidak menyangka jika Livaro benar-benar sangat menuruni tingkah Ali semasa kecil.

"Babang"

Livaro yang merasa di panggil pun menoleh ke arah Prilly dengan tatapan yang sangat menggemaskan.

"Sini, sayang. Mamah mau bicara sama Babang" ucap Prilly lembut.

Dengan langkah perlahan, Livaro menghampiri Prilly.

"Mamah mau tanya sama Babang boleh?" Tanya Prilly.

Livaro menganggukan kepalanya. "Bonyeh, Mah" balas Livaro.

Prilly mengulas senyumnya, jagoan kecilnya ini memang menarik perhatian banyak orang terutama keluarga besar.

"Babang jahil lagi ya sama Kakak?" Tanya Prilly memastikan.

"Endak ko, Mah. Babang tuma mau belcihin wajah Kakak pake ail di tembakan ini" jelas Livaro sambil menunjukan tembakan air yang masih ia pegang.

Prilly kembali menggelengkan kepalanya manakala mendengar penjelasan Livaro. Kemudian, ia meraih tangan mungil Livaro dan menggenggamnya dengan lembut.

"Babang gak boleh ulangi lagi jahilnya ya, sayang" ujar Prilly.

"Ehmm" balas Livaro yang menggemaskan.

"Janji?" Tanya Prilly memastikan.

"Dandi, Mamah" seru Livaro.

Prilly pun membawa Livaro ke dalam pelukannya. Kemudian, Prilly meminta Livaro untuk meminta maaf kepada Lisha. Yap! Prilly selalu mengajarkan untuk meminta maaf ketika berbuat salah dan juga harus saling memaafkan. Sedangkan Ali yang melihat bagaimana caranya Prilly mengatasi Lisha dan Livaro pun mengulas senyumnya. Dengan langkah perlahan ia menghampiri Prilly dan memeluk pinggangnya dengan posesif.

"Aku sangat mencintaimu, sayang" ucap Ali pelan tepat di telinga Prilly.

"Aku juga mencintaimu" balas Prilly.

Kisah cinta mereka akan terus terukir di kemudian hari, perjalanan cinta mereka banyak sekali di lalui oleh ujian dan cobaan. Namun dengan kepercayaan dan selalu bersama membuat cinta mereka berdiri kokoh layak tembok.

-END-

****












Akhirnya publish terakhir...
Bagaimana ceritanya? Semoga menemani hari-hari kalian ya 😂
Tapi tenang kok, bakal ada season 2 nya.

Jangan lupa Vomentnya ya😊
#tbc

Hanya Padamu (Aliando Prilly Story) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang