Unknown threat message. (6)

121 5 0
                                    

Suara tembakan perluru memenuhi seluruh penjuru ruangan berakhir dengan suara tepuk tangan yang membahana. Vanessa membuka kacamata serta penutup telinga dengan senyuman miringnya. "Gue masih jago aja ternyata." Kekehnya dengan tangan kanan yang memegang pistol miliknya.

Richard yang sedari tadi melihat Vanessa melakukan latihan tembakan Vanessa dari kaca pembatas berjalan dengan binar mata kagum. "Lo walaupun udah satu tahun tidak latihan lagi, masih keren aja ahli tembakan lo. Latihan tembakan lo dah selesai untuk hari ini. Sekarang saat nya untuk latihan pertarungan." Ujar Richard diakhiri tepukan tangan kecil darinya.

Vanessa berjalan menuju tas nya mengambil sebotol minuman sembari meletakkan pistol dengan sembarangan. "Gue tau. Gue ga butuh peringatan. Sekarang waktu nya lo laporan ke gue." Sungut Vanessa menatap dingin Richard dan meminum beberapa teguk air dari botol.

"Gue ini masih sahabat lo, kalau lo lupa." Balas Richard serius.

Vanessa melepas kedua sarung tangan hitamnya kedalam lemari tepat didepannya. "Laporan." Ulang Vanessa lagi.

Richard menghembuskan nafas nya kasar dan berjalan mengambil kertas yang ditaruh nya diatas meja. "Kematian Angel dipalsukan karena keluarga mereka saat itu sedang berada diposisi sulit. Lo pasti ingat saat Angel pamit sama lo tepat sebelum kecelakannya. Angel dan keluarga nya pindah karena business keluarga Angel berada diujung tanduk. Will adalah orang di balik kehancuran business keluarga Angel. Angel dalam masa perawatan setelah kecelakaan dirumah sakit Jerman selama hampir 2 tahun akibat kepala nya yang mengalami trauma. Di saat umur Angel 19 tahun, Angel dinyatakan hilang akibat penculikan yang sampai sekarang belum ditemukan." Ujar Richard menatap Vanessa dengan dalam.

Vanessa mengalihkan mukanya setelah melihat tatapan dari Richard. Vanessa mencoba untuk tidak menunjukkan raut wajah nya dari Richard. "Lanjut." Balas Vanessa meminta laporan lebih dalam.

"Gue sama Jake udah coba mencari tau lewat sistem tentang siapa aja yang belakangan ini Anastasia hubungin lewat handphone serta laptop miliknya. Ada satu nomor yang gue dan Jake curigai, nomor telfon dari luar negeri. Anastasia menelfon orang itu setiap minggu satu kali dalam waktu yang cukup lama, selama ini Anastasia dan orang itu paling lama berbicara selama hampir 2 jam." Lanjut Richard menatap kertas yang di pegangnya.

Vanessa berjalan dengan tas dipunggungnya diikuti Richard disisinya. "Ada lagi?" Tanya Vanessa seolah-olah masih tidak cukup akan informasi Richard.

Richard menganggukkan kepalanya dan menyodorkan iPad membuat Vanessa berhenti seketika. "Gue udah putusin contract dengan perusahaan keluarga lo sesuai keinginan lo. Vanessa, gue rasa Bryan telah ditipu sama Anastasia. Lo mikir ga? Kenapa tiba-tiba Anastasia jadi istri dari kakak lo padahal dia belum cerai dengan Will? Gue udah datang ketempat club kerja Anastasia, mengejutkannya gue rasa kandungan Anastasia bukan karena kakak lo Bryan. Gue sempat tanya ke pemilik club itu, kata nya Anastasia sempat membuat keributan dengan kakak lo. Kata pemilik tempat itu, Anastasia berteriak minta dinikahin Bryan karena kandungannya. Bryan sempat teriak kalau dia ngga ingat sama sekali kalau dia pernah berhubungan dengan Anastasia. Dan setelah gue hack CCTV dirumah keluarga lo serta setelah gue ngomong sama salah satu pembantu rumah ayah lo, pembantu itu bilang Anastasia sepertinya mempunyai nyali menjelaskan ke Daddy lo kalau dia telah dihamili Bryan. Daddy lo sempat mukulin Bryan di CCTV itu." Jelas Richard kembali dengan menayangkan CCTV keluarga Mr.Cole yang memperlihatkan perkelahian antara Michael dan Bryan Cole.

Tak tahan melihat rekaman CCTV itu, Vanessa kembali berjalan menuju ruang latihan bela diri dengan perasaan campur aduk.
Richard yang memahami perasaan Vanessa spontan langsung menahan lengan Vanessa. "Untuk hari ini selesai. Besok aja lo ikut latihan selanjutnya." Pinta Richard.

Pretty Little NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang