What needs to be done. (9)

94 6 0
                                    

Happy reading! Maaf jika ada typo.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

No matter how much cats fights
                     There always seem to be
                           plenty of kittens.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Vanessa terbangun dengan badan gemetar serta peluh yang keluar dengan deras. Mimpi yang sangat menyeramkan, Alan yang mendatangi mimpinya meminta untuk menyelesaikan permainan, dan Vino yang juga mendatangi mimpinya mengacungkan pistol kearahnya.

Permainan apa yang Alan maksud didalam mimpi itu? Apakah ada kaitannya dengan dirinya yang menjalin hubungan dengan Richard, atau kaitan dirinya yang mencoba menyelesaikan dendam kakak nya serta menyelamatkan sahabat perempuan nya dari seorang mafia?

Perasaan buruk masuk kedalam pikiran nya, jika semua orang berusaha menghentikan nya bahkan lewat mimpi sekalipun, apakah dirinya mampu melawan tekanan batin yang selalu menyerangnya saat ini?

Vanessa mengedari pandangannya mendapati ruangan yang gelap serta Richard yang sedang tertidur pulas di sofa. Berjalan keluar kamar dengan mengendap-ngendap takut Richard bangun, Vanessa berbisik, "udah setengah lima pagi, tidur yang cukup lama." Vanessa mengambil air mineral botol kecil didalam kulkas menegak langsung hingga habis.

Kesunyian malam dirumah yang besar mampu membuat Vanessa tenggelam dalam pemikiran yang tidak baik. "What if... I die fighting?"

Suara derapan pelan mengembalikan dirinya dalam kesadaran memperlihatkan Anne dengan daster rumahan selutut. "Terbangun, Anne?" bantu Vanessa segera saat Anne kesulitan naik ke kursi bar dapur.

"Iya, haus pengen minum air mineral dingin."

Tangan kanan Vanessa mengulur mengambil air dingin dikulkas dan menuangkannya kedalam gelas. "Boleh kah aku bertanya?"

Anne mengeryitkan dahinya. "Tentu saja, aku siap menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala mu." katanya sedikit melebih-lebihkan.

Tong sampah dapur menjadi sasaran Vanessa melempar bekas botol yang isinya baru saja dituang, mengakibatkan sedikit suara yang bergema. Vanessa bertanya, "Kenapa kamu keluar dari perusahaanku dan memilih menjadi pemimpin kebersihan dirumahku?" memberi segelas air dingin pada Anne sesuai keinginan.

Anne meraih gelas itu kemudian meminumnya sejenak dan menaruh gelas kembali keatas meja bar dapur. Anne tersenyum kecil mengingat awal dari semua alasannya. "Karena Jake, 2 tahun lalu semenjak Jake selalu mengikutimu hingga kantor untuk menjagamu aku mulai menyukainya, caranya menjawab balik orang-orang disekitarnya. Jake sangat tak tersentuh membuatku cukup susah mencari perhatiannya, aku selalu berpikir kalau Jake adalah Prince Charming atau pangeran berkuda putih, anggaplah konyol namun itu pemikiran aku saat itu." ucapan Anne terhenti.

Anne penasaran akan reaksi Vanessa dan mendapati Vanessa yang tersenyum menanti cerita kelanjutannya. "Jake menabrakku suatu saat dulu ketika dia sedang terburu-buru mengejarmu kedalam rapat ruangan. Dia sempat membantuku berdiri namun meninggalkan ku begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa. Saat sore hari, dia datang menemuiku dan mengantarku pulang, sebagai permintaan maafnya. Mulai saat itu, kami tambah dekat hingga 8 bulan kemudian dia memintaku menjadi istrinya tanpa pacaran atau tunangan terlebih dahulu." lanjut Anne memutar balik memories waktu nya bersama Jake dulu.

Pretty Little NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang