Vanessa tersontak dan berdiri membeku mencoba mencerna kalimat yang di lontarkan Michael. Setelah beberapa detik Vanessa terjatuh kelantai, kedua tangan nya bertemu dengan lantai dingin tempat dirinya berada. Mata nya merah dan menggenang berair, namun tidak ada tetesan air mata yang jatuh. Apalagi sekarang? Bukan kah dia satu-satu nya anak perempuan di keluarganya?
Putri pertamaku.
Putri pertamaku.
...Putri pertama?
Vanessa menggeleng kuat wajahnya mencoba menghilangkan suara yang berasal dari kepala nya, suara yang berusaha mengingatkan dirinya akan fakta baru yang terkuak.
Tanpa Michael sadari, Vanessa segera mengalihkan tangannya untuk merekam pembicaraan diantara kedua nya di Handphone miliknya.
Tawa pilu menggelegar keluar dari bibirnya. "Dulu kalian bilang kalau Vanessa adalah putri satu-satu nya, tapi hal apa yang baru saja Vanessa dengar?" tanya Vanessa menerawang tidak mengerti.
Michael menggeleng keras, raut wajah dingin nya masih terpasang dengan tajam. "Vale Claire Azavalen Cole." Balas michael berjalan menuju jendela ruangan.
Kedipan mata Vanessa menampakkan kerutan marah, dengan satu sentakan Vanessa berdiri dari jatuh nya. "Lalu apa yang terjadi?" Tanya Vanessa pelan namun tajam, berusaha mencari tahu lebih dalam.
Michael yang tadi melihat keluar jendela pun akhirnya menatap Vanessa, memasukkan kedua tangan di dalam saku celana nya, Michael berjalan kearah Vanessa.
"Maximilian Warner, paman dari Will Wilner.
Max dulu adalah orang yang mencoba menjatuhkan perusahaan keluarga kita. Max juga menculik Vale. Sampai sekarang, Vale tidak diketahui keberadaannya. Yang kami tau, kami mendapatkan foto dengan gambar Vale disiksa. Mommy serta kakak-kakak mu dan keluarga besar kita menyatakan jika Vale sudah meninggal setelah melihat foto itu. Namun, sampai sekarang daddy masih yakin kalau Vale masih hidup, tumbuh menjadi wanita yang cantik." Jelas Michael dengan beban.Vanessa menaikkan alisnya. "Lalu kenapa Dad mencoba melakukan penculikkan?" tanyanya masih dengan rasa penasaran.
"Berusaha mengambil Vale dari tangan mereka. Putri Max bernama Nikita. Saat melakukan misi penculikan itu, peluru yang Dad arah kan ke Nikita melesat mengenai Max. Nikita berhasil melarikan diri. Max terbunuh saat itu juga. Akibat Max yang terbunuh serta Nikita yang melarikan diri, kami kehilangan semua informasi mengenai keberadaan Vale, Tidak ada satu orang pun yang mampu memberi informasi mengenai Vale, kecuali Will dan Nikita. Will dan Nikita sudah tidak mempunyai keluarga, hanya tinggal mereka berdua, sayangnya mereka terlalu pandai menyembunyikan diri mereka."
Mengerti akan situasi yang menyebabkan semua nya terjadi, Vanessa menyelesaikan rekaman atas pengakuan itu dan akhirnya menggerakkan kepala ke kanan dan kiri mencoba fokus akan alasan kedatangan nya. "Vanessa mau bernegosiasi." ucapnya mengatakan alasan akan penyebab meeting antara nya dan Michael terjadi.
Michael mengangguk mengerti. "Dan apa itu?"
Vanessa menghirup nafas dengan pelan menarik keberanian pada dirinya. "Serahkan semua perusahaan Dad ke putri Dad." ucapnya tegas namun terdengar pilu ditelinga Vanessa sendiri.
Otot-otot murka terhadap permintaan yang baru saja didengarnya muncul di wajah Michael. "Apa kamu gila? memangnya apa yang akan kamu lakukan jika Dad menolak?" tanya Michael tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Nightmares
RandomKesalah-pahaman antara Vanessa dan kakak tertua nya mengharuskan Vanessa mengorbankan kebahagiaan miliknya. Kehadiran seorang asing pada keluarga Vanessa membuat satu demi satu masalah dan dendam terkuak. Demi menyelesaikan game yang terjadi akibat...