15th

78 12 0
                                    

Minggu, 16.00

Gue masih mikirin soal kejadian tadi pagi. Gimana mau ga mikirin? Gue sakit hati banget.

Tapi alhamdulillah, satu sahabat bisa percaya sama gue. Yaitu Putri.

Wawlahi, hati gue tenang banget. Masih ada sahabat yang berharga disamping gue.

Oh iya, btw gue kangen sama Ukhti. Orang yang me--

"Ra"

Seseorang membuyarkan lamunan gue. Dan itu Juna. Kok bisa?

"Loh Jun, lo kok disini?"

"Tanya aja sama diri lo"

"Ha?! Maksutnya?"

"Sok gatau"

Astaghfirullah, ini kenapa si Juna?

"Astaghfirullah, lo kenapa sih Jun?"

"Jelas jelas lo maki si Athifa. Lo bilang kalo dia munafik. Dan sekarang, dia lagi di puskesmas"

"Gara gara?"

"Lo tanya aja sama diri lo sendiri!"

"Ra"

Tiba tiba Putri dateng.

"Ini kenapa Ra?"- Putri

"Suruh aja si Sarah jelasin"

Setelah itu Juna pergi.

"Kenapa Ra?"

"Gue difitnah Put"

Gue nangis. Gue udah nangis saat ini.
Gue sama Juna belum deket. Bahkan si Athifa belum terlalu deket sama Juna. Tapi, kenapa keadaan bisa separah ini?

"Difitnah apa?"

"Dia bilang, kalo gue maki Athifa kalo dia munafik. Terus katanya dia di puskesmas gara gara gue"

"Udah udah, duduk dulu"

"Put, gue harus gimana?"

"Cuek"

"Maksutnya?"

"Dia Ra yang salah, bukan elo"

"Iya Put, iya.. "

~~~

Minggu, 20.00

Gue sekarang belum tidur. Gue mau memastikan si Athifa. Dia tadi sempat ikut hafidz sih, tapi katanya dia udah keluar dari puskesmas. Dan mungkin saat ini ia beristirahat.

"Put, ke asramanya Silvi yuk"

"Lo mau ngapain? "

"Minta maaf"

"Yakin nih? Berani?"

"Gini lho put, salah engga salah mending minta maaf aja"

"Yaudah yuk"

Gue sama Putri memutuskan buat ke asramanya Silvi sama Athifa.

Sesampainya..

"Assalaamualaikum"

Tak ada jawaban. Tapi gue melihat didalam ada Athifa sama Silvi

"Mau apa lo kesini?!"- Athifa

"Fa, gue minta maaf"

"Telat, lagian percuma"

"Ya..gue gak tau kalau gue salah apa enggak"

"Jelas lo salah!!"

Sakit....sakit hati gue..

Putri yang peka langsung narik gue keluar dan membawa gue kembali ke asrama

"Udah Ra, biarin dulu aja mereka"

"Put, lo tau kan? Gue itu masih sayang sama mereka. Dan gue gak mau misahin tali silaturahmi kita"

"Gue yakin Ra, suatu saat Allah akan ngucapin kebenaran pada mereka"

Gue terpaku.

"Yaudah, sekarang lo tenangin diri dulu. Tidur dulu gih"

Gue cuma mengangguk.

~~~

Gini nih, ini cuma gue buat syarat. So, don't forget for vote this story guys. Gue baikin nih😋. Maaf kalau konfliknya kurang "ngehh". Insyaallah bakal aku kasih konflik lagi.

Thanks for reading..

My Six SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang