Minggu, 06.30
Gue rencananya mau sarapan sama temen temen. Tapi, tiba tiba gue dipanggil sama ukhti Fitri. Gak tau ya mau kemana. Pokok gue cuma ngikutin dari belakang.
Dan gue lihat di gazebo udah ada Juna. Ada apa ini?!
"Ini Ra. Ada yang mau bicara sama kamu"- Ukhti Fitri.
"Hehe iya....si Ukhti kangen sama kamu"- Juna.
Gue cuma naikin alis
"Ini. Dia mau vidcall an sama kamu"- Juna.
Juna nyodorin handphone nya ke gue.
Dan gue liat disana memang ada ukhti.
"Assalaamualaikum ukhti.."
"Waalaikumsalam. Mana temen temen?"
Gue langsung liat Ukhti Fitri. Tanda bahwa gue bertanya' kok yang dipanggil cuma gue?'
Dan gue balik melihat layar.
"Mereka masih sarapan,ti"
"Oh gitu, kamu gimana kabarnya?"
"Alhmadulillah"
Dan gue lihat disana ada temen temen. Gue lambaiin tangan ke mereka.
Padahal mereka mau kesini, tapi sebuah tangan menahannya. Tangan Athifa. Tatapannya ke gue menjelaskan mulai ada rasa benci ke gue.
Dan gak lama, mereka mulai melanjutkan pergi"Sarah...ada apa?"
"Ehh...gak papa, ti"
Saat itu juga hati gue merasa panas,sakit. Hati gue udah mulai nangis. Dan gausah ditebak lagi, habis ini pasti gue nangis beneran.
"Eh ukhti Fitri,Juna. Sarah mau ke asrama dulu ya"
"Lohh...kan belum selesai bicaranya"- Ukhti Fitri.
"Iya gak papa, tolonh ucapin salam Sarah dan temen temen ya..Assalaamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Gue segera berlari ke asramanya Athifa. Dan bener, gue lihat dia nangis. Dan ada temen temen temen juga yang berusaha nenangin dia.
Gue masuk ke asramanya dengan pelan.
"Assalaamualaikum"
"Waalaikumsalam!!"- balas Silvi dengan sedikit bentakan dan kebencian. Ya, gue rasakan itu.
"Fa,tadi tuh gue gak bermaksud Fa"
"Gak bermaksud gimana,ha?! Udah jelas lo duduk bersebelahan sama dia!!"
"Iya,tapi lo ta--"
"Muak gue sama lo!! Makanya dari awal gue cerita tentang Juna tuh gue udah mulai curiga sama lo!!"
"Gue tadi ga cuma bicara sama Juna. Gue ada urusan lain,Fa"
"Urusan lain? Bahkan lo megang megang hp nya Juna!! MUNAFIK LO RA!!"
Hati tuh uda kayak dihantam besi berduri. Gue yakin, ini hanya kesalahpaman.
"Ra, gue aja liat lo juga deket deket sama Juna!"- Silvi
"Tapi itu ud--"
"Ganyangka ya gue, kita temenan udah 11 tahun. Gue kira lo bisa dipercaya. Ternyata gini ya sifat asli lo. Munafik"- Silvi
Ya Allah, gue udah ga tahan sama cacian mereka. Sakit Ya Allah. Tolong hambamu ini Ya Allah.
"Pergi aja sana lo!! Eneg gue liat muka lo!!"- Athifa
Saat itu juga gue keluar asramanya. Perasaan udah kalang kabut.
"Loh Ra, lo nangis?"- Juna.
Saat itu juga gue ketemu Juna lagi. Dan saat itu juga Silvi liat peristiwa itu.
Gue langsung menuju asrama gue sendiri.
"Ya Allah, gue tahu ini pasti cuma kesalahpahaman. Beri mereka jalan Ya Allah"
"Iya Ra, gue ngerti"
Tiba tiba ada orang yang sedikit nenangin gue.
Dan itu Putri.
"Put, sebaiknya lo jangan deket deket gue deh"
"Engga Ra. Gue tahu ini kesalahpahaman. Biarin aja mereka benci sama lo. Nanti kalo udah tau kebenarannya, mereka bakal tahu kalau mereka salah. Lo gak salah kok.."
Alhamdulillah, hati gue adem dikit.
"Makasih Put, udah berpihak ke gue"
"Udah, sekarang lo istirahat aja"
"Gak ah, temenin gue liat mv dong"
"Lahhh..."
"Hiburan lah put"
~~~
Thanks for reading guys. Maap kalo kurang baper in.
Thanks a lot for read and vote
KAMU SEDANG MEMBACA
My Six Secrets
Spiritual(PRIVATE CHAPTER) ( COMPLETE CHAPTER) Kebersamaan selalu merapatkan tali persaudaraan. Tetapi, konflik selalu datang pada mereka. Apakah tali persaudaraan mereka akan merenggang, bahkan putus? Find an answer at this story Happy reading everybody