19th

73 12 0
                                    

"Ceritanya kamu kabur?"

"Ha? Ehm..."

"Ra, pulang gih"

"Gimana mau pulang. Gue tuh terisolasi di rumah"

"Maka dari itu, omongin baik baik sama keluarga"

Gue masih bingung buat mempertimbangin. "Gue gak bisa. Gue gak mau pulang"

"Terus?"

"Ehmm..gue boleh nginep di rumah lo gak?"

Gue liat Sania senyum senyum sendiri.

"Gak bisa"

"Loh..loh..ke--"

"Gak bisa, Ra"

Tiba tiba hp nya Sania bunyi. Lalu dia ngangkat telfon dari seseorang. Entah itu siapa.

Gak berselang lama, dia menutup telfonnya setelah sekian lama berbicara.

"Siapa San?"

"Mamanya Amanda"

"Amanda udah balik ya?!"

"Justru itu, lo yang disuruh pulang. Umi lo nelfon mamanya Manda"

"Tapi San--"

"Lo bakal kek gini terus? Lo betah? Lo betah ga hidup sama keluarga lo? Lagian Allah Maha Pemaaf, Ra. Gue yakin, Allah bakal ngeratin tali kalian lagi. Pulang gih, kasian ortu lo"

Gue kudu jawab kek gimana nih?

"Yaudah..."

"Gue anterin deh..."

Gue cuma mengangguk.

~~~

"Assalaamualaikum"

Tiba tiba pintu rumah gue kebuka.

"Waalaikumsalam. Sarahh..."

Sontak, umi langsung meluk gue. Terharu sih :')

"Kamu kemana aja?"

"Dia tadi ke--"

Gue langsung nginjek kakinya Sania.

"Tadi cuma di rumah Sania kok, mi"

Beginilah, dapat gue simpulkan. Kebaikan itu bisa datang kapan aja. Bahkan mendadak, itu bisa.

"San, lo nginep sini aja ya.."

"Gausah d--"

"Ayolahh.."

"Lagian Ra, gue belum ijin sama ortu kalo nginep disini"

"Yaudah deh, perlu dianterin?"

"Eh gausah. Tante, saya mau pulang dulu. Wassalaamualaikum"

"Waalaikumsalam"

~~~

Esoknya, 06.30

Gue baru bangun. Dan..

Aakkhhh....!!!!

Astaghfirullah, gue belum sholat shubuh. Ya Allah maafkan hambamu ini.

My Six SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang