Perang Dimulai

446 20 5
                                    

Han Hyo Joo Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Hyo Joo Pov

"Oppa bisa kamu nyalakan penghangat ruangannya, tanganku seperti mau membeku" pintaku pada Jong Suk yang sedang bekerja diruang kerjanya.

"Nde," jawabnya
Jong-Suk segera berjalan mencari remote AC dan menyetting suhu agar lebih hangat.

"O..??" ucapku kaget

Padahal dia terlihat begitu sibuk sedangkan aku hanya tiduran di sofa dan dia sama sekali tidak marah aku memerintahnya seperti itu.

"Gumawo.. " kataku yang merasa begitu tidak enak.

Ya aku benar-benar merasa tidak sopan kepadanya, aku pun segera menuju dapur dan membuatkannya segelas ocha (teh) hangat.

"Minumlah selagi masih hangat, aku ingin membantumu geunde (tapi) aku tidak mengerti sama sekali tentang bisnis mu Oppa."

"Gumawo, a.. Kamu bisa membantuku" ucapnya

"Apa yang harus aku kerjakan??" tanyaku memotong ucapannya

"Suapin aku sampai ocha (teh) nya habis, kedua tanganku harus tetap fokus pada keyboard apa kamu keberatan??" tanyanya sembari tersenyum manis

"Aigoo jangan tersenyum seperti itu, kamu membuat jantungku menjadi tidak sehat" ucapku spontan

"A jinjjayo??( benarkah) kalau begitu ayo mulai.." pintanya

Aku pun mendekatkan secangkir ocha (teh) itu ke bibirnya, Jong-Suk mulai meneguk

Glek..

"Aigoo rasanya hambar sekali," ucapnya sembari memeletkan lidahnya

"Jinjjayo? (benarkah) " tanyaku penasaran

"Coba kamu cicipi" pintanya

Karena penasaran dengan rasanya aku pun mencicipi ocha (tes) tersebut. Aku sangat yakin gula yang aku tuangkan cukup banyak tidak mungkin rasanya hambar

"Oppa kamu berbohong ocha (teh) nya manis" ucapku kesal

"A.. Jinjjayo? (benarkah) coba sini aku minum lagi" pintanya

Aku pun kembali mendekatkan cangkir tersebut ke bibir oppa.

Srruuuppptt...

"Ahh sekarang menjadi manis, mungkin karena ada bekas bibirmu" goda nya

"Oppa..." berhenti menggodaku seperti itu

Aku pun melingkarkan tanganku dari belakang bahunya, kemudian memeluknya erat.

"Hey aku bisa merasakan debaran jantungmu chagia (sayang)" ucapnya

"Bagus lah kalau begitu, karena aku tidak perlu mengatakan apa-apa oppa" ucapku.

"Oppa sebentar lagi salju pertama akan turun, aku ingin melihat dan berjalan-jalan bersamamu." pintaku sambil tetap bergelayutan dibahunya

"Keureh (baiklah) aku kan menuruti keinginanmu itu." jawabnya

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang