Chapter 1

19.1K 531 1
                                    

Lagu Battle Symphony punya Linkin Park memenuhi kamarku, yang menandakan alarm berbunyi dan nandain aku harus bangun kalau tidak mau pintu kamar digedor keras-keras oleh kakakku yang menjengkelkan. Karena kakak pertamaku sedang libur semesteran universitas jadi dia dirumah.


Aku mencoba membuka mata dan saat melakukannya, sinar matahari dari jendela kaca seperti menembus mataku yang membuatku menutup mata kembali sambil pelan-pelan membuka mata lagi. Yes I know I'm dramatic.

Aku bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk melakukan morning routines.

Setelah selesai, lalu aku turun untuk menuju ke meja makan.

"Hai pagi sweety" sapa Papa yang sudah berada di meja makan. Lalu mama menengok kearahku sambil tersenyum padaku selagi masih menyiapkan sarapan.

"Ayo cepat sini sarapan." kata Papa. Seperti biasa saat aku turun dari kamar untuk menuju meja makan. Rambutku masih berantakan kayak singa seperti yang dikatakan sahabatku Sammy aka Samanta. Hey jangan salahkan aku. Aku bukan morning person tahu.

"Ugh pagi pa." Aku menjawab sambil mengucek mata yang masih terasa berat.

Sekarang masih jam setengah 7 pagi, tetapi ini memang sudah kebiasaan keluarga Conte untuk sarapan pagi bersama.

Let me tell you, Papaku adalah businessman yang cukup dikenal di kota tempat aku tinggal, mamahku memiliki clothing line terutama dress untuk pernikahan. Well dari semasa mama kecil dia sudah suka menggambar dress-dress yang cantik. Jadi dia hanya menikmati hasil kerja kerasnya sekarang. Aku merupakan anak nomor 2 dari 3 bersaudara.

Anak pertama adalah Mike Conte, dia sekarang sudah memasuki tahun terakhir di universitas dan hanya tinggal beberapa bulan untuk wisuda dan dia sebentar lagi akan menjadi penerus di perusahaan Papa. So, yaa aku Melody Conte adalah anak kedua, umurku sekarang 18 tahun, yang baru aku rayakan Januari lalu, dan sekarang adalah Februari dan dalam tiga bulan aku juga akan graduate dari high school. Finally because so much drama bruhh.

Dan saudaraku yang ketiga adalah Myles Conte usianya 4 tahun, si cutie yang manja dan berisik. Ga bisa diem sama sekali. Well, aku tetep sayang sama dia soalnya dia lucu sih. Aku selalu suka godain dia sampe nangis dan akhirnya kena marah sama mama gara-gara dia.

"Sayang, tolong bangunin mike dan myles ya, kita sarapan bareng." kata Mama membawaku ke alam sadar.

"Okay ma."


Aku langsung menuju kamar Mike terlebih dahulu. Setelah sampai didepan kamar Mike aku mengetok pintunya. Tidak ada jawaban. Aku langsung memegang handle pintu lalu membukanya dan disambut oleh wajah serius Mike yang lagi ngerjain tumpukan kertas-kertas di depannya. Typical mahasiswa tingkat akhir. Tapi dia ini kelewat rajin sih. Dia ingin cepat lulus dengan predikat camlaude.

"Kak, ayo sarapan mama papa nungguin." Dia hanya merespon dengan anggukkanya. Ya itulah kakakku yang menjengkelkan, tapi aku tau kalo dia sayang banget sama keluarganya. Family Man material banget lah pokoknya dan juga dia ini kakak yang protektif.

Setelah selesai dengan Mike aku langsung pergi ke kamar cutie aka Myles yang kamarnya berada di dua kamar setelah kamarku yang terdapat di lantai atas. Semua kamar, Mike, Aku dan Myles berada di lantai atas.

Semula Myles masih tidur dengan Papa Mama tetapi setelah berumur empat tahun dia meminta untuk memiliki kamar sendiri yang langsung dikabulkan oleh Papa. Yeaa you know lah, biar tidak jadi pengganggu waktu if you know what I mean. ;)

Aku langsung memasuki kamar Myles dan benar seperti yang aku tebak dia masih tidur pulas dalam posisi seperti bola. Sebuah ide muncul di kepalaku. Aku menggelitiknya sampai ia bangun dan dia selalu mencoba melepaskan diri dariku.

"Mommy, Melo nggak mau berhenti gangguin aku, dia selalu menggelitikku setiap pagi." Dia berteriak dan tertawa sangat keras dan aku yakin mamaku mendengarnya.

Saat itu pula Myles membuka tangannya lebar-lebar menandakan ingin aku gendong piggy back.--He's that cute.

Setelah sampai di meja makan aku menurunkan Myles di kursi nya dan aku mengambil tempat duduk di sebelah Mike. Dia menoleh padaku dengan iritation di mukanya.

"Apaan?" aku mendengus sebal

"Nah. Makan sana. Lo jengkelin as fuck." Dan Mike langsung mengacak-acak rambutku. --Aku benci jika dia lakuin itu.

"Mikeey jangan bikin Melody ngambek terus dong kamu ini, ayo cepat makan telat sekolahnya ntar kamu Mel." Mama berkata sambil menggelengkan kepalanya. Sementara yang dibilangi malah manyun.

"You asshole." Aku berkata dan menatap ke Mike dan dia menjulurkan lidahnya. Huh

"Bahasa, Mel." giliiran Papa menatapku dengan mata intimidasi nya itu. Uh-Oh. Aku memberinya gesture peace.

Lalu kami mulai melahap pancake buatan Mama pagi itu dan setelah selesai aku naik ke kamarku untuk mandi dan berangkat sekolah.

Don't forget to vote lovely readers;)

That Bad Boy Is My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang