Chapter 9

6.4K 241 2
                                    

Dan aku pun mengingat sesuatu.Astaga besok aku harus berduaan sama Arthur? Dan memikirkannya saja sudah membuat jantungku berdebar kencang.

-----------------------------------------------------

Aku terbangun dari tidur karena aku merasakan ada yang menggelitik dan sesuatu itu atau malah seseorang terasa berat di punggungku. Mencoba membuka mata dan langsung menutupnya kembali karna sinar matahari yang menembus mata.

Pelan-pelan aku membuka mata kembali dan kembali mendengar suara tertawa, dan benar dugaanku, Myles.
Adik ku yang kadang ga berhenti gangguin kakaknya, meskipun aku sudah sering bilang kalo aku tidak ingin diganggu jika weekend, dan tidak ada yang berani bangunin kecuali Myles.

Aku melirik meja tempat jam ku berada, menunjukkan pukul 07.30 pagi. Oh my god. Aku ingin menikam bocah ini, sudah berani mengganggu singa tidur.

Dengan mata tertutup mencoba tidur lagi karna masih mengantuk, aku bertanya pada Myles "Ada apa myles, sana pergi gangguin Mike, jangan gangguin gue." dia tertawa lagi dan melanjutkan gelitikannya.

Aku makin jengkel karena aku benar-benar masih mengantuk. Kemudian apa yang dikatakan Myles selanjutnya membuatku langsung membuka mataku dan bangun dari percobaan tidurku.

"Ayoo bangunnn Melooo, itu kak Aturrr di pintu kamar lagi nungguin. Dia bilang kalo gak mau bangunin kamu nanti aku gak dikasih hadiah lagi. Cepet bangunnn."

Aku reflek melihat ke arah pintu, dan benar saja, Arthur disana, ada di pintu kamarku, bersandar di pintu yang terbuka itu. Ganteng banget. Dia memakai black skinny jeans kaos hitam dan navy jacket.

Lalu satu persatu hal muncul di otak ku, rambut gue, muka gue, gue ngiler apa kagak. Oh my god.
Betapa malunya! Dia ngeliat aku seperti ini.

Aku tersadar dari lamunan saat dia bicara "Gue tunggu dibawah cepetan mandi. Gue gak suka nunggu lama-lama." What an arrogant bastard!

Dengan itu dia langsung keluar dari kamar ku dan Myles ngikutin dia sambil berteriak semacam minta hadiahnya karena udah berhasil bangunin aku.

Pikiranku sebelumnya muncul kembali, langsung aku turun dari tempat tidur menuju kaca dan melihat refleksi gue. Hmm, gue gak kelihatan begitu buruk kecuali rambutku yang acak-acakan, tapi kenapa dia sikapnya seolah jijik melihatku tadi?

Asal dia tau aja kalo 90% cewek di dunia ini akan sangat berantakan jika bangun di pagi hari.

Aku melihat ke bawah dan sadar aku hanya pake underwear. Apa gara-gara ini ya? Pikirku.

Okay bagus, aku tambah mempermalukan diriku di depan Arthur. Thanks to Myles yang udah menarik selimut ku.

Keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian yang udah aku siapin tadi dan memakai make up. Okay sudah bagus, aku keliatan cantik. What? Gue emang narsis. :p

Aku turun ke bawah dan meleleh lihat apa yang aku lihat. Arthur main sama Myles, lagi. Dia pura-pura jadi kuda dan Myles jadi penunggangnya.

Pikiran ku langsung bayangin gimana dia akan main dengan anak kita nanti. Omg omg, anak kita? Jangan pikirin yang aneh-aneh mell, gumamku.

Pelan-pelan, aku dekati mereka dan pasang tampang marah, aku bilang "Ayo cepet pergi, gue mau urusannya cepet selesai biar gue gak ada beban lagi buat ketemu lo minggu ini."

"Apaan sih mel, kak Atur kan masih main sama Myles."  Myles merengek gak mau lepas dari punggung Athur.

"Main mulu, mending lo urus itu lidah kenapa gak bisa ngomong R." ucapku sambil menjulurkan lidah mengejeknya dan ditanggapinya dengan manyun

Tiba-tiba Arthur berdiri dan membawa Myles hingga dia berdiri di kakinya sendiri. Kemudian dia jongkok agar setara dengan tinggi Myles dan berbisik sesuatu yang membuat Myles mengangguk lalu lari ke kamar nya.

Aku yang otomatis penasaran dengan apa yang dia bisikkan ke Myles, aku tanya "Lo bisikin apa ke adek gue?"

"Hmmm pengen tau aja apa pengen tahu banget?" dia mengatakan hal itu sambil berjalan ke arah ku dan semakin dekat hingga wajah kita hanya menyisakan sedikit jarak.

Matanya melihat ke bibirku.Nerveous, aku mundur satu langkah.
Dia berjalan dua langkah, mendekatkan wajahnya ke arahku, menutup mataku, aku merasakan dia memegang tanganku dan mencium dahiku beberapa detik lalu melepasnya.

Dia menggandeng tanganku lalu berjalan menuju pintu untuk menuju mobilnya. Aku merasa lega karena dia tidak mencium bibirku tapi kenapa juga kecewa karena itu?

Apa aku pengen dia nyium bibirku daripada dahi saja? What the hell?
Apa sih yang salah denganku?

----------------------------------------------------

Vote, Comment and give me your opinion about this story ;)

That Bad Boy Is My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang