Chapter [13]: Chat Gaje

207 39 5
                                    

Happy Reading Guys

⚫-⚫

PUKUL 6.30 PM- Rifky sedang berkutat pada buku PR-nya. Sehabis solat Mahgrib tadi ia berniat untuk langsung mengerjakannya, takut kelupaan bahwa ia mempunyai PR. Jika ia lupa bisa gaswat, bisa dihukum pak Basir lagi dia.

Tek Akhirnya PR yang di kerjakannya selesai juga. Punggungnya ia sandarkan pada senderan kursi belajarnya seraya menghembuskan nafas lelah. Matanya menerawang pada langit-langit kamarnya. Tiba-tiba saja ia teringat pada kejadian di kantin tadi. Sungguh aneh, tapi nyata. Apalagi raut muka gadis aneh itu, ingin sekali Rifky tertawa. Lucu sekali. Bukan, bukan si Alexa, melainkan kejadian itu. Rifky geleng-geleng sendiri di buatnya.

Matanya beralih pada jam dindingnya- sudah masuk jam makan malam rupanya. Ia kemudian membereskan bukunya- menaruh pada tempatnya, selepas itu ia beranjak dari kursinya, dan meninggalkan kamar.

Satu persatu tangga itu ia turuni hingga akhirnya ia sampai di lantai dasar. Disana terlihat mami-nya sedang menyiapkan segala sesuatu untuk makan malam. Papi-nya tidak kelihatan. Mungkin dijalan kebejak macet. Namanya juga tinggal di DKI, itulah resikonya. Rifky pergi ke tempat mami-nya berada. Tangan mami-nya masih saja sibuk dengan ini-itu. Rifky berniat membantunya. Ia ulurkan tangannya dengan ikhlas untuk melakukan apa yang sama dengan Rani lakukan. Rani sendiri tersenyum simpul melihat putranya berkembang menjadi anak yang membantu seperti.

Akhirnya semua persiapan selesai dengan sempurna. Mereka berdua duduk pada posisinya masing-masing, sambil menunggu sang kepala keluarga pulang.

Ting

"Assalamuaikum..."

Ani dan Rifky menjawab salamnya. Dani tersenyum sambil menghampiri anak dan istrinya yang sedang duduk di meja makan. Apalagi jika bukan menunggunya. Anak dan istri itu mencium kemudian punggung tangan Dani. Setelahnya, Dani pergi sebentar ke kamarnya, berniat untuk menaruh tas kerjanya dan cuci tangan dan kaki. Sudah selesai, ia pun kembali ke tempat asal.

"Papi lama amat si! Gak tau udah laper apa?" keluh Rifky sebal, tangannya memegang perutnya seolah-olah sedang kelaparan. Memang sedang kelaparan sih.

Dani terkekeh dengan perlakuan anaknya. Lucu sekali anaknya itu sekarang, beda dengan saat dia berada di sekolah- lebih kepada sangar.

Mereka semua memulainya dengan berdoa, diteruskan dengan acara makannya. Rifky paling lahap diantara mereka. Maklum, efek habis belajar, jadi lapar.

Rifky menyelesaikan makannya duluan. Ia langsung pergi ke dapur untuk mencuci piringnya. Dengan santai, ia kembali ke kamarnya. Kedua tangannya ia letakan di belakang kepalanya.

Krek... Pintu dibuka dan menampilkan kamarnya. Langsung saja ia menghempaskan tubuhnya di kasur yang kata orang adalah sumber magnet terkuat yang paling ada. Dan Rifky menyetujui pendapat itu. Karena itu memang sangat benar dan sesuai dengan fakta. Sedang asyik-asyiknya memikirkan tentang "kasur", lagu Hotline bling milik Drake mengalun indah. Lagu itu berasal dari ponsel Rifky- menandakan ada panggilan masuk. Ia langsung memgambilnya, nama "Playboy Cap Ikan Teri" tertera disana. Siapa lagi jika bukan Alfi?

"Bos! Gawat Bos." seru seseorang disana, Alfi.

"Apaan?" jawab Rifky cuek. Jujur ia masih kesal dengan Alfi yang tadi siang membentak Alexa.

"Si Dava, Bos!" mendengar nama Dava dan nada kepanikan Alfi, Rifky jadi ikut panik.

"Dafuq kenapa?!" tanyanya panik.

"Dia ketabrak!"

Rifky panik, ia langsung berdiri. "Lo jangan bercanda, Fi!"

"Serius, Ky."

principle; say no to badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang