Chapter [4]: New Student

458 106 73
                                    

Happy Reading Guys


⚫-⚫

Orang yang gak mau mengakui kesalahan itu bukannya pengecut ya? Hm

-Dava

***

BANGUN pagi buta tidak pernah menyurutkan niat gadis itu untuk pergi ke sekolah ketika hari masih sangat dini. Gadis itu justru lebih suka berangkat saat hari masih gelap, dimana udara pagi yang dingin menusuk kedalam kulit saking dinginnya.

Dari kalimat barusan merupakan penggambaran ibarat doi yang tidak peka menusuk hingga kedalam lubuk hati.

Lupakan kalimat yang barusan.

Dan apajadinya jika seorang murid sudah datang pagi-pagi di sekolah. Orang itu akan menjadi penghuni pertama di kelasnya. Hal itu pun terjadi pada gadis itu- Alexa, ia pun menjadi penghuni pertama kelasnya. Layaknya sudah tugas orang yang pertama menempati kelas, Alexa harus menyalakan lampu pada ruang kelas yang gelap dan penuh dengan misteri.

Waktu yang kosong ia habiskan dengan mendengarkan lagu lewat earphone. Merasa bosan, gadis itu mengeluarkan selembar kertas kosong dan pena birunya. Satu goresan sekarang sudah terpampang jelas pada kertas putih bergarisnya. Seraya mengangguk-angguk mengikuti alunan lagu treat you better milik Shawn Mendes, Alexa menyelesaikan goresan terakhir. Kertas itu sekarang sudah berisi gambar buram dari tokoh idolanya-Thomas Sangster. Artis kelahiran London 1990 yang terkenal dengan muka baby face-nya itu.

Alexa mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam berapa sekarang-05.35-pantas saja masih tidak ada orang di kelasnya selain ia hingga saat ini. Waktu masih tersisa lama, lebih baik digunakan yang lebih berguna. Misalnya-tidur?

Sebenarnya Alexa tidak benar-benar tidur, hanya sekedar menidurkan kepalanya pada meja dan memejamkan mata, walaupun begitu, tentu saja ia tidak sampai memasuki alam mimpi. Toh ia tidur dari jam 8 malam, itulah yang menyebabkan bangun terlalu pagi juga tidak mengantuk.

"Woi kebo!" sapa seorang pada Alexa yang ia duga itu adalah Dina. Benar saja. Apa Alexa sudah pernah mengatakan bahwa sepertinya ia berbakat menjadi peramal?

"Apa?" jawabnya malas.

Dina mengerucutkan bibirnya. "Tumbenan amat datang pagi buta? Biasanya juga lima menit sebelum bel." Jari tangannya mengetuk-ngetuk meja. Suara ketukannya begitu nyaring karena kelas hanya dihuni mereka berdua.

Alexa yang mendengar itu hanya menghela nafas dan memutar bola matanya, lalu tersenyum.

"Dina sayang ... bukannya itu jadi pertanyaan saya pada anda?"

Dina cengengesan lalu mulai mengeluarkan ponselnya yang tadi berbunyi menandakan ada pesan; dan tiba-tiba matanya membelalak lebar. Alexa yang melihat itu hanya menatap bingung sahabat di sampingnya yang sekarang mulai senyam-senyum tidak jelas mirip orang kurang waras. Karena sudah kepo tingkat tinggi, ia pun bertanya pada Dina.

"Lu gila ya Din senyam senyum sendiri?" tanya Alexa heran.

Dina mengembalikan tatapannya pada Alexa, "Ya kali Lex wajah cantik mirip Selena Gomes dibilang gila."

"Nah, terus lu kenapa senyum sendiri?" tanya Alexa kembali.

"Ini nih yang buat gua gila," kata Dina sambil memberi lihat sesuatu pada layar ponselnya. Namun sebelum itu Alexa mengatakan; "Ngaku juga lo Dina. Haha."

principle; say no to badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang