Perlahan Grista melepas dekapan Arrens, ia pun kembali menutupi tubuhnya dengan selimut membelakangi Arrens.
Arrens turun dari ranjang dan berjalan kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Tak lama Arrens keluar dari kamar mandi dengan handuk melinggkari pinggang Arrens. "Gris...?" Arrens memanggil Grista lirih sambil mengenakan pakaiannya.
Duk...duk...duk
Arrens melangkahkan kakinya mendekati Grista.
Mendengar langkah kaki Arrens jantung Grista berdebar kencang rasa takut dan trauma, ia berusaha untuk tetap tenang dengan memejamkan matanya.
Arrens mendekatkan wajah pada Grista.
"Maafin gue..." bisik Arrens ditelinga Grista.
Grista hanya diam dan berharap Arrens tak akan melakukan hal hal yang buruk padanya.
"Gue harap lo bisa maafin gue..., oke Gue berangkat dulu" Pamit Arrens mengecup pipi Grista meskipun tak ada respon darinya.
Arrenspun menutup pintu dan bergegas ke bengkel tempat ia bekerja.
Tak lama Arrens sampai dibengkel tempatnya bekerja.
"Rens sini cepet, banyak pelanggan ngantri nih" Teriak Pak Ali sambil terus bekerja.
"Oke pak" Jawab Arrens mendekati Pak Ali dan segera membantunya.
Belum lama Arrens bekerja Pak Edi langsung memanggilnya.
"Iya Pak ada apa ya?" Tanya Arrens berdiri didepan Pak Edi.
"Tadi ada pelanggan telpon mobilnya mogok di jalan cendana, sekarang kamu kesana perbaiki mobilnya" Jelas Pak Edi.
"Oh iya baik Pak" Arrens langsung berangkat.
"Nah ini jalan cedana" Guma Arrens menghentikan motornya dan menengok kiri kanan mencari pelangganya.
Terlihah sebuah mobil mewah berwarna silver terparkir ditepi jalan dan langsung menghampirinya.
"Permisi mbak, apa mbak yang nelpon kebengkel Pak Edi ?" Tanya Arrens dengan sopan.
"Iihh.... lama amat sih gue udah kepanasan nih" Kata si perempuan pemilik mobil tanpa menoleh dan terus memandangi hpnya.
"Maaf mbak. Biar saya cek dulu" Kata Arrens yang langsung mengecek mesin mobil pelanggannya.
"Lama amat, bisa ker... " Tiba-tiba omelan perempuan itu berhenti saat Arrens menoleh kearahnya.
"A...A...Arrens... lho Arrens kan...?" Tanya perempuan itu terkejut.
"Iya saya Arrens, anda siapa ya...?" Tanya Arrens bingung.
"Ini gue Fera,Fera Monica. Masa lho lupa sih ? Gue kan yang dijodohin sama lho!" Jelas perempuan yang bernama Fera.
"Maaf mbak saya nggak kenal sama mbak" Jawab Arrens yang bergegas menaiki motornya dan kembali kebengkel.
"Eh Rens...Arrens tunggu..." Teriak Fera berusaha mengejar Arrens.
*Sial...! Ngapain juga gue harus ketemu sama tu nenek sihir!* Pikir Arrens.