"Lah...Kok bisa lo dipecat?" ucap Briyan
"Ini gara gara si nenek sihir" Arrens.
"Fera? Wah nekat juga dia buat naklukin lo" ucap Briyan.
"Si Fera tu emang bener-bener udah gila! Trus apa yang lo bakal lakuin setelah ini rens?" Tanya David.
"Gue nggak tau harus gimana gue udah nggak punya apa-apa dan disisi lain sekarang gue harus bertanggung jawab buat istri dan anak gue" ucap Arrens.
"Lo tenang aja rens kan masih ada kita, kita bakal bantuin lo kok" ucap Briyan yang dibalas anggukan David.
"Eh rens, gue baru inget kebetulan temen gue baru buka cafe di daerah sekitar rumah lo, kalo lo mau gue bisa tanyain ke dia apa masi ada lowongan" ucap Kai.
"Wah seriusan lo? Gue mau. Kerja apapun gue mau asal gue bisa ngidupin keluarga gue" kata Arrens.
"Lo yakin rens? Tapi gue nggak ngejamin lo langsung dapet posisi yang bagus?" kai mencoba meyakinkan Arrens.
"Yakin. Thanks bro" ucap Arrens menupuk pundak Kai sambil tersenyum.
Waktu cepat berlalu Arrens memutuskan pulang dan Kai mengantarnya sampai dirumah.
"Thanks bro tumpangannya dan semua bantuan lo." ucap Arrens turun dari mobil kai.
"Santailah kitakan sahabatan udah lama jadi lo nggak usah sungkan. Kalo gitu gue besok bakal jemput lo. Bye" pamit Kai.
Arrens berjalan dengan hati - hati dan membuka pintu perlahan agar tak membangunkan istri kesayanganya yang tengah terlelap diatas sofa.
"Kenapa kamu tidur disini sih sayang..." ucap Arrens sembari menggendong istrinya menuju kamar.
"Cantik..." ucap Arrens memandangi Grista.
"Hoammh kak Arrens baru pulang? Maaf ya aku ketiduran" ucap Grista yang tiba-tiba terbangun melihat sang suami berada disisinya.
"Issst udah kamu tidur lagi " ucap Arrens saat grista akan beranjak dari posisinya.
"Kak muka kakak kenapa?" tanya Grista memandang wajah Arrens yang terdapat beberapa luka.
"Enggak kok nggak papa tadi abis bantuin ibu ibu nangkep copet . Maaf ya buat kamu khawatir" Arrens mengecup kening grista.
Arrens tak ingin membuat istrinya khawatir dengan menceritakan kejadian sebenarnya.
"Tapi luka kakak..." ucapan Grista terhenti.
"Udah kamu tenang aja ini udah diobatin kok, sekarang kita tidur ya" Arrens coba menenangkan istrinya.
Gristapun hanya mengangguk menuruti perkataan suaminya perlahan tangannya beralih menyisir surai hitam lelaki dihadapanya yang tengah memejamkan mata hingga terlelap
Alarm berdering Grista dengan sigap mematikanya, tak ingin membangunkan Arrens yang masih tertidur dan menuju dapur.
"Kak bangun sarapanya udah siap" panggil Grista sembari menepuk pelan pipi Arrens.
Arrens tak kunjung membuka matanya dan hanya memberi isyrat kepada Grista dengan menunjuk keningnya.
Gristapun mengerti maksud dari Arrens dan mulai mendekatkan wajahnya perlahan mendekati Arrens yang masih memejamkan matanya.
Kini jarak antara keduanya hanya beberapa jengkal dan Grista terhenti sejenak memuaskan diri menatap lekat wajah suaminya.
Dengan cepat kedua tangan Arrens menangkup kedua pipi Grista menahanya agar jarak tak semakin jauh.
*cup*
"Selamat pagi sayang...." satu kecupan tepat mendarat dibibir Grista.
Refleks Grista menjauhkan diri dari Arrens mencoba mengatur nafas dan memalingkan wajahnya tak ingin Arrens melihat wajah Grista memerah saat ini.
Tanpa sepatah katapun Grista menuju meja makan diikuti Arrens berjalan dibelakang Grista dengan senyuman.Arrens dengan sigap membalikan tubuh Grista semakin mendekatkan tubuh keduanya.
"Ka... Kak lepasin aku" ucap Grista pelan menundukkan pandanganya.
"Kenapa kamu masih malu dengen suamimu sendiri.. Hmm?." goda Arrens pada istrinya tangannya beralih menyentuh wajah lembut Grista.
"Ihh apaan sih kakak masih pagi udah bikin aku kesel" Gristapun mengembungkan pipinya dan mencubit manja pinggang lelaki didepanya.
"Aww aduh sakit sayang... Abis kamu lucu sih. Masih aja malu malu sama suami sendiri" Arrens mengambil tempat dimeja makan.
Arrens hanya terdiam ketika sekejap Grista berubah dan mendekati wajah Arrens.
"Gimana luka kakak? Masih sakit?" dengan berani Grista menyentuh pipi Arrens yang masih tersisa sedikit bekas luka di wajah tampanya.
"Iya sayang... Udah sembuh kok" Arrens mengenggam tangan Grista mencoba meyakinkanya.
"Aku nggak mau semua terulang lagi... Aku nggak mau liat kakak luka lagi" ucap Grista.
"Maafin aku ya sayang udah buat kamu khawatir... Maafin papa ya nak udah buat mama kamu sedih" Arrens pun mengecup buah hatinya yang masih dalam kandungan.
"Uwuuuuu😘 makasih yang masih setia baca dan komen cerita akuuu.... Komen kalian buat aku semangat buat lanjut cerita ini😁😁😁"
*btw Aku mau bikin cerpen nih kira-kira kalian mau mampir juga nggak ke cerpen baru aku?😅😅*
*baru rencana kok*