❤ Chapter 13

1.9K 493 60
                                    

HP gue bunyi ketika sedang berkeliling Giant Supermarket untuk membelikan Jiwoo kado. Bentar lagi dia ulang tahun, dan sekarang gimana pun caranya gue lagi mengupayakan agar pengajuan cuti gue diterima sama Pak Bos. 


Enggak bohong deh gue, susahnya minta ampun cuma buat cuti doang. Maklum, pegawai baru. Belum boleh seenaknya. Ya tapi masalahnya gue juga punya keluarga di Malang! Ada pacar juga. Dipikir enak nahan kangen? Pak Bos mah enak enggak pernah ngerasain beratnya LDR!


Gue sempat punya ide untuk ngasih alasan kalau nenek meninggal biar Pak Bos dengan tangan terbuka ngizinin gue pulang. Tapi mengingat gue adalah cucu yang berbakti, gue enggak mau ngedoain nenek yang masih sehat walafiat cepet-cepet wafat.


Oke, stop basa-basinya. Gue mau angkat telpon dulu.


Setelah melihat nama kontak, ternyata yang nelpon adalah kesayangan gue yang sangat unch-unch. Dengan penuh semangat gue menggeser layar ke kanan dan segera menempelkan HP ke telinga.


"Halo, dek... tumbenan jam segini nelpon? Enggak lagi kerja kamu?"

"Lagi tanggal tua, restorannya sepi."

"Oh, bagus dong... jadi enggak pegel-pegel banget."

"Kak..."

"Iya, dek?"

"Mau ngomong."

"Lah, dari tadi apa dong ini kalo enggak ngomong?"

"Telponan."

"Oh iya ya, pinter juga kamu hehehe."

"Kak, serius!"

"Iya, iya, haduh galak ih pacar aku. Mau ngomong apa sih?"

"Aku pengen nonton The Doll 2."


Gue bergeming. Enggak kaya dulu yang bisa langsung bilang 'kuy lah capcus' di saat Jiwoo punya inisiatif untuk pergi ke suatu tempat. Ya Allah, ini surat izin cuti aja belom tentu di acc sama atasan Daniel kudu otoke?


"Sorry dek..." pada akhirnya gue cuma bisa meminta maaf yang mungkin Jiwoo juga udah bosen dengernya. 

"Ada temen yang ngajakin aku nonton itu."

"Ya... bagus dong? Kok kamu pake bingung gitu."

"Tapi dia cowok. Kakak tau Mas Jonghyun? Temen yang ngebarengin aku kerja. Boleh enggak nonton sama dia? Temen-temenku yang lain enggak ada yang bisa diajak."


Kalo tadi bergeming, sekarang gue mingkem. 

"Iya... enggak papa." 


Gue sepenuhnya enggak ikhlas dengan apa yang barusan gue katakan. Jelas gue enggak suka kalo cewek gue jalan sama cowok lain, ke bioskop pula. Secara itu identik sama kencan. Tapi gimana, andai gue nunjukin sedikit aja rasa enggak suka gue, nanti pasti Jiwoo kepikiran.

"Nonton doang loh ya, bukan yang lain-lain."

"Kakak enggak marah?"

"Enggak suka marah, nanti gantengnya luntur."

"Kak Daniel kok masih sempet-sempetnya, sih?!"

"Tapi emang ganteng kan?"

"Percuma ganteng yang demen tante-tante."


Andai Jiwoo tahu sejak di Surabaya peminat gue bukan cuma dari kalangan tante-tante. Astaghfirullah, narsis amat gua?


"Kalau dek Jiwoo cantiknya enggak percuma dong, kan yang demen Kang Daniel, hehehe..."

"Ya udah ya kak, aku tutup dulu. Nanti kalo ketahuan Mas Youngmin bisa kena jewer."

"Hehhh??!! Siapa itu Youngmin berani jewer-jewer kamu? Sini kakak samperin!"

"Hahaha, pulang aja enggak jelas kapan mau sok-sokan nyamperin mas Youngmin. Udah ya, Kak Daniel sayang. Babhay!" 


Iya sih Jiwoo ketawa, tapi kok omongannya kedengeran ngejleb banget di hati.


"Seru banget mas telpon-telponan sama pacarnya? Aku dengernya sampe ketawa." tegur cewek di sebelah gue selepas gue mengantungi hp ke dalam saku.

"Hahaha, ya maklumlah, Chae... namanya juga LDR. Ultimate weaponnya cuma telponan sama video call."


TBC

loh loh loh ada apa ini ada apa :"

EHH KELYAN UDAH DENGER LAGU BARUNYA THE EAST LIGHT BELOM?? IHH CUBANG MEREKA >///<

EHH KELYAN UDAH DENGER LAGU BARUNYA THE EAST LIGHT BELOM?? IHH CUBANG MEREKA >///<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Struggle 2.0 • Daniel & JR [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang