❤ Chapter 25

2.1K 485 43
                                    

thank you vomentnya aku jadi keranjingan nulis ini <3


*


Firasat Jonghyun yang mengatakan bahwa Jiwoo sedang enggak baik-baik saja akhirnya terbukti. Dia lagi ada masalah sama Daniel. Tapi dia heran, kok bisa? Bukannya baru kemarin mereka ketemu setelah sekian lama bergelut dengan rindu di hati masing-masing?


Terhitung sudah lima belas menit Jiwoo meninggalkan restoran bersama Daniel. Saat kembali Jiwoo melangkah dengan cepat sambil kepalanya ia tundukkan seakan tak mengizinkan seorang pun melihat wajahnya.


Hari ini restoran telah di booking oleh sebuah perusahaan untuk merayakan ulang tahun direkturnya. Alhasil pegawai sift malam hanya harus melayani pesanan mereka. Setelah orang-orang perusahaan itu sudah selesai makan, Youngmin memutuskan menutup restoran karena para pegawainya juga sudah kelelahan melayani mereka.


Itu artinya para pegawai restoran Youngmin pulang tiga jam lebih awal dari biasanya. 


Jonghyun menghampiri Jiwoo yang tengah membereskan barang-barangnya ketika seluruh karyawan juga bersiap untuk pulang.

"Mau main bentar ke Batu enggak, Woo?" tawar Jonghyun.

"Hm, tiba-tiba banget mas?" tanya Jiwoo.

"Dari tadi aku liatin kamu kayak murung gitu, siapa tau kurang piknik." 


Jawaban Jonghyun membuat seulas senyum terkulum dari kedua sudut bibir Jiwoo. Awalnya Jiwoo hendak mengeluarkan ponsel dari saku dan mengirim pesan terlebih dulu kepada Daniel, meminta izin ketika ia hendak pergi dengan cowok lain seperti biasanya. 


Tapi tiba-tiba Jiwoo ingat kejadian tadi sore. Alhasil niatan itu pun berganti mengirim pesan kepada sang mama untuk memberi tahu bahwa ia akan pergi dengan seorang teman.


"Ayo deh kak." Jiwoo menyetujui tawaran Jonghyun tanpa pikir panjang.


Sampailah mereka di BNS. Baru melihat gemerlap lampunya saja mata Jiwoo sudah berbinar. Jonghyun yang mengajaknya ke mari pun jadi senang.


Jiwoo menolak mati-matian saat Jonghyun hendak membayarkannya tiket masuk. Pada akhirnya cowok itu cuma bisa menurut. Syukurlah, sepertinya Jiwoo paham apabila anak kos berceletuk hendak mentraktir tandanya itu cuma manis-manis di bibir saja.


Mereka berdua tak memiliki ide tentang wahana apa yang hendak mereka naiki. Jiwoo sempat menawarkan masuk rumah hantu, tapi Jonghyun tidak mau karena dia takut hantu. Sampai akhirnya mereka berdua sama-sama sepakat menonton Cinema 4D.


Film yang ditayangkan kali ini bertemakan petualangan, di mana itu adalah yang paling seru bila dibandingkan dengan tema kriminal atau balapan.


"Seru banget ya," celetuk Jonghyun setelah filmnya usai.

"Hehehe, iya Mas." ucap Jiwoo disertai senyum tipis.


"Gimana kalo kita naik itu?" Jonghyun menunjuk flying swinger yang tengah berputar dan membuat mereka yang naik hawana itu terpelanting.

"Ngeri Mas liatnya." 

"Enggak papa, ayo..." Jonghyun secara tiba-tiba meraih pergelangan tangan Jiwoo dan melangkah menuju loket. 


Sebenarnya Jiwoo tidak yakin memiliki keberanian naik flying swinger. Wahana terekstrim yang pernah ia jajal hanyalah roller coaster, itu pun waktu dia masih TK. Sekarang sudah lupa bagaimana rasanya.


"Bisa masangnya enggak?" tanya Jonghyun saat penjaga wahana memberikan himbauan untuk memasang sabuk pengaman.

"Sip, aman terkendali Mas." jawab Jiwoo yang membuat Jonghyun urung mengulurkan tangan untuk membantu.

"Kalo pengen teriak, teriak aja sekenceng-kencengnya. Jangan kamu tahan." ucap Jonghyun pada Jiwoo sebelum flying swinger mulai berotasi.


Jiwoo mendengarkan saran Jonghyun dengan baik. Buktinya ia tak berhenti tertawa dan memekik ketika putaran semakin kencang. 


Kepala mereka pun jadi sedikit nyut-nyutan setelah permainan berakhir. Terutama Jiwoo, Jonghyun bahkan sempat beberapa kali refleks menahan tubuh Jiwoo yang hendak oleng. 


Jonghyun mengajak Jiwoo duduk sebentar sampai kepalanya tidak sakit lagi.

"Habis ini kita naik apa lagi Mas?" tanya Jiwoo antusias. Jonghyun tak langsung menjawab, ia menengok jam di ponsel.

"Udah jam segini loh, nanti kamu dimarahin mamamu." kata Jonghyun yang membuat Jiwoo iseng menengok jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Sekarang sudah pukul sepuluh malam.

"Hahaha, enggak kerasa soalnya Mas." 


"Gimana Woo, udah agak lega?" pertanyaan Jonghyun sontak membuat Jiwoo memutar kepala untuk menoleh. Ia menatap Jonghyun sendu. Mulai curiga kalau Jonghyun mengajak Jiwoo ke BNS bukan tanpa alasan. Ia tahu kalau Jiwoo sedang dalam suasana hati yang buruk dan Jonghyun ingin membuat gundah di hati Jiwoo hilang.


Tapi itu cuma praduga yang Jiwoo simpulkan sendiri. Dia tidak mau terlalu percaya diri. Namun Jiwoo tak bisa memungkiri, berkat Jonghyun mengajak Jiwoo naik flying swinger dan menyuruhnya tidak menahan jika ingin berteriak, beban Jiwoo jadi terangkat sebagian.


"Kalau bisa kamu kayak gini terus ya, Woo... aku enggak mau liat kamu murung. Mungkin emang bukan urusanku, tapi kalau sehari aja kamu enggak senyum, entah kenapa aku jadi enggak punya semangat buat kerja." celetuk Jonghyun lantas menyesap kopi yang kepulan asapnya telah lenyap.


Jiwoo dibuat bungkam dengan penuturan Jonghyun yang kelewat terus terang. Namun ia tak ambil pusing lama-lama.

"Makasih Mas Jonghyun udah bikin aku senyum lagi hari ini." ucap Jiwoo.


TBC

guys aku ada work baru castnya P101 juga judulnya 'Bobrok' cek ya ^^

Struggle 2.0 • Daniel & JR [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang