❤ Chapter 38

2.2K 608 189
                                    

jelaskan padaku alasan kalian jadi siders:
a. cerita ini terlalu mencengangkan sampe bikin kalian speechless
b. wattpad kalian tidak memiliki fitur vote
c. pengen cerita ini aku unpub
(tapi yo plaor ndeng aku nge-unpub mek gara2 siders wkwkwk)


*


Daniel mempersilakan Jiwoo masuk ketika mereka telah sampai di apartemennya. Baru selangkah dari ambang pintu, Jiwoo sudah dibuat takjub dengan interiornya yang nampak terlalu mewah jika hanya ditinggali oleh satu orang.


"Mangkannya Kak Daniel jarang pulang, apartemennya bagus begini." gumam Jiwoo sembari sibuk menelisik sekitar. Memperhatikan satu per satu perabotan apartemen Daniel yang nampak estetik.

"Oh gitu ya..." 


Seketika Jiwoo merasakan dekapan seseorang dari belakang. Bahkan embusan napasnya sampai menggelitik leher Jiwoo. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Daniel. 


Jiwoo mengelus tangan Daniel yang kini berada di lengannya. Namun dekapan itu tak berlangsung lama karena Daniel segera berjalan ke sofa dan mendaratkan bokongnya di sana.


"Duduk sini." kata Daniel sambil menepuk-nepuk pahanya—tempat yang Daniel minta untuk Jiwoo duduki. Gadis itu mengernyit dan dibuat tak habis pikir. Ia pun melangkah mendekati Daniel dan memilih duduk di sisi sofa.


Sekonyong-konyong Daniel mengangkat tubuh Jiwoo untuk duduk di pangkuannya seperti apa yang tadi ia bilang.

"Kak Daniel ih!" Jiwoo yang kesal pun memukul pinggang Daniel.

"Biar kamu enggak jauh dari aku lagi." kata Daniel lantas melingkarkan tangannya ke pinggang Jiwoo dan menempelkan dagunya di tulang selangka gadis itu. 


"Chaeyeon apa kabar Kak?" tanya Jiwoo yang sontak membuat Daniel menyorotinya tajam. Tapi karena Jiwoo membelakanginya, jadi dia tidak lihat.

"Sebenernya tuh aku kecelakaan pas abis pulang dari rumah Chaeyeon." kata Daniel kemudian mengeratkan pelukannya, mengantisipasi supaya Jiwoo tidak lepas sebelum Daniel selesai berujar. 

"Ngasih tau dia buat berhenti karena selamanya pintu hatiku enggak akan terbuka untuk cewek lain. Cuma kamu yang ada di hatiku." 


Jiwoo terenyuh mendengar penuturan Daniel. Ia pun mengubah posisi tubuhnya menjadi sedikit miring agar bisa melihat wajah Daniel. 


Sebuah kecupan singkat ia daratkan di pipi Daniel. "Makasih kak..."


Seulas senyum merekah dari kedua sudut pipi Daniel, ia mengelus wajah Jiwoo yang hanya berjarak beberapa senti darinya. Sebelah tangannya pun menangkup pipi Jiwoo kemudian melongok untuk mencium bibir Jiwoo dengan lembut.


Mereka hanya saling menempelkan bibir, tak seperti biasanya ketika Daniel memaksa lidahnya untuk masuk agar bisa menjelajahi bibir Jiwoo lebih dalam.


Entah mengapa meski bibir keduanya tak membulat, rasanya begitu hangat dan nyaman.


Struggle 2.0 • Daniel & JR [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang