•NINE•

221K 15K 421
                                    


🎼kau bagai kapal yang terus melaju, diluasnya ombak samudera biru. namun sayangnya kau tak pilih aku jadi pelabuhanmu.🎼
_____________

Kamila tengah berkaca di depan cermin ovalnya. Pagi ini, seperti biasa gadis itu akan pergi kesekolah menaiki angkot.

Setelah dirasa penampilannya sudah cukup baik, ia meraih tas ransel cokelat mudanya dan segera turun kebawah.

"Non Mila mau bawa bekal lagi kan hari ini?" tanya Mbok Nur.

Kamila terdiam, mengingat kembali sesuatu yang membuat hatinya sesak. Ia tersenyum miris.

"Gak usah Mbok. Mila sarapan dirumah aja. Nanti pas jam istirahat Mila ke kantin." ucap Kamila.

Mbok mengangguk.
"Itu udah Mbok bikinin pancake ya non.. sama ada susu masih hangat."

"Iya Mbok,"

—•••—

Davin sedang memantulkan bola basketnya malas. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi. Ia ingin ke kantin, tetapi tadi pagi ayahnya lupa memberikan uang jajan.

"Vin!" panggil Farhan.

Davin menoleh,
"Apa?"

"Udah ngerjain PR fisika belom?" tanya Farhan.

Davin mencoba mengingat,
"Udah kayaknya. Waktu itu gue minta bantuin kakak sepupu gue,"

"Liat yak!" seru Farhan sambil berlari menuju kelas tanpa persetujuan Davin.

Davin medengus.

Ia bangkit dari duduknya dan segera menuju kelas. Di tengah perjalanan,ia menabrak pundak seorang siswi.

"Eh sorry, sorry. Gue gak liat. Lo gapapa?" tanya Davin sambil menatap wajah perempuan itu.
Ia lalu terkejut saat mengetahui ternyata perempuan yang ia tabrak adalah Kamila.

Gadis itu menatap Davin beberapa detik lalu memutuskan tatapannya.

"Gapapa." ucap Kamila singkat lalu kembali berjalan meninggalkan Davin.

Davin memperhatikan punggung Kamila yang mulai menjauh.
gadis itu benar-benar menghindar darinya. Ada sesuatu yang janggal, ada rasa kehilangan yang dirasakan cowok itu.

Ini kan yang gue mau? Dia ngejauh dari gue dan gue hidup tenang.. jadi buat apa gue nyesel?

—•••—

Kamila menghembuskan napasnya saat sudah tiba di kelas. Ia mendudukan kursi di samping Lisya, seperti biasa. kejadian saat berpapasan dengan Davin tadi membuat jantungnya benar benar berdegup kencang.

"Kenapa lo?" tanya Lisya

Kamila menoleh,
"Gue bakal bener-bener berhenti buat deketin dan jatuh cinta sama dia Lis,"

Lisya terdiam sesaat lalu berucap,
"Iya, kalo emang lo gak mau sakit hati lama lama dengan lo jauhin Davin mungkin bisa buat hati lo lebih tenang."

Kamila mengangguk.

"Davin ngapain lo lagi Mil?!" suara Difa tiba-tiba membuat Lisya kaget.

"Paansi Dif, ngagetin aja!"

"Gak ngapa-ngapain gue kok, cuma tadi dia ga sengaja nabrak gue di koridor," jelas Kamila.

"Bilang ke gue kalo dia ngapa-ngapain lo, biar gue sleding!" seru Difa.

Kamila tertawa kecil.
"Iya Dipaaa! Uh, perhatian bener ama gue. Makin sayang,"

"Hai Mil!" sapa Revo tiba tiba. cowok itu baru datang dan segera menghampiri meja Kamila.

VinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang