•TWENTY•

175K 11.8K 1.5K
                                        

🎼Aku memang manusia biasa, yang tak sempurna, dan kadang salah. Namun dihatiku hanya satu, cinta untukmu, luar biasa.🎼
____________

"Assalamualaikum, Bunda."

Davin dan Bella melangkah memasuki rumah Davin. Lalu, seorang wanita cantik berjalan menuju keduanya. Ya, itu adalah Bunda Davin.

"Waalaikumsalam..Eh, ada Bella!" Bunda Davin mengukir senyumnya tatkala melihat seorang putri dari sahabatnya berada di sebelah Davin.

"Hai, tante!" sapa Bella seraya menyalami tangan Bunda Davin.

"Apa kabar, sayang?" tanya Bunda Davin hangat.

Emang ya, anak orang dibaikin, dilembutin..Lah anak sendiri? Dasar Bunda, gerutu Davin dalam hatinya.

"Baik, tante. Tante gimana kabarnya?" balas Bella sambil balik bertanya.

"Baik kok. Kalian mau ngerjain tugas ya?" tanya Bunda Davin.

"Iya, tante. Tadi gak sempet pas disekolah, soalnya Davinnya main hp mulu." Adu Bella.

Davin terkekeh.

"Ngadu?" tanyanya seraya mengangkat salah satu alisnya.

Bella hanya mencibir.

"Yaudah, sekarang kerjain dulu aja tugasnya di ruang tamu ya. Bunda mau siapin makanan dulu." ucap Bunda Davin.

Keduanya mengangguk lantas berjalan menuju ruang tamu.

Davin mulai mengeluarkan perlatan-peralatan tugasnya. Begitu pula dengan Bella.

"Gue lanjut gunting ya?"

Bella mengangguk.

"Ini nanti mau ditempel dimana?" tanya Davin.

"Dibawah judulnya, terus nanti kayak dihias-hias gitu deh." jelas Bella, "Tugas lo gunting aja."

Davin tersenyum simpul.

"Siap!"

Davin dan Bella kembali larut dalam tugasnya. Keheningan menyelimiti keduanya. Sampai suara Bella memecah keheningan itu.

"Dav, gimana?" tanya Bella.

Davin menoleh,

"Gimana apanya?"

"Udah ngedeketin Kamila?" tanya Bella memperjelas pertanyaannya yang tadi.

Davin menganggaruk tengkuknya.

"Emm..Gimana ya?" Cowok itu malah bertanya pada dirinya sendiri.

"Lah? Aneh lo." ujar Bella.

"Gue..Cuma masih ragu," ucap Davin pelan.

"Ragu gimana?" tanya Bella bingung.

"Gue takut kalo pas dia udah jadi milik gue dan tiba-tiba gue sebenarnya gak jatuh cinta sama dia...Melainkan cuma cinta monyet mungkin?" Davin menghela napasnya lalu menghembuskannya kembali, "Gue gak mau nyakitin Kamila untuk yang kedua kalinya, Bell."

Bella diam. Tak mengerti harus berucap apa. Ini masalah perasaan. Dan perasaan memang sering berubah-ubah.

Sekarang hati ini menyayanginya, tapi besok?

Sekali lagi,

Hati, siapa yang tahu isinya?

"Lo labil banget sih, Dav." ucap Bella pada akhirnya membuat Davin berdecak.

                    -•••-

Bella sudah berdiri diteras rumah Davin seraya memegang kantung berisi kotak makan yang didalamnya terdapat brownies cokelat buatan Bunda Davin.

VinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang