1. Family

15.8K 824 42
                                    

Apa yang kau pikirkan pertama kali tentang keluarga?

Anggota yang terdiri dari Ayah Ibu dan Anak bukan? Lalu bagaimana jika kedua orangtuamu bercerai? Kau akan memilih siapa? Ayah atau ibumu? Bagaimana jika ayah dan ibumu menikah lagi dan memiliki keluarga yang baru?

Joohyun memakan sarapannya dalam diam berusaha tidak mendengarkan obrolan keluarga ibunya. Iya setelah ayah dan ibunya bercerai Joohyun mengikuti Ibunya tinggal bersama keluarga baru di rumah yang baru serta anggota keluarga yang baru.

"Aku berangkat" entah ucapannya di dengarkan atau tidak yang penting dirinya sudah berpamitan tidak meninggalkan sopan santun dalam meja makan.

Joohyun keluar dari rumah mewah itu tersenyum saat melewati supir pribadi saudarinya. Joohyun berjalan keluar dari gerbang rumahnya bukan rumah suami ibunya berjalan menuju tempat pemberhentian bis, sejak dulu saat tahu jika saudarinya tidak menyukai dirinya Joohyun berusaha menjaga jarak baik itu di rumah maupun di sekolah.

Joohyun menaiki bis yang di tumpanginya berdiri karna tidak mendapatkan tempat duduk kedua matanya memperhatikan sekitar bis yang cukup ramai hingga dua kali pemberhentian dirinya akan tiba di sekolah tempatnya menuntut ilmu.

Joohyun berjalan menuju sekolahnya melewati pintu gerbang tersenyum pada penjaga sekolah disana. Kelasnya berada di lantai tiga untuk murid tingkat akhir, rasanya Joohyun ingin segera lulus agar bisa bekerja dan hidup mandiri.

Kakinya melangkah pelan menaiki anak tangga hingga sampai di kelas dirinya menghampiri kursi nya yang berada di barisan belakang.

Selama Joohyun bersekolah dirinya memang tidak mempunyai banyak teman malah terkadang dirinya hanya sendiri merasakan mempunyai dunianya sendiri tanpa ada yang bisa mengganggunya.

Satu bulan lagi akan diadakan ujian nasional dan Joohyun berharap dirinya dapat segera lulus.

Joohyun memperhatikan kucing liar di belakang sgedung sekolahnya. Kucing yang selama tiga tahun menemani waktu istirahatnya di sekolah kucing liar yang selalu mendengar keluh kesahnya.

"Haruskah kita mengajaknya? Rasanya malas sekali lagipula orang itu juga tidak akan datang" Joohyun memperhatikan ketiga punggung teman sekelasnya dalam diam.

"Mau bagaimana pun dia tetap anggota kelas kita"

...

Joohyun menoleh menatap saudarinya yang tertawa dengan lebar bersama kedua orangtuanya andaikan jika itu dirinya. Dirinya yang mendapatkan dukungan untuk semangat mengerjakan ujian dirinya yang mendapatkan kecupan sebagai pengingat jika keluarganya berada di belakang untuk mendukung serta pelukan jika kau membutuhkan tambahan tenaga.

Joohyun bersyukur setidaknya bukan hanya dirinya saja yang bernasib sama ada begitu banyak yang sama sepertinya.

Empat hari mereka berkutat dengan ujian nasional dan kini mereka bisa bernapas lega ujian itu sudah terlewati mendengar dari beberapa perbincangan temannya yang ingin mengikuti beberapa tes untuk masuk universitas yang diinginkan.

Tabungannya belum cukup jika dirinya masuk universitas tahun ini, mungkin tahun yang akan datang dia akan masuk belajar di universitas tidak mudah dan Joohyun menyadari itu.

Beberapa hari lalu salah satu teman sekelasnya mengajaknya untuk datang ke acara perpisahan dan dengan senang hati dirinya akan datang.

Hanya sekali saja dirinya ingin mengikuti keinginan hatinya bukan orang lain yang selalu mengaturnya mendiktenya ini dan itu membuat batinnya tertekan.

"Semoga saja dengan hal ini aku bisa mendapatkan teman" selalu teman yang bisa Joohyun doakan.

Dirinya hanya ingin memiliki teman tempatnya untuk berkeluh kesah dan mengeluh selain keluarga. Bisakah semuanya terkabul?.

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang