3. Servant

11K 789 29
                                    

Joohyun menatap Taeyeon dengan wajah sendunya tapi lihatlah wanita paruh baya dihadapannya kini malah menagabaikan Joohyun. Dan Hyunoo yang melihat itu terkekeh melihat kelucuan tingkah ibu dan neneknya.

"Eomma Eonni berhentilah kalian membuat kepala kami pusing" Joohyun berhenti ketika salah satu anak panti menegurnya melihat mereka semua kini menatap dirinya juga Taeyeon dengan tertawa juga kesal sekaligus.

"Chayeon-ah kemari bantu Eomma menyiapkan makan malam" Chayeon gadis berusia 13tahun itu berdiri menghampiri Taeyeon mengucapkan kata maaf pada Joohyun.

"Noona kau membuat masalah" Joohyun meringis menatap Jongdae dan teman-temannya.

"Kau harus meminta maaf Eonni" Joohyun tahu ini memang kesalahannya meminta keluar sari panti untuk bekerja tapi dirinya juga ingin hidup mandiri.

Taeyeon bukannya tidak mengijinkan Joohyun untuk keluar dari panti tapi dirinya hanya takut jika nanti Hyunoo tidak mendapatkan kasih sayang dari Joohyun. Batita itu baru berumur tiga tahun dan harus mendapatkan perhatian extra.

Joohyun menatap putranya yang terlelap dalam tidurnya. Putranya benar-benar tampan dengan  garis wajah yang terpahat sempurna Joohyun bahkan selalu meyakinkan dalam hati jika dirinya tidak akan seperti kedua orangtuanya yang tidak menginginkan dirinya hadir atas sebuah kesalahan.

Umurnya menginjak angka 22 masih begitu muda. Terkadang Joohyun melihat gadis seumurannya tengah pergi berbelanja bersama teman-temannya ataupun pergi ke universitas untuk belajar. Ada rasa iri melingkupi hatinya tapi saat mengingat wajah Hyunoo rasa itu hilang dirinya bersyukur merasa jika dirinya masih dibutuhkan oleh anaknya sendiri yang menggantungkan hidupnya pada Joohyun.

"Joo" Joohyun menoleh menatap Taeyeon yang kini berada di ambang pintu kamarnya. Taeyeon berjalan masuk duduk disisi ranjang Joohyun.

"Aku ingin kau bekerja tapi tidak meninggalkan Hyunoo, anakmu sedang berada dalam masa perkembangan dan kau butuh tenaga extra untuk itu" Joohyun tahu tentang hal itu.

"Aku akan mencari pekerjaan yang bisa membawa Hyunoo ikut bersamaku" Taeyeon menatap Joohyun wanita dihadapannya sudah dianggap seperti anaknya sendiri sejak pertama kali Joohyun menginjakkan kakinya di panti asuhan yang dikelolanya.

"Aku akan mencarikanmu pekerjaan tapi dengan satu syarat" Joohyun bahkan hampir memekik ketika Taeyeon mengatakan jika dirinya mengijinkan Joohyun bekerja.

...

Joohyun menatap rumah mewah dihadapannya dengan pandangan takjub bagaimana bisa dirinya bisa membersihkan seluruh ruangan disana?

Taeyeon memang mengijinkan dirinya bekerja dengan membawa Hyunoo dengan catatan harus mengunjungi panti setiap bulannya dan dengan senang Joohyun menyanggupinya.

Rumah yang didatanginya ini adalah salah satu rumah teman Taeyeon yang katanya membutuhkan seorang pembantu karna mereka kekurangan tenaga kerja di rumahnya.

Hyunoo anak kecil itu sudah mulai berlari membuat Joohyun mengejarnya hingga menangkapnya lalu menggendongnya hingga pintu utama seorang wanita paruh baya tersenyum menatapnya mempersilahkan Joohyun masuk.

Joohyun menatap wanita paruh baya dihadapannya dengan tersenyum canggung sedangkan wanita paruh baya itu menatap Joohyun seakan mengintimidasi gadis itu.

"Duduklah Joohyun" Joohyun duduk dengan memangku Hyunoo. Beruntung kali ini Hyunoo menurut untuk diam di pangkuannya.

"Aku begitu penasaran dengan salah satu pekerjaku di restoran yang tiba-tiba saja mengundurkan dirinya" jantung Joohyun berdegup kencang takut.

"Maafkan aku Nyonya Cho" gumam Joohyun.

"Apakah dia anakmu? Anakmu tampan" Joohyun tersenyum lalu memperkenalkan Hyunoo pada mantan bosnya di restoran lalu. Dunia begitu sempit hingga kini mereka bertemu kembali.

"Maafkan aku karna pernah mengecewakan anda sebelumnya Nyonya" Cho Hanna terdiam menatap Joohyun lalu mengangguk tidak ingin bertanya lebih jauh apa yang terjadi dengan salah satu mantan karyawan di restorannya.

"Cucu perempuanku akan segera tiba dari sekolahnya kau bisa istirahat sejenak sebelum mempersiapkan makan malam bersama yang lain" Joohyun mengangguk lalu berdiri mengikuti langkah Cho Hanna pada sebuah paviliun yang di khususkan untuk para pekerja.

"Ini kamarmu. Kupikir cucu perempuanku akan senang berada di rumah dan mendapatkan teman baru" Hyunoo tertawa begitu Hanna mengusap pipi chubynya.

Joohyun memperhatikan kamarnya dengan tersenyum kamarnya cukup besar untuk tempat istirahat dirinya dan Hyunoo. Hyunoo sendiri sudah berjalan menyusuri kamar barunya dengan tertawa menunjukkan deretan gigi putihnya.

Joohyun kini menidurkan Hyunoo agar dirinya bisa ikut membantu menyiapkan makan malam keluarga Cho. Setelah Hyunoo terlelap Joohyun keluar dari kamar menuju dapur keluarga Cho bersama salah satu pembantu disana juga yang Joohyun ketahui namanya Minjung wanita itu bekerja untuk menghidupi anaknya sedangkan suaminya telah lama meninggal.

"Keluarga Cho punya dua orang anak yang pertama Cho Ahra sudah menikah dengan dokter ternama anaknya juga sudah cukup besar namanya Kim Judy sedangkan anak kedua keluarga Cho itu laki-laki namanya Cho Kyuhyun belum menikah pria itu jarang berbicara wajahnya juga jarang tersenyum kecuali saat berkumpul dengan keluarganya sendiri sekarang sedang melakukan perjalan bisnis entah kapan pulangnya" Joohyun sesekali mengangguk mendengarkan ucapan Minjung mengenai keluarga Cho.

Joohyun juga sempat melihat beberapa foto di ruang keluarga majikannya memiliki anak-anak yang cantik juga tampan.

"Kau ingin ini?" Tanya Joohyun saat seorang anak perempuan berusaha mengambil ice cream di dalam kulkas tingginya yang kurang membuatnya kesusahan.

"Ini aku akan menaruhnya dalan mangkuk ya" anak kecil itu mengangguk mengikuti pergerakan Joohyun.

"Judy kau makan ice cream lagi" gadis kecil itu bersembunyi di belakang tubuh Joohyun mendengar suara Ibunya.

"Little Eomma, i'm promise Just little" Joohyun menatap wanita di hadapannya yang tengah menahan emosinya dengan pandangan canggung bingung harus melakukan apa.

"Kau pekerja baru itu? Cukup berikan Judy ice cream seminggu dua kali pada hari rabu dan minggu" Joohyun mengangguk mengerti berbeda dengan Judy yang memekik girang.

"Ini ice cream milikmu" Joohyun menyerahkan semangkuk ice cream pada tangan mungil Judy.

"Terima kasih Imo" Joohyun tersenyum membalasnya membuat Ahra yang memandangnya bingung tidak biasanya Judy memanggil pekerja di rumah kedua orang tuanya dengan sebutan Imo.

Joohyun selesai membersihkan dapur bersama pekerja yang lain setelah itu mereka kembali ke kamar masing-masing mendapati jika Hyunoo masih tertidur dengan memeluk guling yang ukurannya lebih besar dari tubuh Hyunoo sendiri.

Dirinya merebahkan dirinya di samping Hyunoo mencoba untuk terlelap berharap jika hari besok lebih baik.

Kedua matanya terbuka merasakan seseorang menepuk wajahnya mendapati jika Hyunoo tengah membangunkan dirinya.

"Hyunoo lapar?" Dibawanya Hyunoo dalam gendongan Joohyun mengambil botol milik Hyunoo yang audah ada susu bubuk disana dirinya harus memasak air panas terlebih dahulu.

Keadaan rumah begitu gelap Joohyun menghidupkan lampu dapur berjalan untuk memasak air untuk menyeduh susu Hyunoo. Setelah selesai Joohyun memberikan susu putih milik Hyunoo yang langsung di sedot Hyunoo.

Joohyun menurunkan Hyunoo agar dirinya bisa membersihkan panci tempatnya memasak air panas lalu duduk di hadapan Hyunoo.

"Hyun benar-benar lapar ya? Ayoo kita kembali ke kamar, Eomma sudah mengantuk Hyun juga harus tidur" seolah sudah merasakan kantuk kembali menyerang Hyunoo menyerukkan kepalanya ke leher Joohyun kedua matanya menatap seorang pria berdiri di belakang mereka dengan lampu temaram yang sudah dimatikan Joohyun.




FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang