2. si tukang nyelak

10.9K 1.1K 235
                                    

Maya POV

Aku memasuki pelataran parkir coffee shop bang Bima dan memakirkan mobilku.

Dengan berjalan pelan aku masuk ke dalam coffee shop dan mataku langsung mendapati bang Bima yang berdiri di balik kasir.

Dirinya tersenyum ke arahku, berjalan menghampiri dan memeluk tubuhku erat.

"Kangen kamu banget dek" Katanya sambil menunduk dan berbisik di telingaku.

Aku meregangkan tubuhku dan mendongakkan wajah menatapnya takut.

"Maafin adek ya bang" Suaraku kembali terdengar sengau.

Duh, jangan sampai nangis di depan orang banyak.

Aku buru-buru menunduk dan bang Bima menggiringku berjalan ke lantai atas, ke ruangan kerjanya.

Dirinya menutup pintu dan langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

"Udah abang maafin ko, asal jangan sekali-kali lagi ya dek, ngajakin Sasha berenang, maksa nyuruh dia pake bikini"

Bang Bima mengusap wajahnya, lalu matanya menatap tajam diriku yang mematung.

"Adek tau sendiri, abang ga suka berbagi tubuh istri abang ke orang lain" Lanjutnya lagi.

Aku meringis, mengingat kejadian yang membuat bang Bima marah dan akhirnya menghentikan memberiku uang tiap bulannya.

Saat itu aku cuma berpikir, bang Bima lebay bener, masa cuma perkara gitu aja sampai marah, ketika aku hanya menanggapinya dengan tertawa, bang Bima yang kesal mendorong tubuhku sampai terjatuh ke atas pasir.

Untungnya pasir kan? Coba kalau aspal, bisa kebayang gimana sakitnya bokong kalian kecium aspal.

Aku tahu dirinya tidak sengaja mendorong tubuhku sampai terjatuh, tapi aku yang kaget langsung terdiam, tidak menyangka bang Bima membuatku jadi bahan tontonan orang-orang yang berada di sekitar pantai.

Jelas aja aku ngambek, saat itu juga aku langsung  memesan tiket pesawat dan pulang sore harinya kembali ke Jakarta.

Ku lihat bang Bima berdiri dan kembali memelukku.

"Abang juga minta maaf ya, abang ga sengaja bikin kamu jatuh" Pelukannya mengerat dan dirinya mengecup puncak kepalaku.

Aku membalas pelukannya dengan berjinjit mengalungkan kedua tanganku ke lehernya.

"Adek bakalan lebih maafin abang kalo abang gantiin uang tiket pesawat yang kemarin itu adek beli pake uang adek sendiri" Kataku pelan.

Bang Bima langsung melepaskan pelukannya.

"Dasar, masih aja pengeretan" Dirinya mengacak rambutku kesal tapi sambil terkekeh.

Aku tersenyum.

Ya kali mayan beneran diganti. Lagi juga uang bulanan udah lama ga ngasih.

"Udah sana mulai kerja, Sasha sama dede Zahra siangan datang ke sini" Bang Bima berjalan ke arah mejanya.

Mataku berbinar.

"Asekkk bawa si gembul" Aku menepuk tanganku.

"Ok bang, adek ke bawah dulu ya, pokonya part time kali ini abang musti gaji adek 2x lipat, et et et, jangan motong omongan adek" Jari telunjukku bergerak memintanya untuk tidak bersuara.

"Musti 2x lipat karena nanti adek juga merangkap baby sitternya dede Zahra, biar abang bisa beduaan sama Sasha, gimana?" Tawarku sambil menaik turunkan alisku.

Bang Bima terkekeh, wajahnya terlihat memerah.

"Ok ya bang?" Aku tersenyum jahil ke arahnya sebelum meraih handle pintu.

My buggersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang