Bang Bima, maaf yakkk dijadiin mulmed lagi, padahal ini kan bukan ceritanya abang, ya krn saya ga punya photo abang lagi 😢 beneran deh bang, akohh padamu 😘😘
Evan POV
Kurasakan wajahku memanas karena Maya memandangku sedemikian rupa setelah mendengar perkataanku barusan.
Maya meletakkan handphonenya di atas meja sambil tersenyum ke arahku.
"Mau dengerin omongan apaan, mas Evi?" Tanyanya.
Aku melengos, tak sadar tanganku menyisir rambutku ke belakang, lalu berdiri.
"Gue ke toilet" Kataku lalu berjalan ke arah toilet.
Masih bisa ku dengar suara tawa Ivan.
Aku membasuh wajahku, lalu berdiri menghadap cermin, mengusap benjolan yang sudah mengecil tetapi masih membiru.
Menghela nafas panjang. Sambil kembali merapikan poniku lalu berjalan keluar toilet.
Entah berapa lama aku di toilet untuk menenangkan diriku, mataku menatap tajam ke arah meja, ku lihat pria macho pacar Maya sudah duduk di samping Maya, mereka bertiga terlihat tertawa.
Aku berdeham.
Mereka melihat ke arahku.
"Eh mas Evi, maaf ya, mas Bima gabung, tadi katanya gak sabar kalo nunggu sampe aku pulang" Maya bersuara begitu aku menghempaskan bokongku ke atas bangku.
"Hmm..." Aku hanya menoleh ke arahnya. Dengan wajah dingin.
Ivan menginjak kakiku di bawah meja. Sontak membuatku menoleh ke arah Ivan yang mengkodekan sesuatu ke arahku.
Aku menatapnya dengan bingung.
"Kenalin Ev, mas ini pacarnya Maya" Kata Ivan.
"Eh iya mas Evi, kenalin ini mas Bima..."
Kulihat ke arah pria yang bernama Bima itu mengulurkan tangannya ke arahku sambil tersenyum.
"Bima, pacarnya Maya"
Suaranya terdengar berat dan dalam, kesan machonya bertambah lagi.
Aku menyambut uluran tangannya. Sedikit meringis karena Bima menggenggam tanganku kencang.
"Evan, bukan Evi" Kataku sambil menarik tanganku cepat.
Sial, sakit man!
Bima tersenyum lagi.
"Kalian sudah lama berpacaran?" Mulutku ini tidak bisa ku kontrol lebih lama lagi. Karena kami terdiam lama.
Ivan kembali menginjak kakiku.
Maya kulihat tersipu sambil menundukkan wajahnya.
Huh, pake tersipu-sipu.
"Belum lama, kira-kira baru seminggu ya Hun, jadiannya pas Maya baru pulang dari Derawan"
Aku menoleh ke arahnya,
I'm not asking you, dude! Batinku, ga mungkin aku berkata langsung, bisa di remukin lagi nih tangan kalo nanti berjabat tangan.
"Oh" Balasku.
"Kenalnya udah lama?" Tanyaku lagi.
"Bro, lu kedengeran kaya bokapnya Maya ketimbang teman baru kenal tau" Ivan menepuk pundakku.
Aku tidak memperdulikan perkataan Ivan, sambil bersedekap aku menatap tajam ke arah Bima.
Bima terkekeh dan mengusap rahangnya yang terpahat sempurna dengan bakal jenggot yang tumbuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My buggers
RomanceBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/7/17 - 12/8/17