18. b p p, t u p h d

8.2K 1.1K 385
                                    

B P P, T U P H D = Belom Pernah Pacaran, Tapi Udah Patah Hati Duluan
Judulnya kepanjangan, sampe aku singkat wkwkwkwwk

Maya POV

Seperti yang aku umbar-umbar kemarin, sepulang dari Derawan aku giat workout di gym bersama Bang Bima yang menjadi Personal Trainerku.

Buat apa dong punya babang ganteng yang badannya lebih seksi dari si manusia sinis, nyinyir, tukang nyelak, sok caem itu, makanya harus aku manfaatin.

Jadi member di gym ini juga gratis, aku merayu bang Bima mendaftarkan diri nyari gym yang promo member get member.

Iya member get member, nyari promo yang 1 iuran buat 2 orang, jadi aku nebeng bang Bima aja.

Hohoho.

Aku sedang menunggu bang Bima yang katanya mandi dulu, aku sih mandinya nanti di rumah aja, ga enak masih keringetan langsung kena air.

Mataku sibuk berkutat dengan game di handphoneku dengan sesekali memandang ke arah loker pria.

Demi apa???

Mataku membulat kaget mendapati sosok pria yang bikin kepala ini mendidih ketika mengingat lagi kejadian di Derawan.

Kata-kata bergelambir, mulut pedas, kelakuanku bikin dia muak kembali terngiang-ngiang di telingaku.

Kami saling bertatap seperkian detik dalam diam.

Aku melengos dan berdiri, tersenyum dan berjalan ke arahnya yang masih berdiri mematung.

"Kita makan dulu ya bang?" Aku tersenyum manis ke arah bang Bima yang berada tepat di belakang Evan.

Bang Bima mengacak rambutku dan langsung merangkul pinggangku.

"Terserah kamu aja babe, aku kan di sini cuma jadi pelayanmu aja tuan puteri"

Perkataan bang Bima membuatku menautkan alisku bingung, kenapa bang Bima manggil aku babe?

Lah ngomong aku kamu, efek capek ngangkat barbell sampe 90 kilo ya bang?

"Kamu ga mandi ya? Apa mau mandi bareng aku di apartment?" Bang Bima menarik pinggangku.

Hastagaaaaa bang kok ya ngomongnya jadi mesum gitu sih sama adik sendiri.

Kami berjalan melewati Evan yang masih berdiri.

Jadi maskot gym ini ya mas Evi? Rasa-rasanya nih mulut gatel mau ngucapin kata-kata itu.

Tapi, helooo pura-pura ga kenal aja ma manusia sinis itu.

Bang Bima menunduk menatapku ketika kami berjalan keluar pintu gym.

"Bisnis abang resmi abang buka kembali, klien #11"

Mataku membulat.

Bang Bima tertawa sambil mengecup pipiku.

°°°

"Jadi Sasha cerita ke abang?" Suaraku terdengar merajuk ketika kami sudah berada di Jeep dalam perjalanan pulang menuju rumah.

Gimana ga merajuk, Sasha, bff sekaligus kakak iparku itu ternyata bermulut ember.

Pake cerita lagi ke bang Bima soal kejadian di Derawan. Cerita selangkap-lengkapnya, sampe adegan di mana Evan mencium aku.

Ihhh Sasha ember banget sih.

Bang Bima terkekeh.

"Abang ga marah ke adek?" Tanyaku pelan.

"Marah kenapa?" Bang Bima balik bertanya.

"Ya marah karena dia nyium adek, kan abang kemarin kasih petuah jangan bersentuhan"
Aku menarik nafas panjang sebelum melanjutkan berkata-kata.

"Tapi beneran bang, sebelum dia nyium adek itu, kita perang mulut, jadi ga ada tuh momen-momen romantis yang bisa bikin burungnya minta dilepas" Lajutku lagi.

Bang Bima tertawa kencang.

"Kamu tuh ternyata polos ya" Katanya sambil menyeka air matanya, masih tertawa.

Aku menonjok lengannya kesal.

"Kan adek udah bilang, adek tuh cuma sok-sokan pengamalan aja kalo cerita atau ngobrol sama Sasha, gak percaya sih" Kataku sambil merengut.

Dan sepanjang sisa perjalanan bang Bima masih mengolok-olokku.

Dasar.

°°°

Bang Bima mengantarkanku sampai depan pagar rumah.

"Gak masuk dulu bang?" Tanyaku sambil membuka seat belt.

Bang Bima melirik jam tangannya.

"Weekend ini abang sama Sasha nginap di rumah dek, salam aja buat ibu ya" Katanya sambil mengacak rambutku.

Aku mengangguk.

"Dek"

Bang Bima menarik pundakku ketika aku mau keluar dari Jeep.

"Kenapa bang?" Tanyaku bingung.

"Soal penawaran abang tadi, abang serius, bisnis abang resmi abang buka khusus buat adek"

Mataku berbinar.

"Serius bang?" Tanyaku antusias.

"Kalo dengar cerita dari Sasha, si Evan itu ada rasa ke kamu dek, tapi kayanya dia tipe cowok yang harus dikasih shock terapi dulu biar nyadarin kalo dia suka kamu"

Perkataan bang Bima membuat wajahku memanas.

"Dia ga suka adek bang" Kataku menunduk dengan wajah muram.

"Ck, kamu juga mau nyangkal perasaan kamu sendiri? Kamu juga suka dia kan?"

Aku mendongak.

Dengan gusar aku menyisir rambutku.

"Ga suka, cuma kesal aja, niat adek workout aja awalnya mau balas dendam ke dia karena bilang perut adek bergelambir, terus dia bilang mulut adek pedas, siapa yang suka cowok nyinyir kaya dia?" Penyangkalan kata-kataku membuat dadaku berdenyut sakit.

"Fix, kamu suka dia, udah, cepetan masuk sana, bobo, istirahat. Besok kita omongin lagi ya klien#11"

Bang Bima tersenyum.

"Tapi bang..." Perkataanku menggantung.

"Apalagi?" Tanyanya.

"Karena abang buka bisnisnya khusus buat adek..." Aku menggantung perkataanku lagi.

Bang Bima menatapku bingung.

"Gratis ya banggg hehehehe" Aku mengecup pipinya lalu langsung loncat keluar dari Jeep.

Kaboorrrrr.

Tbc

Kali ini gak maksain jempolnya buat ngetik, cuma geregetan aja pengen up lagi versi Maya POV.

Ok, up next weekend lagi yakkk, up hari ini aku anggap bonus. Karena aku kangen kamuuuu, kangen baca komen2 yg lucukkkk.
Kerjaan di kantor numpuk, jadi butuh pengalihan perhatian.
Hihihihi

Love you girlssss, ladiesssss, momssss

Enjoy reading ya, jangan bosen baca cerita ku 😘😘😘😘

My buggersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang