24. ayla view

12.8K 1.1K 496
                                    

Mulmed bonus, walopun tuh celana gak aku pelorotin sampe bawah, nikmatin aja yakk viewnya
Ahayyyyy 😂😘

Evan POV

Maya menangkup wajahku dan bibir kami bertemu, lumatan bibirnya semakin lama semakin rakus.

Aku yang tidak siap dengan serangan mendadak ini karena masih terbawa emosi lambat laun menikmati lumatan bibirnya.

Tanganku mengusap punggungnya. Maya bergerak dan duduk di pangkuanku.

Tubuhku menegang.

Aku mengerang karena lidah Maya menyeruak masuk dan membelit lidahku. Permainan lidahnya membuatku pusing.

Kedua tangan Maya mengelus rahang dan tengkukku. Bibirnya menghisap dan menggigit bibir bawahku.

Tanganku bergerak menyentuh payudaranya. Maya tersentak.

Punggungnya menegak.

Ciuman kami terhenti.

Maya menatapku dengan tatapan lembut.

Lalu dirinya terkekeh.

"Inget kata bang Bima, kita ga boleh aneh-aneh, dan bener katanya ya, ciuman itu awal dari segala hal yang ehmm... Ehemm..." Dirinya berdeham dan bergerak tidak nyaman di pangkuanku.

"Bisa bikin burung kamu lepas" Lanjutnya lagi.

Aku tertunduk dan terkekeh.

Tonjolan bukti hasrat ku sudah sangat mengeras.

Aku menggeser tubuhnya ke samping.

Aku meringis ke arahnya.

Maya menautkan jemari tangan kami. Aku mencium punggung tangannya.

"Udah siap dengerin penjelasan ku?" Tanyanya dengan suara serak yang terdengar seksi di telingaku.

"Gak perlu lagi, semua udah aku anggap clear. Kamu tuh bisa banget ya bikin pengalihan perhatian, aku tuh udah emosi bang..."

Maya mengecup bibirku cepat.

"Mulut pedas ini berguna juga kan buat jinakin bibir nyinyir kamu" Katanya.

Aku terkekeh.

Kami terdiam.

Aku menoleh lagi ke arahnya.

"Tadi awalnya gimana itu, mobil merk Ayla dari Daihatsu namanya apa, eh gimana deh?" Tanyaku.

"Hahahaha basiiii" Maya tertawa dengan wajah memerah.

°°°

Aku bersiul berjalan memasuki ruangan kerjaku keesokan harinya. Kejadian semalam itu bikin mood ku berubah total.

Aku tersenyum membalas sapaan para bawahanku, membuat mereka menoleh ke arahku lagi dengan tatapan tidak percaya.

Senyum itu ibadah loh, pada gak ada yang tahu ya?

Aku menghempaskan bokongku ke atas bangku dan membuka MacBook ku.

Tapi tangan ini malah meraih handphone dan menghubungi nomor Maya dengan video call.

"Apa?"

Wajah Maya muncul di layar handphoneku.

"Ya ampun, gak suka apa di video call sama kekasihnya?" Tanyaku sambil menopang daguku menatap wajahnya cantiknya.

"Ini video call yang ke sembilan kalinya di pagi ini ya mas Evi, belum aku itung sama video call dari semalam, kaya anak bocah baru nemu mainan baru, gak berhenti-berhenti video call" Katanya sambil mencibirkan bibir bawahnya.

My buggersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang