Maya POV
"Loh mbak Maya, mbak di sini kerja juga?" Suara di belakang punggung Ivan membuatku mendongak.
Mataku kembali membulat. Menatap mereka dengan bingung.
"I.... Ini siapa?" Tanyaku bingung, jari telunjukku mengacung ke arah mereka bergantian.
Ok, ok, anggap aja aku kaget, belum pernah lihat orang kembar secara langsung.
Dan 2 sosok pria dengan muka yang sama, postur dan tinggi yang sama membuatku beneran bingung.
Gila, satu aja udah bikin gue klevek-klevek, ini 2 cogan man!!!
Ga tanggung-tanggung Tuhan nyiptain manusia ganteng ini sampe pake di duplikatin segala.
Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan hai para jomblowati.
Haiyaaa bikin holang pengsan lihat mereka berdiri bersebelahan begini.
Yang satu kulihat tersenyum, yang satu kulihat menatapku dengan pandangan sinis.
Pria yang baru saja datang tersenyum ke arahku lagi sambil memakai kacamata.
"Lu kenal dia Iv?" Suara pria yang berdiri tepat di depan meja kasir menoleh ke kembarannya yang di panggil Iv, ok, aku mengambil kesimpulan kalau Iv itu pasti Ivan.
Jadi yang sekarang berdiri tepat di hadapanku ini siapa? Yang aku pikir tadi adalah Ivan.
Ivan tersenyum, kacamata yang dipakainya tidak mengurangi kadar ketampanannya, malah semakin membuatnya terlihat lebih mature.
"Mbak Maya ini yang jadi konsultan di WO yang gue pakai, ga nyangka juga malah ketemu di sini, jadi dia orangnya Ev?" Ivan menepuk pundak pria yang masih saja menatapku sinis.
Aku mencoba tersenyum, masih bingung mendengarkan celotehan Ivan.
Kulihat ke arah pria berwajah sinis itu mengangguk -sementara aku panggil dia berwajah sinis aja karena belum tahu namanya. Tadi ivan manggil dia Ev, namanya Eva gitu? Atau Evi?-
Aku mengulum senyumku geli memikirkan kemungkinan dirinya bernama apa.
Kulihat lagi pria berwajah sinis itu berbisik ke Ivan, Ivan tersenyum dan membalas bisikannya, pria berwajah sinis itu terkekeh, ketika matanya bersitatap denganku raut wajahnya kembali sinis.
Ternyata apa yang pernah aku dengar soal dunia orang kembar itu benar adanya ya, mereka terlihat seperti mempunyai dunia sendiri.
Dan sepertinya mereka mempunyai bahasa sendiri juga.
Aku berdeham ke arah mereka.
"Mau pesan apa ya mas-mas sekalian? Antrian udah mengular" Kataku memotong obrolan di antara mereka.
"Gue pesan coffee latte, no sugar, light ice, lu apa Iv?" Pria berwajah sinis itu menoleh ke arah Ivan.
"Samain aja" Jawab Ivan singkat, lalu memutar tubuhnya mencari bangku kosong, sebelumnya melayangkan senyuman ke arahku.
"Ok, coffee latte 2, no sugar, light ice" Aku mengulang pesanannya.
"Ada lagi?" Tanyaku.
"Hari ini ga ada promo buat orang kembar yang datang bersamaan?" Pertanyaan pria berwajah sinis itu membuatku mendongak.
Aku terdiam beberapa saat mencerna perkataannya, lalu meringis kecut.
Sial nih cowok, dendam apa gimana sih nanya gitu? Dan ku yakin sekarang, dia adalah cowok si tukang nyelak.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
My buggers
RomanceBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/7/17 - 12/8/17