14. DWT 1

9.1K 665 138
                                    

"Aku hanya merasa janggal. Setiap saat keberadaan chip itu hanya menunjukkan lokasi di apartment si brengsek itu."

Namja berkulit pucat membuang nafas kasar.

"Sesuai keinginanmu. Aku mendatangi lokasi chip itu. Dan apartment Kim Taehyung memang kosong." Suga menjelaskan dengan datar.

"Apalagi yang kau temukan? Apakah Jeon Jungkook si tameng Brengsek itu melepas chipnya?!"

Suga hanya mengendikkan bahu.

'Brak!'

Meja dihadapan Sehun, selaku ketua Mafia Jepang di Korea ia gebrak dengan kasar. Wajahnya merah menahan amarah.

"Jawab aku dengan serius Suga-hyung!"

"Aku menemukan handphone target mu itu tergeletak manis di laci meja. Membusuk di laci itu. Tidak ada yang janggal dengan chipnya. Hanya saja...." Suga berdiri dari duduknya.

"Seharusnya kau meletakkan chip itu di dalam tubuh targetmu. Meletakkannya di handphone? Ayolah, handphone? Anak muda saja dengan mudah mengganti handphone mereka."

Ya, Suga berbohong.
Jelas ia berbohong.

Lubuk hatinya tidak ingin mengatakan keadaan yang ia temui di apartment Taehyung yang sesungguhnya.

Tentang chip yang sudah tidak terpasang di handphone milik Kim Taehyung, namja berparas dingin itu mengetahuinya dengan pasti.

Ia keluar dari ruangan yang penuh bau alkohol itu. Meninggalkan namja berstatus Ketua itu yang masih menampilkan emosinya.

' Kemana aku harus mencari tahu te Jeon Jungkook itu??' batin Suga bermonolog.

Kembali ia mengingat kejadian sore itu. Saat namja manis yang ia temui di apartment Taehyung tiba-tiba menangis di depannya.

Apa yang ia lakukan hingga membuat namja itu menangis?

Bukankah terlalu cengeng bagi seorang pembunuh menangis dihadapan musuhnya?

Menyentuh namja itu saja belum Suga lakukan. Atau melukai bahkan menembak namja bernama Jungkook saja tidak!

' Lantas kenapa dia menangis?!'

↘↘↘


Setelah tiket pesawat yang sempat sia-sia. Akhirnya Taehyung dan Jungkook sampai di pulau Dewata itu dengan selamat. Dengan tiket baru tentunya.

"Ya Ketua Namjoon. Aku ikut dengan Kim Taehyung ke Bali untuk perjalanan bisnis." Ijin Jungkook lewat panggilan telepon di handphonenya saat mereka berdua sudah sampai di salah satu hotel di Bali.

Jungkook hanya terkekeh geli ketika mendengar suara namja yang ia panggil eomma itu terdengar berteriak 'Jangan lupa oleh-olehnya sayang!'

Kemudian ia memutus panggilannya.

Sedikit merasa bersalah karena meminta ijin kepada dua orang yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya itu ketika ia sudah mendarat di Bali.

Hey itu bukanlah meminta ijin, tapi lebih tepatnya pengumuman.

↘↘↘


"Hyung kita berdua aja nih?" Jungkook menoleh ke kanan dan kirinya setiba mereka di bandara. Duduk di sebuah cafe.

"Kita telat. Tim management lain sudah duluan sampai di hotel."

"Loh kita nginepnya di hotel?" Jungkook tampak kecewa. Namja manis itu sudah berangan akan menginap di sebuah villa dekat dengan pantai. Bukan di hotel!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Are My Target (Vkook/Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang