Ketua Namjoon menekan tombol calling di handphonenya yang menunjukkan nama 'Kookie'. Entah sudah yang ke berapa puluh kali ia menelpon namja itu. Namun tidak mendapat respon barang satu kalipun. Ketua Namjoon geram. Sungguh ia khawatir pada Jungkook.
Siang tadi ia mendapat laporan dari anak buahnya bahwa mobil Taehyung di serang. Dan itu benar-benar membuatnya langsung berpikir akan keadaan Jungkook. Sialnya namja yang sudah ia anggap anak sendiri itu tidak menjawab panggilan teleponnya.
Ia bangkit dari duduknya di ruang kerja rumahnya.
"Sayang, aku akan pergi ketempat Jungkook." Ujarnya berpamitan pada sang istri yang sejak tadi menemaninya gelisah.
"Ne, cepatlah kabari aku saat kau sudah bertemu dengannya." Kim Seokjin mengecup lembut pipi suaminya.
"Aku khawatir dengannya."
"Aku yakin dia baik-baik saja sayang." Seokin mencoba menenangkan.
"Tapi dia tidak mengangkat teleponenya. Dia tidak biasanya seperti ini."
"Mungkin Jungkook sedang tidak ingin di ganggu. Kau tau kan, dulu dia juga pernah seperti ini. Mengabaikan telephone mu namun pada akhirnya ia tetap membutuhkanmu."
↘↘↘
"Ya, aku tidak bisa hadir dalam meeting kali ini hyung."
"...."
"Ne. Gomawo hyung." Taehyung mengakhiri percapakan teleponnya dengan salah satu karyawan kepercayaannya yang mempertanyakan kehadiran Taehyung dalam meeting di Wonderful Land.
Taehyung kembali menatap mobilnya yang kini sudah di angkut oleh mobil derek dari bengkel.
"Ah dasar mobil sialan!" Umpat Taehyung pelan. Terdengar seperti bisikan.
"Maafkan aku soal mobilmu." Jungkook miris melihat keadaan mobil sport hitam milik Taehyung sudah tak berbentuk. Banyak lubang peluru dan peyok serta goresan kasar di seluruh bagian mobil itu. Mobil mahal itu tampak seperti barang rongsokan.
"Bukan salahmu."
Jungkook hanya diam. Ia melihat layar handphonenya datar yang sejak tadi bergetar menunjukkan panggilan telepon yang tidak ia jawab. Hingga mobil jemputan untuk mereka berdua telah tiba. Mengantarkan mereka kembali ke apartment.
Jungkook masuk lebih dulu ke dalam apartment Taehyung.
"Kau.. kau tidak apa-apa?" Taehyung bertanya kaku. Hanya untuk mencairkan suasana ketika melihat Jungkook diam solah memikirkan sesuatu.
"Humm." Jungkook duduk disofa.
"Hmm baguslah." Ucap Taehyung. Mereka kembali diam. Sungguh suasana yang kaku.
Taehyung bingung. Ia ingin berterimakasih pada Jungkook karena tadi sudah melindunginya tapi ia juga gengsi pasalnya sebelum kejadian siang itu terjadi mereka sempat bertengkar konyol perihal pakaian Jungkook.
Taehyung masuk kekamar mandi. Ingin mandi, mendinginkan kepalanya yang terasa ngilu karena nyawanya terus dikejar oleh orang yang tidak ia ketahui apa tujuannya mencoba membunuhnya.
↘↘↘
Jungkook semakin tertawa keras kala melihat namja disampingnya hanya diam tanpa ekspresi didepan televisi yang tengah menayangkan acara reality show yang kelewat lucu.
"Wkwkwkkk!! Yak hyung! Bagaimana bisa kau tidak tertawa mendengar lawakan tadi! Itu sungguh lucu hyung!"
"Apanya yang lucu. Lawakan itu benar-benar membosankan."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Target (Vkook/Taekook)
Fiksi PenggemarVkook-Taekook Jungkook, si snipper bayaran handal yang membuat Kim Taehyung (anak dari pengusaha terkaya se-Korea) dalam keadaan terancam kemudian dalam keadaan terlindungi. Jungkook dilema. Misinya kali ini sungguh membuatnya pusing. Ia harus membu...