PANIK

17 0 0
                                    

Venus menguap jenuh.
perjalanan 3 jam dipesawat ini seperti di jalaninya lebih dari sehari.
Entah apa masalahnya,
Tapi pesawat yang dia tumpangi menuju menado baru di terbangkan 2.5 jam dari jadwal yang seharusnya.

"bosaaaaaaaan...'"
Venus berteriak dalam hati dan mengeliat kan badan di kursi kelas ekonomi yang sempit dengan hati hati,
-kuatir gerakan badan membuat kamera sony PD 170 yang berada di pangkuan selama perjalanan di pesawat itu, menyenggol wanita paruh baya yang duduk tertidur di sebelahnya-

mata nya yang sayu karena mengantuk, memperhatikan gumpalan awan dari balik kaca pesawat.
dan mp3 yang - memutar lagu lagu dewa 19 - terpasang di telinga tak mampu lagi mengusir kejenuhan.

Venus tidak merubah posisi duduk sampai suara pria -di barengi suara seperti gelombang radio yang di pasang tidak pas- keluar dari atas kabin pesawat, memberitahukan kalau beberapa saat lagi pesawat yang di tumpanginya akan mendarat di bandara sam ratulangi menado.

Venus memajukan letak kursi, memeriksa sabuk pengaman dan menarik kabel putih mp3 dari balik rambut yang berantakan, memindahkan ujung kabel mp3 itu ke bawah lubang audio kamera PD nya,
dan tak brapa lama ibu jari venus sudah menyentuh tombol rec kamera,serta perhatiannya sudah tertuju pada LCD kamera yang menampil kan gambar bandara sam ratulangi dari balik kaca pesawat.

Venus berjalan pelan pelan di lorong bandara.
matanya memperhatikan segala sesuatu di sekitar nya dengan serius.
Venus ingin mengambil banyak stok shot gambar dengan kamera.
ini pertama kali venus ke kota ini, semua hal menarik yang dia lewati tak boleh ada yang luput dari pengawasan lensa kamera.
semakin banyak gambar, semakin baik buat venus menyusun berita di jakarta nanti.

Venus terus memperhatikan sekeliling selama kaki kurusnya berjalan menuju tempat pengambilan bagasi pesawat,
Dari mulai arsitektur bandara yang sangat khas daerah itu, luas bandara yang mengingat kan venus pada luas bandara ngurah rai bali, dan interior bandara yang banyak menampil kan gambar gambar potensi wisata di sulawesi utara.

Tepat ketika ransel besar nya dia temukan di antara antrian bagasi penumpang lain, venus teringat kalau dia belum menghubungi tara dari dia menginjakan kaki di tanah sulawesi ini.
venus melirik jam tangan besar yang masih terseting waktu jakarta, jarum jam ada di angka 3.20 sore.
berarti di menado sudah hampir setengah lima.

Gurat panik mulai terlihat di wajah venus.
Dia teringat perkataan nya pada tara, kalau pesawat akan tiba sekitar pukul 12 siang tadi,
dan ini sudah sangat jauh dari perjanjian di telfon kemarin sore dengan tara.

Venus mencari cari telfon seluler dari tas kecil tempat dia menyimpan barang barang penting miliknya setiap dia melakukan perjalanan luar kota.
menghidup kan dan menggeser tombol naik turun, mencari nomer tara dengan tergesa gesa.

Venus hampir menjerit ketika suara operator telfon mengatakan credit pulsa tidak cukup untuk melakukan panggilan.
Mata venus langsung mencari kios penjual pulsa, setengah berlari dia menuju pintu bertulis kan EXIT yang cukup besar,melewati beberapa orang sekaligus,bahkan beberapa di antara mereka tersenggol tas gunung venus, dan venus hanya menampilkan cengiran lebar tanpa benar benar perduli akan omelan beberapa orang yang tersenggol.

Venus sudah tidak memperhatikan lagi apapun di sekitar nya, yang dia perdulikan hanya sebuah kios yang menempel kan sebuah kertas foto copy an di kaca kios, bertuliskan " ADA PULSA".

Venus Gnadeyn  : Gerhana Untuk Venus  (Menado, Sulawesi Utara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang