LENTERA DWIPA

23 0 0
                                    

'eeeng... sebelum kita ngobrol yaa... boleh ngga saya meminta sesuatu sama kamu...?"
tanya venus sopan.

"meminta sesuatu..?? apa..? silahkan saja kalau saya bisa bantu pasti saya berikan."
Tara penasaran.

"bisa tolong jangan panggil saya IBU..? cukup panggil saya venus, atau ve saja.."
"nama saya Venus Gnadeyn, tanpa embel embel apapun di depan nya."
'bisa...?"
"dan sebaiknya kita tidak terlalu resmi, kan kita bukan tim protokoler ke presidenan" 
urai venus polos tanpa ada nada kesal tergambar di suaranya, seperti beberapa saat sebelum mereka bertemu.

Yaaa mana mungkin venus kesal dengan pria tampan macam tara kan..?

"ooo.. hehehehe, baiklaah..."
Tara tertawa, menunjukan gigi gigi putih nya yang tertata rapih.
Dan venus suka.

"sebenar nya saya agak kaget juga waktu liat ibu,
eeh.. venus maksud nya, pas di kolam renang tadi."
"saya pikir sebelumnya, venus itu.. eeem.. gimana ya bilang nya...?"
Tara terlihat berfikir.

"perempuan tua jelek maksud nya...?"
venus menyipitkan mata ke arah tara.

"ooo... bukan bukaaan.... maksud saya bukan seperti itu, maksud saya mungkin kamu lebih sedikit berumur dari kamu yang di hadapan saya sekarang.."
"saya ngga sangka, kamu belum cocok di panggil ibu." 
Tara menjelaskan dengan cepat, tapi venus mengerti maksud tara,
dan venus merona.

"iyaah.. panggil saya ve saja yaa... semua teman saya panggil saya itu.. "
"dan saya cukup panggil kamu tara boleh..?"
venus menatap lurus ke mata tara.
tapi entah kenapa venus merasa kalau tara tak benar benar mau bertatapan dengan nya.

"iyaah.. boleh.. panggil saja saya Tara.."
"karena kamu menyebut nama lengkap kamu tadi, saya juga sebut kan juga nama lengkap saya.."
"saya Lentera dwipa tapi saya biasa di panggil tara."
Tara tersenyum lebar.

Venus Gnadeyn  : Gerhana Untuk Venus  (Menado, Sulawesi Utara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang