Janjian

15 0 0
                                    

Venus mengeliat malas ketika tidur nya terganggu suara alarm yang dia set sebelum tertidur.
dengan sedikit pusing karena terkejut, venus mengusap ujung kiri bibir nya dari air liur.

venus menelentang tubuh di atas kasur, dan mengarah kan pandangan ke arah luar hotel.
sekarang langit sudah mulai berteman bintang walaupun belum benar benar gelap, dan sepertinya tidak ada tanda tanda akan hujan.

Terkantuk kantuk venus berdiri, mencari saklar lampu kamar.
menyalakan lampu dan menguap ke arah cermin rias besar yang berhadapan langsung dengan kasur tempat tidur.

Venus memandangi wajah nya yang sangat kacau,
masih terlihat jelas ada bekas sarung bantal di pipi kiri.
venus berfikir seperti nya dia butuh mandi,
tapi malas sedang senang dengan diri nya.
toh dia hanya akan bertemu pria tua kan..?
jadi buat apa tampil mempesona...?
sikat gigi dan sedikit air untuk menghilang kan sisa kerak liur di pipi sudah cukup pikir venus.

venus tersadar dari lamunan ketika ponselnya kembali berbunyi tapi kali ini bukan alarm lagi tapi panggilan masuk.
itu pasti tara, dan venus benar.

"yaa pak..??"
venus berujar tanpa basa basi.

"selamat malam bu venus.. saya mungkin 15mnt lagi sampai di tempat ibu, kita ketemu di lobby hotel bisa..?"
suara tara yang tenang menunjukan kalau dia tak menggubris suara tak ramah venus tadi.

"bisa pak.."
venus kembali diam.

"oke.. 15 mnt lagi di lobby hotel, sampai nanti ibu venus."

venus menutup telfon,dan kembali menunjukan raut segan.

venus menimbang untuk menelfon mbak ayu sebelum membersihkan diri,
tapi kemudian dia mengurungkan niat,
nanti setelah bertemu tara baru venus akan menelfon produser tercintanya.
venus berfikir mbak ayu belum kuatir mengenai keadaannya kalau dia menelfon 1 atau 2 jam lagi.
lagi pula dia tidak yakin akan bertemu tara lebih dari 30mnt.
apa menariknya ngobrol dengan seseorang yang terus terusan memanggil mu "IBU"..
aaaarrrgh....

venus melempar seluler ke kasur, lalu masuk ke kamar mandi dengan di temani sisa kantuk mengelayuti mata.
dia memandangi wajahnya lagi di cermin kamar mandi, melamun sejenak di depan wastafel, kemudian mulai menyikat gigi ala kadarnya, mencuci muka, sedikit menyisir serta menguncir ekor kuda rambut sebahunya dan tidak merasa perlu menganti kaos kuning dan clana pendek kostum perjalanan tadi - yang sudah kusut karena di pakai tidur pula - di anggap cukup untuk bertemu pria tua seperti tara.

tapi menyemprotkan minyak wangi sedikit di balik telinga oke juga, pikir venus.
dan venus merasa itu merupakan bonus berlebihan untuk si pria tua.

Venus Gnadeyn  : Gerhana Untuk Venus  (Menado, Sulawesi Utara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang