PERINTAH ATASAN

43 1 0
                                    

Brengseeeek...!!!"
venus mengumpat dengan kesal ketika kabel telfon tertarik tanpa sengaja oleh tangan nya sendiri,
mbak ayu produser program sekaligus atasan venus, yang duduk persis di hadapannya melirik sekilas dan kembali melihat ke kertas-kertas yang entah apa di tangannya.

aku harus apaaa...???
truss, kenapa harus sendirian sich aku liputannya....??
memang ngga ada kameraman yang bisa nemenin aku kesana..???
ini liputan kasus lagi, bukan liputan liburan artis...!!!

bibir tipis venus terus mengomel, dan dia tak berhenti bolak balik di depan meja produser itu yang sama sekali tidak terganggu dengan tingkah venus.

"mbaaaaak ayuuuuu......"
venus menggeram.

"ve.. masalah nya dana yang di berikan kantor untuk liputan kasus ini tidak besar..!"
mbak ayu bereaksi,sambil mengatur posisi duduk agar cahaya matahari sore, yang menembus kaca tebal kantor tidak langsung membias ke wajahnya, dia menatap mata venus.

"karena sekarang musim liburan, harga tiket pesawat dan akomodasi sangat mahal, dan tidak cukup untuk membiayai dua orang..!
kebijakan kantor hanya akan mengirim satu reporter yang juga merangkap kameraman..
alasan itu laah kenapa kita hanya kirim kamu ke sana...!

"kecuali..."
mbak ayu menatap nakal ke arah ve dan melakukan penekanan pada kata katanya,
sambil membetulkan letak kerudung pink nya

"kecuali apa...?" Venus Menatap mbak ayu curiga

"kecuali kalau kamu tidak sanggup untuk pergi sendiri,
maka kantor akan melakukan kebijakan lain"

"kebijakan apa...??"
Venus semakin curiga

"yaaah.. kalau kamu ngga sanggup kantor akan mengirim ferdy untuk gantiin kamu liputan itu...!!"
mbak ayu menyipit kan mata dan menekan kan suara nya lebih dalam ketika nama ferdy dia sebut.

"aaaargh...
aku brangkaaat...!!!"

teriaaak venus dengan keraas,
ani sekertaris redaksi yang sedang menulis note tak jauh dari meja mereka, tanpa sengaja mematahkan ujung pensil karna kaget .

venus terlihat emosi.
kening wajah nya berkerut sangat dalam.
dia berdiri mendadak,berjalan cepat ke arah komputer redaksi..
dan mulai berkutat di layar PC.

mbak ayu tersenyum jail melihat tingkah venus,
bertahun tahun dia menjadi repoter andalan,
dan terlalu sering melihat kekurangan dan kelebihannya,
serta emosi yang tidak terkontrol dari venus sudah menjadi adegan biasa bagi produser satu ini.

"kenapa venus mbak..?
teriak teriak kaya gitu...?"
arya reporter satu tim venus yang berwajah tenang, menunjukan raut ingin tau.
melangkah ke ruangan redaksi mereka yang dingin karna ac, dan langsung menempatkan tubuh nya yang padat berisi ke kursi samping meja mbak ayu yang berdampingan dengan tembok kaca lantai 2 gedung kantor mereka yang mewah.

"venus harus berangkat liputan ke sulawesi besok pagi tanpa kameraman..."
jawab mbak ayu masih sibuk dengan kertas kertas dan sesekali menaikan lengan baju kurung putih yang dia kenakan dan terlihat agak kebesaran.

"oooo...
jadi dia emosi karena harus liputan sendiri...?"
Tanya arya datar, dan melirik ke arah venus yang masih terlihat cemberut.

"dia memang kesal karna di suruh jalan liputan sendiri,
tapi yang bikin dia teriak tadi karna aku bilang,
kalau dia ngga mau jalan liputan sendiri, maka kantor akan meminta ferdy untuk pergi liputan kesana...
hahahahahahhaah..."

mbak ayu tertawa, dan arya yang mendengar penjelasan mbak ayu ikut tertawa bersamaan.

"venus bener bener ngga bisa di panasin dikit ya mbak..!
pasti langsung ngamuk..
hihihihiih....
apalagi kalau di bandingin bandingin sama si bapuk ferdy, pasti langsung serem mukanya...!"
arya kembali memperhatikan tingkah venus yang masih menatap layar komputer, tapi kali ini venus mulai menggigiti kuku jari kelingking nya, yang membuat kening arya berkerut karna risih melihat tingkah kekanakan venus.

Venus Gnadeyn  : Gerhana Untuk Venus  (Menado, Sulawesi Utara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang