Venus dan Tara duduk berhadapan di salah satu sofa berwarna coklat di sudut cafe and lounge hotel.
cafe itu di design dengan interior warna lembut, warna merah marun dan kuning gading menjadi dominasi.lampu lampu di dalam ruangan juga berwarna kuning lembut dan itu makin memberi kesan tenang.
di sudut lain cafe itu ada seperangkat alat musik yang sepertinya sedang di siap kan untuk live music.meja meja kaca bulat dengan penyangga kayu berbentuk seperti buah belimbing panjang dan di kelilingi masing masing 2 sampai 4 sofa di dalam cafe itu tidak terlalu penuh, hanya beberapa orang saja tampak saling mengobrol santai.
mungkin karena bukan malam liburan jadi tidak terlalu banyak orang yang datang untuk menikmati live music di cafe ini, dan tara benar di dalam cafe ini lebih hangat dari pada di kolam renang tadi, suasananya juga lebih romantis.Sekarang venus benar benar bisa melihat wajah tara jauh lebih jelas daripada tadi.
tara memang tampan, wajahnya bersih dari jengot dan kumis.
kulitnya putih seperti banyak orang orang di kota menado ini.
Tara punya dada yang lumayan bidang, dia tidak terlalu kurus tapi cukup berisi.
pakaian yang di kenakan tara sepadan dengan sepatu kets berwarna senada dengan switter, santai tapi juga tidak terlalu berantakan.
venus juga bisa mencium aroma lembut minyak wangi dari badan tara.
Venus suka wanginya, aromanya seperti mint yang terasa segar di penciuman venus.venus melirik cermin besar di dinding sebelah kiri yang merupakan bagian interior ruangan dan sengaja di pasang untuk memberikan kesan luas juga mewah.
Venus jijik melihat pantulan cermin itu, perempuan jelek memangku kamera,(yang wajah nya mirip dengan nya)
melirik balik ke arah venus.astagaaa... itu gue...? venus syok dalam hati melihat diri sendiri di situ, berantakan seperti anak tak terurus.
tuhaaan.. semoga minyak wangi di balik telinga yang harusnya bonus buat Tara tadi bisa ada manfaatnya.
venus meratap.Venus melihat pantulan tara di cermin yang sama, dan venus benar benar merasa menyesal menganggap remeh pertemuan pertama dengan tara.
Tadi venus merasa kalau terlalu istimewa untuk tara bertemu dengannya di tempat seromantis kolam renang hotel, padahal di pinggir kaki lima pun masih ke-bagusan untuk venus dengan dandanan seperti itu berdampingan dengan tara.
Tara begitu menawan, sangat menawan di banding pembantu di hadapannya.
"ibu mau memesan sesuatu..?"
suara tara menyadarkan venus dari cacian di hati."mmm.. apa yaa..? saya mau teh hangat aja.."
"ibu sudah makan..? pesan sekalian yaa...?"
tanya tara lagi."ngga usah deh.. cukup minum aja."
(lagi pula tiba tiba saya kenyang liat kamu)
venus berucap dalam hati.Tara tersenyum, lalu memanggil salah satu pelayan cafe yang kebetulan melintas di samping mereka.
Tara memesan susu coklat panas untuk dirinya sendiri dan sepiring kentang goreng yang menurut tara asik untuk teman ngobrol, Tara sempat memaksa venus untuk memesan makanan sekali lagi, sebelum tara mengatakan "nanti kami pesan lagi kalau perlu tambahan" pada si pelayan ketika venus tetap menolak."baik ibu venus.. mari kita bicarakan apa yang bisa saya bantu untuk ibu venus selama ibu berada di kota ini...?"
sekali lagi tara tersenyum dengan mempesona.
dan venus meleleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Gnadeyn : Gerhana Untuk Venus (Menado, Sulawesi Utara)
General FictionVenus gadis periang yang bekerja di media hiburan,kedatanganya di banyak tempat dan lokasi liputan dan syuting semi dokumenter selalu membawa cerita baru yang sangat menarik. Soal cinta, hidup, persahabatan, skandal, berbaur dengan keindahan lokasi...