Dia...???? ya Tuhaaaan

16 0 0
                                    

Belum lama menurut perasaan venus dia menikmati indahnya suasana kolam renang hotel sambil sesekali mengintip pasangan pasangan di sekelilingnya bermesraan lewat lensa kamera -fasilitas zoom in di kamera membuat venus makin asik mengintip- ketika suara berat pria menyebut namanya dengan penuh pertanyaan dari belakang kepalanya.

 "ibu venus...??"

Venus memiringkan kepala, kaget.
"ehem"
venus berdehem malu.
reflek menutup LCD kameranya,kuatir kepergok mengintip. 
"yaa..?"

"perkenal kan saya tara"
seorang pria berpostur sedang menjulur kan tangan kanannya ke arah venus dengan sopan.

venus melongo dengan posisi tubuh masih setengah bersandar pada sandaran kursi dan tangan kiri masih memegang bagian luar LCD kamera, pria di hadapannya tersenyum ke arahnya dengan bingung, tangannya masih terjulur.

spontan venus berdiri dan menyambut tangan itu dengan gugup.
dia langsung mengutuki diri sendiri kenapa dia tidak berusaha mandi ketika malas menderanya,
dan kenapa dia membiarkan rambut hanya di kuncir kuda seperti anak sekolah dasar.
lalu kenapa dia tidak mencoba menggunakan lipstik kering di tas nya -ya walau pun lipstik itu sudah kadaluarsa karena terlalu lama di dalam tempat alat mandi yang biasa dia bawa kemana mana- kan setidaknya dia bisa tampil lebih manis di depan pria tua.. aah tidak, tara sialan bukan pria tua..!!!
dia tampan..!! dia betul TAMPAN...!!!!

switter hitam berlengan panjang dengan kerah tinggi yang lengannya di tarik hingga siku, serta celana jeans biru dongker cocok dengan usia tara.
usia..?? dan venus menyesali otaknya karena dia berfikir si tampan tara adalah pria tua, karena usia tara - venus yakin - hanya berbeda beberapa tahun di atas usia venus.

"yaa.. ehem.. eeng.. saya venus..."
venus menarik cepat tangannya, tak ingin berlama lama bersalaman.
kuatir tara membaca gugup di hatinya, dan venus yakin sekarang wajahnya benar benar terlihat amat tolol..!

selama beberapa detik mereka saling diam sampai tara bertanya,
"tadi saya tunggu dan cari ibu di lobby tapi saya ngga tau ibu yang mana, saya juga sempat telfon ibu tapi ngga ibu angkat"

"telfon...?"
venus meraba kantong celana,
"aah.. maaf.. hp saya ketinggalan di kamar"
venus teringat seluler yang dia lempar di atas kasur tadi dan tidak ingat lagi setelah itu.

"ooo... pantas tidak di angkat, akhir nya tadi saya tanya reception hotel berapa nomer kamar ibu dan meminta untuk membantu saya menelfon ke kamar, dan ternyata mereka mengarah kan saya ke kolam ini."
Tara memandanganya sejenak.

"maaf ya membuat anda bingung"
venus tersenyum, berharap senyum itu cukup mempesona untuk menutupi tampang tololnya.

"aah.. tidak apa apa.."
"eeem... kita mau ngobrol di mana sekarang bu..?"
Tara clingak clinguk mencari tempat untuk mereka duduk.

"kita duduk di... mmm... di mana ya...?"
Venus tersadar kalau mereka masih berdiri dan dia benar benar merasa sangat tidak sopan sekarang.

"di salah satu cafe di dalam mungkin..? sepertinya di sana enak untuk ngobrol dan tidak terlalu banyak angin, di sini pasti angin makin besar kalau makin malam... tapi kalau ibu suka di sini saya tidak keberatan."
Tara tersenyum.

Ya tuhaaaan... senyum nya mempesonaaa sekali..
venus menjerit dalam hati.

"ooh gitu yaa...?"
cuma itu yang ke luar dari mulut venus.

"iyaah... dan kurang baik angin malam buat badan kalau kurang terbiasa.."
"saya kuatir ibu masuk angin."
Tara tersenyum lagi.

ya ampuun....
selain memiliki senyum mempesona dia juga pria yang sangat perhatian padahal kita baru ketemu. 
venus berusaha keras agar jeritan di hatinya tidak sampai keluar lewat tenggorokan.

"ooh oke.. kita masuk dan ngobrol di cafe saja."
venus berbicara senormal mungkin.

Tara memberi tanda lewat tangannya dengan sopan, mempersilahkan venus melangkah lebih dulu selayak nya seorang gentelman.

Venus Gnadeyn  : Gerhana Untuk Venus  (Menado, Sulawesi Utara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang