"Rencana kamu brapa hari di sini ve..?"
ve..? aah...
akhir nya Tara menyebut namanya tanpa canggung, dan Venus senang dalam hati."Belum tau juga.. mungkin 2-3 hari cukup laah.."
"Semakin cepat mendapat kan narasumber penting, semakin baik untuk aku pulang""Oooh.. gitu.."
"Aku harap kamu betah di sini, nanti kalau ada lebih waktu aku bisa ajak kamu jalan jalan di beberapa tempat indah disini."
"bagus bagus loh tempatnya.."
tara menawarkan dengan tulus."iyaaaah... mauuuu... aku mau jalan jalan.. pasti asik yaa...?"
"pengen ke bunaken aku.. kira kira sempet ngga yaa..?"
venus menyambut tawaran Tara dengan bergairah."Kita liat nanti.. semoga ada waktu yaa...?"
Tara sumringah melihat reaksi venus, dan entah kenapa Tara menikmati reaksi wajah venus itu dengan rasa berbeda.Mereka berbicara banyak selama 2 jam berikut nya tanpa menyinggung sekalipun masalah misi venus datang ke menado.
Mereka sibuk mengomentari tentang banyak hal, tentang rasa susu coklat Tara yang terlalu manis di lidah nya, -yang Venus yakini itu akibat Tara memandangi wajahnya ketika minum susu itu, dan Tara pura pura muntah mendengarnya.
Tentang suasana di ruangan tempat cafe itu dan banyak hal lain yang sepertinya menjadi sangat penting bagi mereka.Mereka baru terdiam ketika live music -yang ternyata menyuguhkan music jazz- mengalun lembut dari sudut ruangan cafe.
Mereka hanya saling lirik setelah itu, yang venus susah untuk mengartikan apa maksud lirikan tara.
Bersamaan dengan mengalunnya mediterranean nights milik Denoit and Freeman project terdengar, venus melihat tara memandang jam tangan.
venus tau itu tanda bagi Tara untuk pamit."Kamu udah mau pulang..?"
venus berbicara agak keras untuk mengimbangi suara music.
Tara menganguk pelan dan tangannya melambai pada pelayan cafe memberi tanda untuk meminta bill pembayaran.Venus menyentuh tangan Tara.
"biar aku aja yang bayar.. kan aku yang minta tolong sama kamu.""Ngga papa... saya aja yang traktir.. kamu kan tamu.'
Tara memaksa, wajah Tara merona dan matanya melirik tangan Venus yang ada di punggung lengannya
Venus reflek menarik jarinya dari lengan Tara dan ikut merona.Venus mengucapkan terima kasih dengan tulus sekaligus untuk menutupi rasa canggung.
lalu mereka melangkah keluar beriringan setelah Tara membayar tagihan mereka."kamu ngga mau mampir ke kamar aku..?"
tanya Venus dengan wajah datar,ketika mereka di depan loby"Besok saja saya mampir, sebaik nya kamu istirahat.. supaya besok bisa bangun lebih segar.."
"kamu pasti cape kan..?"
Tara tersenyum tulus, dan venus merasa seperti perempuan binal menawarkan kamar.'Ooh baiklaah..."
"terima kasih mau datang dan nemenin aku yaa..?"
"kamu menyenangkan."
Venus terkejut sendiri dengan kata terakhir yang di ucapkannya dan dia sangat berharap wajahnya tetap dalam kondisi datar.Tara tersenyum dan venus merasa yakin tara menyembunyikan ronanya yang muncul lagi.
"baiklah venus.. sampai besok... senang juga sudah berkenalan sama kamu."Venus kikuk, apakah dia harus menjabat tangan Tara dan mencium pipi kiri kanan tara seperti yang biasa di lakukan di jakarta ketika berpamitan dengan teman teman nya atau cukup melambai saja...?
Venus diam beberapa saat dan akhirnya dia hanya mengucapkan bye dan tersenyum kecil untuk tara.Tara membalas senyum venus, membalik tubuh dan berjalan pelan ke arah parkiran mobil.
Venus masih memandangi punggung Tara dan entah kenapa Tara membalik kembali kepalanya ke belakang lalu tersenyum kembali pada Venus.
Venus nyengir lalu melambaikan tangan ke arah tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Gnadeyn : Gerhana Untuk Venus (Menado, Sulawesi Utara)
Ficción GeneralVenus gadis periang yang bekerja di media hiburan,kedatanganya di banyak tempat dan lokasi liputan dan syuting semi dokumenter selalu membawa cerita baru yang sangat menarik. Soal cinta, hidup, persahabatan, skandal, berbaur dengan keindahan lokasi...