Dari Balik Jendela

21 0 0
                                    

Venus gelisah menunggu telfonnya di angkat oleh tara.  
tapi baru ketika dia mempertimbangkan membanting telfon, suara itu akhir nya terdengar.

"hallo...???"

"bapak tara...??"
"ini venus pak... maaf pak saya baru kasih kabar.."
"pesawat saya delay pak... bapak masih mau tolong saya khan..??"
"saya sungguh minta maaf pak.."
"ini di luar kemampuan saya pak, dan seharus nya saya telfon bapak tadi sebelum terbang, tapi saya lupa pak.."
"sekali lagi maaf pak..."

Venus bicara dengan cepat, hampir tak memberi kesempatan lawan bicara nya menjawab apapun dan terus mengoceh tanpa henti.

'mmm... eheem.. bu venus sebentar... boleh saya bicara dulu...?' 
Ada nada memohon yang cukup dalam dari seberang sana.

Venus menutup mulut.

"haloo...?? bu venus..??"

"ooh iya pak.. maaf..."

"begini, sebenarnya saya tidak datang menjemput ibu, karena saya ada keperluan mendadak."

Venus lemas.

"jadi tidak ada yang jemput saya pak..??"
Venus mengusap wajah dengan gelisah.

"saya memang tidak bisa menjemput bu venus, tapi saya sudah meminta petugas hotel tempat bu venus akan tinggal selama di sini untuk menjemput ibu.."

"hotel tempat saya akan tinggal...???"

"iya bu, maaf saya memutus kan lebih dulu, jadi karena saya tidak bisa menjemput ibu,
saya mencari hotel yang memiliki fasilitas penjemputan untuk tamu"
"ibu tidak keberatan kan..?? "
Suara di seberang telfon itu terdiam, memberi kesempatan venus untuk menjawab.

"Ooo..."
Venus tidak tau harus menjawab apa.
terlalu bingung sendirian di kota dan pulau yang baru pertama dia datangi, dan memulai segalanya tanpa siapapun yang dia kenal.

"tapi saya janji bu venus,setelah saya selesai dengan urusan saya, saya pasti langsung temui ibu di hotel."
"dan saran saya ibu istirahat dulu di sana, nanti selepas magrib saya janji sudah datang ke tempat ibu menginap"

mereka berdua sama sama terdiam beberapa saat.

venus menarik nafas panjang.
"baiklaah pak.. tidak apa apa. saya akan ke hotel dulu beristirahat sebentar sambil menunggu bapak."

Ada hembusan nafas lega dari suara di sana dan venus menyadari tanpa berkomentar.
"truss nama hotel nya apa yak pak..? petugas hotel nya seperti apa..?? seragam nya atau apa nya gitu...??"
"karena dari tadi saya belum di hubungi atau melihat ada tanda tanda seseorang menjemput saya.."

"oiya bu...?? sebentar saya hubungi hotel nya.. mungkin... mmm...."

"astagaaaaaaaa......"
Venus berteriak syok.

"ibu venus...?? ada apa bu...??"
Ada nada panik terdengar disana.

"astagaaaaa... paaak.... bapak ngga kasih nomer saya ya ke petugas hotel nya..??"
Venus menggeram.

"saya khan belum punya nomer bu venus.. kemarin saya lupa untuk tanya ke ibu... nomer telfon yang ibu gunakan telfon saya kemarin, saya hubungi tapi sibuk terus.."
"saya juga tidak sempat bertanya ke mas ari nomer telfon ibu.."
"maaf bu.. ada apa yaa...??"
suara itu terdengar bingung.

"aaarrgh.. aryaduta hotel bukan yang bapak cari kan untuk saya...??"

"iya bu.. kok tau..? sudah ada yang menghubungi ibu...?"
suara itu semakin bingung

mata venus menatap seorang pria paruh baya berseragam Hotel berwarna gelap, yang kedua tangan memegang papan bertulis kan nama nya dan di tulis sangat besar.
venus melangkah cepat ke arah pria tersebut tanpa memperduli kan suara tara yang ber halo halo di ujung telfon, tangan venus menarik lengan pria berseragam itu.

Venus Gnadeyn  : Gerhana Untuk Venus  (Menado, Sulawesi Utara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang