Malam itu saya mengajakmu tersenyum di depan kamera ponsel, demi mengabadikan kenangan yang mungkin tak punya reka ulang.
Dengan sedikit bingung saya menatap ke arahmu.
Lalu dengan sedikit bingung pula kamu menjawab ajakan tersebut dengan tanya, sederhana, tapi menjawab segala rasa ingin tahu yang sama."Untuk apa?" begitu tepatnya.
Kalau maksudmu untuk apa kita berfoto, maka jawabannya adalah untuk menyimpanmu dalam memori, menangkap segala hal yang mungkin tak terjadi dua kali.
Kalau maksudmu untuk apa saya mengajakmu dan bukan yang lain, maka jawabannya adalah untuk selalu mengingatmu, walaupun saya sendiri yakin bahwa melupakanmu adalah suatu hal yang mustahil.
Kalau maksudmu untuk apa kita membuang-buang waktu hanya demi sebuah bingkai foto, maka jawabannya adalah agar kamu selalu ada, karena untuk saya setiap hari adalah waktu yang menakutkan. Membayangkan esok tak ada lagi kamu, karena mungkin kita berdua bukan untuk selamanya. Maka saya berjaga-jaga, seandainya kisah kita harus berakhir bukan seperti apa yang saya mau, bukan seperti apa yang kamu harapkan.Namun taukah kamu, diam-diam saya menyimpan luka,
seperti yang tadi saya katakan padamu, tanyamu, menjawab apa yang saya ingin ketahui.Dari "Untuk apa?"-mu,
saya jadi tahu,
kamu meragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilustrasi Rindu
PoetryJangan lupa jalan pulang Hanya karena tidak terikat Bukan berarti ia tak ingin tahu Di mana hatimu tertambat